"Maaf mungkin pertengkaran kami kemarin membuatmu tak nyaman. Tapi seperti yang kau lihat," Mayleen menurunkan baju kerah tinggi yang sengaja dikenakannya guna menutupi bekas perbuatan Jung. "Ini sudah keterlaluan. Jung wants sex and forces me when i don't want. Aku belum mau punya anak. Aku belum siap karena lihat bagaimana sibuknya aku, Miyu? Kuharap kau lebih memahaminya."Miyu melihat bekas gigitan Jung tercetak jelas di kulit leher hingga pundak Mayleen. Apa menikah dan melalukan seks itu salah? Miyu terlalu naif. Maaf Mayleen, Miyu tidak mengerti.
"Lalu kau benar-benar mau melaporkannya?" tanya Miyu setelah dia meringis melihat kondisi Mayleen.
Mayleen meraih gelas kopinya dan membalas tegas. "Sure! Jika suami memaksa istri melakukan hubungan seks saat si istri tak mau itu bisa jadi perkara serius. Kita wanita juga punya hak untuk menolak diperlakukan semena-mena, Miyu. Ini nasihat terbaik yang bisa aku berikan padamu sebagai sesama wanita. Menikahlah dengan pria yang bisa memahamimu lebih baik daripada dirimu sendiri."
Mayleen menyeruput es kopinya. Dia masih belum selesai. "Dan kalau nanti kau menikah, aku sarankan kau harus benar-benar siap menghadapi kehidupan setelah menikah. Itu bagian terberat yang harus kau lalui. Aku akui itu saat ini. Jangan salah memilih laki-laki."
Miyu mengangguk. Dia masih belum punya pasangan, tapi dia akan simpan nasihat Mayleen baik-baik. Sepertinya akan berguna. walaupun Miyu tak paham kenapa Mayleen seolah bilang bahwa dia sudah salah memilih laki-laki.
Jung pria baik. Dia juga perhatian. Apa salahnya?
"Aku senang kau sukses meniti karir," ujar Miyu. "Tapi aku agak prihatin dengan Jung. Dia cerita padaku apa yang dia alami."
"Dia memang sebodoh itu, Miyu. Mau-mau saja dikambing hitamkan. Sekarang mana ada yang mau menerima karyawan yang punya rekam jejak sepertinya. Jadi, aku menyuruhnya di rumah saja mengambil alih tugas-tugasku. Dia lebih cocok melakukan itu. Walau setelah kupikir-pikir, dia butuh bantuan. Makanya aku senang saat kau bersedia bekerja di rumah. Aku kurang baik apa coba kau pikir saja?"
Miyu tersenyum. Dalam hati dia mengasihani Jung yang benar-benar sabar melalui cobaan ini. jarang ada laki-laki yang rela menurunkan egonya dengan mengambil alih tugas istri. Tau sendiri kan ego laki-laki seperti apa?
"Oh ya apa kau tau Lucas si kapten sepak bola kita dulu?" tanya Mayleen.
Miyu mengangguk. "Ya. Aku ingat. Siapa yang bakal lupa pribadi mencolok sepertinya." Miyu terkekeh mengingat tingkah si biang narsis sejagad. Tapi dia juga populer. Musuhnya Jung. "Memangnya kenapa?"
"Dia baru kembali dari Amerika dan belakangan bakal menggantikan ayahnya memimpin perusahaan. belakangan dia sering mengajakku dinner. Minggu depan dia bahkan mengajakku pergi ke Jepang untuk liburan."
"Kau ... sudah minta izin suamimu?"
"Kenapa?"
Miyu mengerjap. Kenapa Mayleen justru bertanya 'kenapa' balik. "Ya karena dia suamimu."