17. The Subconscious

87 44 15
                                    

Vio terkejut mendapati Alex berpenampilan amburadul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vio terkejut mendapati Alex berpenampilan amburadul. Rambut hitamnya acak-acakan, wajahnya pucat serta tubuh atletisnya yang lemas kini ditopang oleh Evan.

Vio bingung sekaligus tergagap, "Pak Alex? Pak Evan, kenapa Pak Alex?"

"Biarkan saya membawanya ke kamarnya lebih dulu." Vio langsung mempersilahkan masuk dan meraih tangan Alex untuk membantu memapah. Meskipun, membantu sedikit.

Setelah Alex tergeletak di ranjangnya, Evan dan Vio sudah berada di luar kamar Alex. Evan langsung merapikan jasnya.

"Pak Alex, mabuk. Jadi tolong, biarkan istirahat. Saat malam tiba, silahkan untuk mempersiapkan makan malam untuk Pak Alex agar segera sadar. Permisi." Evan meninggalkan Vio.

"Pak Alex mabuk?" monolog Vio sebelum dirinya masuk ke kamar Alex.

Di dalam, Alex terlelap di atas ranjangnya. Entah dari mana keberaniannya, Vio perlahan melepaskan sepatu lalu beralih pada jas pria itu yang nampak sesak.

Betapa terkejutnya gadis itu kala pergelangan tangannya dicekal oleh tangan besar milik Alex. Hei! Bahkan pria itu masih terpejam, bukankah itu sangat mengagetkan Vio.

"Saya cuma bantu ngelepasin jasnya Pak Alex. Nanti takutnya gerah atau gak nyaman sama tidurnya." Vio mencoba melepaskan cekalan Alex. "Pak Alex tidur lagi, ya? Nanti malam saya ke sini lagi."

"Vio."

Lagi-lagi Vio terperanjat mendengar suara berat Alex. Pria itu bahkan masih memejamkan matanya, Vio berpikir pria itu hanya meracau atau halusinasi belaka. Jadi, Vio melanjutkan langkahnya.

"Jangan pergi. Selangkah kamu jalan, saya beri hukuman buat kamu."

Vio memutar tubuhnya, kini langkahnya menuju ranjang di mana Alex tertidur. Ralat, terpejam.

"Saya di sini, Pak."

Entah melihat dari mana, Alex langsung menarik tepat tangan Vio. Alhasil, tubuh gadis itu yang ringan terjatuh dan jelasnya ambruk di atas tubuh kekar Alex yang masih terbalut kemeja.

"Pak?" Vio kebingungan.

Matanya dapat melihat jelas ukiran wajah Alex. Berada di sekitar 5 cm dari wajahnya, Vio dapat merasakan hembusan nafas pria itu. Aroma maskulin dan alkoholnya tercampur menyeruak di indera penciumannya.

"P-pak Alex mau apa?"

"Jangan pergi," racau Alex.

"I-iya, saya gak pergi. Saya mau duduk di sofa aja."

Vio menelan ludahnya kasar kala merasakan kedua tangan Alex melingkar di pinggangnya. Gadis itu semakin gugup dan bingung harus melakukan apa. Pikirannya buntu, tak tau harus melakukan apa. Seolah terhipnotis, tubuhnya kini tak bisa digerakkan.

SWEET REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang