BAGIAN 17

761 93 5
                                    

Pagi ini mentari bersinar sangat cerah begitupun dengan mood seorang pemuda yang kini mengelap setiap body mobilnya tentunya setelah mencucinya hari ini moodnya sangat bagus dikarenakan ia yang sebentar lagi akan berbelanja bersama kekasihnya, siulan di bibirnya terhenti kala sebuah mobil yang sangat ia kenali memasuki pekarangan rumahnya dan berhenti di belakang mobilnya, si pengemudi turun membuat Jeffrey yang tadi moodnya sedang sangat baik langsung anjlok drastis memburuk kala melihat si pengemudi mobil yang berjalan ke arahnya, si tamu yang tak lain dan tak bukan merupakan saudara tirinya, Theo.

Jeffrey menatap tajam dengan rahangnya yang mengeras menatap Theo yang seenaknya datang merusak moodnya.

"Gue gak merasa menerima tamu jadi silahkan angkat kaki dari rumah gue." Ucap Jeffrey mengusir.

"Jeff kita perlu bicara." Ucap Theo.

"Gue gak pernah punya urusan apa-apa sama lo, jadi gak akan pernah ada pembicaraan antara kita." Ucap Jeffrey berbalik berjalan hendak memasuki rumahnya.

"Jeff please pulang, Papa sakit dia benar-benar butuh lo."

Langkah yang tadinya terhenti kini ia lanjutkan, menutup dengan keras pintu rumahnya membuat Theo hanya menatap pintu rumah Jeffrey sembari menghembuskan nafasnya berat, sulit sekali membujuk Jeffrey. Jeffrey dan keras kepalanya itu merupakan hal yang sulit dipisahkan.

****

Jeffrey hanya pasrah mengikuti Rosé dengan mendorong troli yang berisi barang-barang untuk kebutuhan rumah Jeffrey, moodnya masih belum membaik perkara kedatangan Theo tadi pagi. Rosé yang tahu akan Jeffrey yang sedang tidak mood hanya diam saja memilih cuek dan fokus memilih barang untuk kebutuhan Jeffrey, namun jika dibiarkan lama-lama Jeffrey dengan mood buruknya itu ternyata juga tidak baik, sangat mengganggu orang lain juga pastinya.

"Please deh Jeff kita datang ke sini untuk belanja ya bukan cari ribut." Ucap Rosé menatap Jeffrey sebal.

Jeffrey hanya diam mengacuhkan Rosé membuat gadis itu mendengus kesal. Ini siap sih yang pagi-pagi udah hancurin mood Jeffrey?

"Kamu tuh mau sampai kapan pelototin orang-orang di sini, gak nyaman tau Jeff." Ucap Rosé kesal.

Ya sejak tadi emang Jeffrey yang sedang dalam mood buruknya itu membuat Rosé berkali-kali menatap sungkan pada pengunjung supermarket dikarenakan Jeffrey dengan wajah datarnya juga tatapan tajamnya itu seakan-akan ingin membumihanguskan supermarket ini.

"Apa?" Kesal Rosé pada Jeffrey yang hanya menatapnya saja, "Orang emang kalau badmood suka mendadak bisu."

"Ck, maaf." Ucap Jeffrey.

"Ya kalau minta maaf gak usah pake melotot juga."

Jeffrey menghembuskan nafasnya berat sembari memejamkan matanya sebentar. Lalu menatap Rosé lembut dengan seulas senyuman yang membuat lesung pipinya terlihat.

"Maaf ya sayang." Ucap Jeffrey sembari mengelus kepala Rosé membuat gadis itu tiba-tiba bersemu merah di kedua pipinya.

'Astaga ini kenapa Jeffrey jadi semanis ini, Aargh gak kuat'

"Yaudah ayo lanjut lagi." Ucap Rosé salah tingkah lalu mendorong troli belanja mereka.

"Loh sayang kita belum ambil sayur, kamu bilang mau aku bikinin salad." Teriak Jeffrey karena Rosé sudah menjauh.

PERMEN KARET ||JAEROSEKOOK||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang