Bagian empat 🐍

19 5 4
                                    

Vote dan komen dulu ygy

Happy reading, semoga suka.

.
.
.
.
.
.

Saat ini kelas Selesa dan juga Jura tengah mengambil absensi kehadiran siswa siswi.

Satu persatu nama sudah di sebutkan lalu kemudian tiba giliran nama Jura yang dipanggil.

"Menjura Wanodya Meraki? Siapa gerangan?" Tanya seorang guru di depan sana, sedangkan orang yang ditanya tengah asik dengan dunia mimpinya.

"Menjura Wanodya Meraki, tolong angkat tangannya, jika tidak saya anggap Alfa." Untuk kedua kalinya namanya terpanggil tetap tidak ada reaksi apa apa dari sang empu, sedang kan Selesa yang awalnya termenung jadi tersentak akibat suara gurunya yang terlalu besar.

"Jura, itu namamu dipanggil. Ayo bangun sebelum guru itu sadar." Bisik Selesa dengan merendahkan sedikit kepalanya. Jura hanya merespon dengan deheman, sepertinya dia kelelahan hingga berakhir ketiduran seperti ini.

Selesa yang melihat itu menjadi berfikir supaya Jura aman dan tidak mendapatkan hukuman.

Jadi ketika dia mengingat sesuatu dia mulai melakukannya. Lalu setelahnya semua kembali aman dan  Selesa kembali dibuat makin tak percaya bahwa dia memang bisa melakukan apa saja atas keinginannya.

Absensi masih berjalan, hingga ke absensi terakhir lalu selanjutnya pelajaran pun dimulai.

.
.
.
.
.
.

Namanya  Asishree Akshaya, orang-orang sekitarnya biasa memanggilnya ree. Dia seorang yang abadi. kenyataan itu tentu tidak diketahui orang-orang, hanya mereka yang mempunyai kelebihan lah yang mengetahui hal ini. Salah satunya, adiknya.

Ree dulu juga begitu, belum mengetahui fakta tersebut. Tapi ketika ada sekelompok orang yang ingin membunuhnya dan berhasil membuat semua sarafnya mati, Ree kira dia tidak berada di dunia ini lagi untuk selamanya.

Tapi ternyata Ree salah, sebelum dirinya dibawa ke rumah sakit ada seseorang yang membawa tubuh tak berdaya Ree ke suatu tempat yang jauh dari kota.

Ree saat itu yang sedang  berada di dunia lain bisa melihat dengan  jelas apa yang dilakukan orang tersebut, dia seorang kakek tua yang membawa tongkat kayu sebagai penompang jalannya.

Tapi saat hendak mengangkat tubuhnya, tongkat itu menghilang lalu kakek itu berubah wujud menjadi seseorang yang memiliki paras yang sangat tampan menurutnya.

Ree tentu tidak bisa berkata, dia hanya memperhatikan apa yang tengah beliau lakukan pada tubuhnya, lalu saat beliau mendongakkan kepalanya beliau seperti tersenyum, tapi itu entah ditujukan kepada siapa, Ree tidak tau.

Lalu selanjutnya semua menjadi berubah sejak saat itu. Semua tidak lagi sama, dirinya bukan lagi Ree yang biasa. Yang sekarang hanya ada Ree yang berbeda dengan kemampuan yang dia miliki.

Awalnya Ree tidak percaya tapi ketika dia ingin menyentuh atau memegang sesuatu, pasti barang tersebut langsung berpindah tempat.

Sebelum Ree bisa mengendalikannya Ree tentu banyak mengalami kesulitan, akan tetapi adiknya selalu mensupport Ree dan alhasil semua bisa teratasi.

.
.
.
.
.
.
.
.

Sore telah datang, saatnya para pekerja pulang ke rumah masing-masing untuk berkumpul kembali bersama keluarga mereka.

Sedangkan Selesa? Tentu dia tidak begitu, walau pun jauh dari keluarga Selesa tentu tidak akan lupa selalu mengabari keluarga nya, contohnya saja saat ini. Selesa tengah melakukan video call dengan keluarganya, di ujung sana keluarganya tampak heboh saat tau dirinya menelfon.

life of a Fortune teller Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang