Hari minggu tiba. Sudah lima hari setelah kepulangan Vio dari tempat terkutuk itu. Ia bersumpah akan membawa orang yang menjebaknya dan memasukkan ke dalam jeruji besi mengerikan itu.
Vio nampak duduk anteng di depan meja rias sambil menyisir rambutnya. Setelah menyelesaikan kegiatannya ia langsung turun ke bawah.
Mansion Alex terlihat sangat sepi. Bahkan tak terlihat satu orang pun yang melintas di sana. Apakah mereka meliburkan dirinya di hari minggu?
Vio mengedikkan bahunya acuh. Langkahnya menuju dapur. Seketika dirinya ingin masak-masakan lagi.
"Pak Alex, saya ingin membuat sarapan," lirihnya seperti meminta izin Alex.
Di lain tempat, seorang pria bertelanjang dada sedang menegak habis botol minumnya. Keringat bercucuran di mana-mana membuat siapa saja yang melihatnya ingin mengelap seluruh keringat itu.
Pria yang tak lain Alex, melakukan olahraga sejak jam tujuh pagi hingga kini jam setengah delapan. Dirinya melakukan olahraga di ruangan khusus olahraga yang ia bangun.
Handuk kecil yang menyampir di pundaknya langsung ia gunakan untuk mengelap keningnya yang penuh peluh.
Sudah cukup untuk beristirahat, ia berniat untuk membersihkan dirinya yang lengket akan keringat.
Berkisar setengah jam, pria itu sudah rapi dengan tampilan kasualnya. Kaos putih dengan jogger pants hitam. Rambutnya dibiarkan berantakan meninggalkan kesan seksi di wajah Alex.
Saat dipertengahan anak tangga, indera penciumannya berfungsi dengan tajam. Alex berniat untuk mencari aroma itu hingga tak sengaja pula mendengar suara seseorang.
"Vio? Kamu sedang apa?" tanya Alex membuat Vio menghentikan pergerakannya.
"Ah, kebetulan Pak Alex sudah turun." Vio menghampiri Alex di meja makan lalu menyerahkan sepiring pancake untuknya. "Saya bikin pancake madu. Pasti Pak Alex suka." Vio memancarkan senyumnya.
Alex menatap pancake itu sejenak. Seukir senyuman tipis tercetak di bibirnya.
"Terima kasih." Vio mengangguk.
Vio hendak meninggalkan Alex, namun Alex segera mencekal tangannya membuat Vio mengurungkan niatnya untuk pergi.
"Mau ke mana?"
Vio tergagap. "Ke atas?"
"Temani saya makan di sini."
Vio tercekat. Lagi-lagi pria itu menginginkan Vio menemaninya. Dengan sisa ketegangannya, ia menarik kursi yang berada di depan Alex.
"Kamu ada jadwal hari ini?" tanya Alex sembari melahap pancake buatan Vio.
Vio menopang dagunya, matanya bergulir ke atas seolah berpikir. "Uhm, gak ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET REVENGE
RomanceAlexander Gevian Xavier. Pria berumur 27 tahun dengan pahatan wajah yang tampan. Namun sayang, pria dengan panggilan Alex itu memiliki dendam pada sosok yang telah membunuh mendiang Ibunya. Gadis bernama Laurel Viona, dituduh sebagai tersangka atas...