1🔫

1.2K 50 0
                                    

***

Alhamdulillah, sekarang kalian sudah menjadi sepasang Suami-Isteri,” ucap seorang wanita paruh baya, sambil tersenyum senang. Memperlihatkan deretan giginya, yang sudah tidak lagi lengkap.

Sedangkan dua insan yang tengah duduk berhadapan dengannya, hanya tersenyum manis. Lebih tepatnya dipaksa 'kan. Terlihat si lelaki merangkul bahu isterinya dengan mesra, yang membuat wanita di sampingnya menatapnya dengan tatapan sulit di artikan.

"Iya dong, Oma. Iya kan sayang?" tanya lelaki tersebut, sambil memperkuat rangkulannya.

Si wanita kembali tersenyum paksa, saat lelaki tadi memperkuat rangkulannya. "Hahaha ... iya, SAYANG," jawabnya sambil menekan kata terakhirnya.

Tidak cukup disana, wanita itu pun langsung menginjak sebelah kaki lelaki tersebut. Yang berhasil membuat sang Empu, memelototkan matanya. Menahan sakit.

Mereka berdua adalah, Batara dan Rere. Keduanya menjadi korban perjodohan dari Nenek mereka. Mereka di jodohkan karena dulu Reny—Oma dari Rere dan Mery—Oma dari Batara, membuat janji bahwa nanti bila cucu-cucu mereka sudah dewasa, mereka akan menjodohkannya. Dan janji tersebut terlaksana, setelah Reny meninggal dunia. Satu Bulan yang lalu.

Semula Batara dan Rere, menolak keras perjodohan ini, apalagi Batara yang beralasan ingin fokus mengabdi pada Negara, sebagai seorang Polisi. Sedangkan Rere ... memangsih perempuan itu, tidak memiliki alasan untuk diberi 'kan.

Ditambah lagi, umurnya sudah dua puluh tahun, yang menurut Mery sudah pantas untuk menikah. Tapi ... mana mau ia menikah dengan Batara, si Polisi nyebelin yang pernah menilangnya.

Bukan hanya mereka yang menolak. Namun, kedua orang tua mereka, juga ikut menolak. Lebih tepatnya Ibu mereka. Karena mereka semua tidak mau jika anak-anak tercintanya tersiksa, hanya karena perjodohan konyol ini. Namun pada akhirnya, penolakan mereka tidak membuahkan hasil. Yang membuat Batara dan Rere terpaksa harus menikah.

Mery menatap curiga pada Rere dan Batara, kini mimik wajah wanita tua itu, berubah menjadi serius. "Kalian kenapa?" tanyanya dengan serius.

"Hm?!" beo keduanya, kemudian saling menoleh.

"Panteslah, mereka kaya gitu. Namanya aja di jodohin," celetuk Hena—Bunda Batara dan Jeny—Mami Rere, secara bersamaan.

Keduanya saling menatap sinis, saat baru menyadari jika mereka berbicara dengan bersamaan. Kemudian kembali membuang muka.

"Maksud kalian?!" Mery menatap Hena dan Jeny, dengan tatapan mematikan. Yang membuat keduanya menelan ludah dengan susah payah.

Keduanya tersenyum kaku, "enggak kok, Oma!" jawab mereka dengan kompak.

"Iya Oma, gak papa kok," tambah Reza—Ayah Batara dan Erga—Papi Rere. Kedua pria gagah itu, langsung menarik isterinya masing-masing. Yang membuat keduanya, cemberut.

Mery memincingkan matanya, kemudian kembali beralih menatap Batara dan Rere. Batara dan Rere kembali berpelukan sambil tersenyum manis, saat Mery menatap mereka. Sedangkan Mery tersenyum bahagia, melihat keduanya.

"Awas ya lu, gue bales. Karena lu, udah peluk-peluk gue!" bisik Rere penuh penekanan. Sedangkan Batara, hanya menatap nya dengan malas.

"Hati-hati di jalan! Semoga kalian suka, sama Rumah-nya!" teriak Mery, sambil melambaikan tangan. Setelah mobil yang dipakai oleh Batara dan Rere, meninggalkan pekarangan rumahnya.

"Semoga, kamu gak tersiksa, Sayang. Dan semoga, Rere gak cakar-cakar kamu ya," celetuk Hena dengan dramatis.

Jeny membulatkan mata, saat mendengar ucapan Hena. Wanita berjilbab biru itu, menatap besannya dengan nyalang.

THE POLICE [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang