Baju Bodo

21 4 0
                                    

"Yang barusan gue liat apa? Mimpi?"

Ini seperti halusinasi tapi mendakak gue nyuruh Milk nyubit pipi gue kok sakit. Bahkan sampe sekarang gue masih penasaran dengan siapa sosok wanita bersanggul itu. Ada kali setengah jam gue mikir itu siapa.

"Tiya, lu gak usah deh sosoan over thinking. Biarin aja udah."

"Lu liat juga 'kan tadi, kok bisa-bisanya lu tenang kayak gak panik gitu sih, mek..."

"Ah, mati lampu!" teriak Milk.

Mendadak situasi kamar jadi gelap gulita, untung aja masih ada touch lamp portable yang membuat ruangan sedikit meremang. Telinga gue juga tiba-tiba berasa dingin, ini karena panik atau gejala dideketin something, sih. Lagi-lagi gue mikirnya kelebihan dosis.

"Curiga gue ini pasti ada hubungannya dengan kostan si Aom, atau jangan-jangan hantu Alrissa datengin kita, Milk?!"

"Stop, Tiya!"

Gue dan Milk teriak sejadi-jadinya. "Gue takut!" teriak gue dalam hati. Ngapain juga gue sampe kepikiran buat ceritain ini di rumah. Mana laper lagi.

"Tenang, Tiya. Tenang..." Milk nyoba nenangin gue tapi dari wajahnya sebenarnya dia gak kalah paniknya dari gue. "Elu sih, pake reka ulang kronologi segala."

Milk ngomel-ngomel. Karena udah mendingan dan mulai terbawa suasana akhirnya kita berdua nganggepnya lucu aja.

Gue terus-terusan istighfar, sambil baca-baca do'a yang masih gue hapal. "Nyebut, Milk. Nyebut. Audzubillah himinas syaiton nirojim... Astaghfirullah al adzim...."

"Astaghfirullah, ya Allah..., Astaghfirullah, ya Allah.... Eh, ngapain gue ikutan nyebut? Gue Kristen, Tiya!"

Seketika gue ngakak, lagian kita berdua sama-sama panik. Gak ada yang lebih seram pas mati lampu, gue ngaca di cermin.

"Ngapain sih, Tiya? You better order some food, deh. Laper." tukas Milk.

"Coba deh perhatiin muka lu baik-baik di cermin. Sini."

Tiba-tiba bayangan gue di cermin berubah jadi wanita bersanggul beserta perhiasan kepalanya, lengkap! Wanita itu terlihat memakai baju Bodo khas Sulawesi yang sempat gue lihat tadi. Mukanya pucat, bibirnya tipis sembari tersenyum, dan matanya sayu menoleh ke bawah.

"Milk, ini masih gue, 'kan?!"

Gue, gara-gara iseng baca-baca dan praktik ritual majalah Hidayah, 'Cara Melihat Dedemit'. Merasa hina dengan kelakuan gue sendiri.

"Tiya tolol!"

Siapa Itu? the SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang