two, help me!

789 135 21
                                    


happy reading!

tengah malam menuju pagi, ketika angin masih berhembus dingin, dan mentari bahkan belum kembali dari peradaban. cahaya bulan di angkasa lepas terlihat memantau sesosok ringkih yang kini berjalan dengan keadaan jauh dari kata baik.

entahlah, laki-laki itu terlihat memandang jalanan tanpa aspal penuh ilalang dengan perasaan berdebar, penuh kepanikan dan pupil mata yang berotasi kesana kemari waspada.

ia kebingungan, demi tuhan! tempat macam apa ini?

hoodie hijau yang ia kenakan terlihat basah oleh keringat dan air dari ilalang yang berembun menyentuh tubuhnya.

dalam hati ia berdoa supaya sosok itu tidak menemukannya. di sela langkahnya yang ringkih, jeongin terus menangis dan memikirkan kakaknya yang pasti khawatir karena ia menghilang.

jeongin tidak bisa melihat dengan jelas, cahaya remang bulan tak mendukungnya untuk melihat keadaan sekitar yang gelap gulita. jeongin hanya terus berjalan dan berjalan.

kakinya terasa sakit, mungkin karena pegal berjalan cukup jauh dan juga luka luka di telapk kakinya yang tercipta karena bergesekan langsung dengan tanah dan bebatuan kecil.

disaat seperti ini jeongin sedikit menyesal karena jarang keluar rumah dan mengeksplorasi banyak tempat, karena sungguh jeongin tidak pernah tahu melbourne yang ia kenali sebagai pusat kota yang tak pernah tidur ini memiliki sebuah kawasan lengang penuh ilalang yang jauh dari perkotaan.

ditengah keterdiamannya, suara deru mesin mobil terdengar menyambangi telingannya.

sial! sial! sial!

"oh my godness! shit, hiks—" jeongin tak hiraukan cucuran air matanya yang menangis deras, ia hanya terus berlari karena sosok itu tengah mengejarnya dengan sebuah mobil jeep berwarna kelam.

seseorang di balik kemudi hanya menyeringai tajam. ia tinggalkan mobil jeepnya dalam keadaan hidup dan memilih berjalan menghampiri rubah licik nya yang kabur.

"berlari tidak akan membuatmu selamat dariku, fox."

jeongin semakin takut, laki-laki itu kini hanya berjarak 10 meter. dan demi apapun, kakinya sudah sangat kram dan pikirannya kalang kabut.

grep!

"no—"

"i got you!"

"help me! if somebody's here, please help me!"

jeongin berusaha memberontak ketika pergelangan tangannya dicengkram erat. ia terus berteriak, berharap seseorang akan menolong meskipun pada akhirnya sia-sia karena orang yang menangkapnya itu menyuntikkan obat bius hingga jeongin hilang keasadaran seketika. dibawanya tubuh kurus itu dalam sekali gendongan menuju mobil jeep hitam yang terparkir di belakang.

pada akhirnya, laki-laki itu berhasil membawa rubah manisnya kembali ke dalam persembunyiannya.



"bagaimana perkembangan kasusnya?"

"tidak ada hal yang kita temukan, chan."

chan mendesah kecewa, lingkaran hitam di bawah kelopak matanya semakin merajalela. mendukung suasana hatinya yang buruk semenjak adiknya hilang tanpa jejak.

"ini sudah seminggu sejak adikku hilang. aku sudah tidak bisa berpikir jernih lagi, kevin."

kevin—seorang polisi yang bertugas menyelidiki kasus hilangnya jeongin alias sahabat chan sendiri hanya bisa menepuk bahu chan sembari menatapnya iba.

venom - hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang