BAGIAN 12

761 114 3
                                    

Di malam yang sudah larut ini, Rosé bersama dengan teman sekosnya Chaca, Irene, dan Yeri sedang menemani Lisa yang sedang patah hati karena Bram baru saja menjalin hubungan asmara dengan Erlina, anak fakultas seni. Kabar dari Bram itu tentu membuat Lisa nyesek bukan main hingga pada akhirnya menyeret teman-teman sekosnya ke Vintage, sebuah tempat hiburan malam, banyak orang dengan pakaian seksinya dan para cowok yang mencari kepuasan disini.

Tak terkecuali Rosé dan teman-temannya, dengan pakaian seksinya, pesona mereka memabukkan para pria. Namun tujuan mereka ke sini bukan untuk menggoda para lelaki.

"Yaudah sih Lis moveon aja. Mending sama Tendra aja." Ucap Yeri setelah menyesap minum alkoholnya.

Tendra, teman organisasi Jeffrey. Sudah lama menaruh ketertarikan pada Lisa, namun Lisa terlalu dibutakan akan cintanya pada Bram.

"Gak bisa segampang itu Yeri." Ucap Lisa disela tangisnya.

"Kayak gak ada cowok lain aja sih Lis. Si Bram udah seringkali kek gini. Dia gandeng cewek berbeda-beda terus dipacarin tapi dia gak mau ngelepas lo, giliran lo deket sama cowok lain tuh kadal mencak-mencak ngelarang pake acara ngancem yang enggak-enggak." Ucap Chacha yang diangguki Yeri.

"Tau nih, dikira dia cakep kali ya?" Irene bersuara.

Rosé masih menikmati ssegelas kecil vodka miliknya sembari mendengarkan teman-temannya mengumpati Bram. Semua cowok memang tak bisa dipercaya ya termasuk Jeffrey dan teman-temannya. Modelan adem ayem seperti Elang aja masih bisa Rosé sebut brengsek karena kelakuannya dibelakang Chaca apalagi modelan Bram yang suka ghosting sana-sini.

"Jauh-jauh dari Bram deh mulai sekarang Lis, lo pantes dapat yang lebih baik. Gak usah ngarepin cowok kadal itu, muka pas-pasan aja sok mainin cewek." Ucap Rosé yang akhirnya bersuara.

"Nah setuju gue nih." Ucap Yeri.

"Udah, sekarang udahan galau-galaunya, turun yuk. Seru kayaknya." Irene menunjuk dance floor yang ramai.

"Gass." Chaca langsung menarik Lisa begitu juga dengan Irene yang menarik Rosé sedangkan Yeri sudah berjalan duluan.

Awalnya dengan setengah hati Rosé menuruti teman-temannya untuk ikut menggerakkan tubuhnya mengikuti musik yang dimainkan DJ dengan penerangan cahaya yang samar, namun lama-lama ia pun menikmati apa yang ia lakukan, ia membuang semua beban pikiran yang beberapa hari ini sangat mengganggu dirinya, hari ini Rosé ingin bebas ia tak akan memikirkan apapun.

Tak hanya Rosé yang melepaskan beban pikirannya, nampaknya Lisa pun melakukan hal yang sama terbukti dengan gadis itu yang kini sudah menikmati musik DJ bersama seorang pria bule, keduanya bahkan tampak intim dengan si pria yang memeluk pinggang Lisa mesra dan Lisa yang mengalungkan lengannya di leher si pria.

Irene, Yeri, dan Chaca entah dimana. Sepertinya ketiga gadis itu lebih memilih bergerombol bersama memisahkan diri dari Rosé dan Lisa.

********

Ketika para gadis sedang menghabiskan malam mereka di sebuah club malam, sekumpulan pria yang menamakan dirinya Altissimo ini sedang berkumpul di rumah sakit ditemani dengan seorang gadis seumuran mereka.

Tadi Jeffrey yang sedang bermain game console tiba-tiba mendapat panggilan dari Julia, Julia mengatakan bahwa Dika sudah sadar dan tanpa pikir panjang Jeffrey menghubungi teman-temannya untuk segera ke rumah sakit, dan pada akhirnya di sinilah mereka, dengan jaket kebanggaan mereka menatap Dika yang sedang diperiksa oleh dokter.

"Gue beli kopi dulu deh, kalian pada mau gak?" Miguel menawarkan.

"Beliin aja semuanya jangan lupa si Jeffrey gak minum kopi beliin dia susu." Ucap Elang.

PERMEN KARET ||JAEROSEKOOK||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang