nine, runaway.

564 104 41
                                    

happy reading!

dan bahkan bila hujan membasuh bumi tanpa perlu di pinta, kesedihan dan kebahagiaan selalu sama, ia datang tanpa di kira.

yang datang kapan saja, kenapa tidak tinggal saja?

yang hilang tanpa kata, kenapa tidak pergi saja?

atau barangkali rotasi semesta memang begitu adanya.

sebuah kertas lonjong tergeletak tak bernyawa di atas meja ruang tengah. nafsu bercampur belenggu amarah dalam hati jeongin membuncah bebas tanpa bisa dicegah.

netranya tak sengaja menangkap potret dua carik kertas di bawah slot nakas paling bawah ketika jeongin mencoba mencari buku yang kemarin ia baca.

bukan buku yang ia temukan, tapi malah sebuah tiket lengkap dengan visa menuju california.

si tersangka berdiri dari posisi duduknya, berniat memberi penjelasan.

"hei, jeongin sayang dengarkan aku dulu-" hyunjin menggapai bahu yang lebih muda, namun jeongin dengan sigap menepisnya kuat-kuat.

"apa kau gila, sam?! apa kau pikir aku bodoh?!" 

"tenang, dengarkan aku dulu, sayang-"

wajah jeongin semakin memerah menahan amarah. 

pertengkaran kembali, rasa-rasanya mereka memang tidak cocok untuk ditakdirkan bersama.

"kau mau membawaku pergi, benarkan?!"

hyunjin mengusap wajahnya lelah, di antara suasana hatinya terdapat satu rasa kesal yang mulai merebak.

rahangnya yang tegas semakin dibuat keras dengan alis yang mulai bertaut. emosi hyunjin ikut terpancing melihat jeongin yang membentaknya seperti ini.

"ya, aku ingin kita pergi, pergi meninggalkan segala hal dan memulai hidup baru tanpa ada siapapun yang mengganggu."

"fuck you, sam."

bugh!

puncak kemarahan jeongin sudah menembus akalnya. tanpa takut ia menonjok rahang dan wajah hyunjin berkali-kali hingga membuat yang lebih tua berdesis kesakitan memegangi sebelah pipinya yang memar.

jeongin kira setelah semua ini dirinya akan merasa lega, namun tidak. sekali lagi, takdir tak pernah berpihak kepadanya.

kewarasan hyunjin yang tinggal secuil di tanggal paksa begitu saja. tempramental menguasai emosinya yang sembrawut. ia tak lantas membalas jeongin membentak, hyunjin hanya tersenyum kecil menyeringai seram sembari mengelap sudut bibirnya yang berdarah. 

venom - hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang