📖 [ 𝐊𝐢𝐧𝐠𝐝𝐨𝐦 ]

23 1 0
                                    

Dabi © Kōhei Horikoshi.
Jane © aby09099
Dabi × Jane (oc)
Made by @aby09099
Kingdom! Au

! Warning!
- OOC
- cringe (fak)
- hars word

"Tuan Put- Nona, apakah Anda yakin kalau ini adalah ide yang bagus?" Yang ditanyai mengangguk, tetap teguh pada pendirian dan ide-idenya.

Edgar menghela napas cemas sembari terus menatap sang Tuan Putri yang kini seharusnya berada di arak-arakan ketika festival diselenggarakan. Namun sekarang dia malah berada di sini sembari memilih beberapa perhiasan dengan menyamar sebagai bangsawan biasa, bukan seorang Putri.

Setelah mereka melewati beberapa kedai bunga, sesaat perhatian Edgar teralihkan pada poster yang menempel sepanjang jalan.

'Seorang pangeran dari negri sebrang menghilang, bagi yang dapat menemukan akan diberikan seratus keping emas'

Tentu saja itu sangat mencemaskan. Si Pangeran dari negeri sebrang itu adalah tunangan sang Putri, dan Raja memutuskan untuk tetap menyelenggarakan festival walau tunangan putrinya menghilang guna menutup kecemasan masyarakat. Walau beberapa bangsawan berpikir kalau itu adalah cara yang tidak efisien dan mempernyempit proses pencarian.

Edgar mengembalikan fokusnya ke depan, tempat di mana sang Tuan Putri seharusnya ada di sana. Ya, dia memang ada di sana. Pada sebuah kedai bunga, namun tengah berhadapan dengan seorang pria yang sekali lihat pun menurut Edgar sangat mirip dengan wajah Pangeran hilang yang pernah dia lihat pada batu rekaman saat awal hilangnya pria itu.

Dan sesaat kemudian, mata Edgar membola. Sebab saat Tuan Putri meletakkan tangannya di atas telapak tangan laki-laki itu, mereka menghilang dalam sekejap.

────────────────

"A- Apa-apaan!?" racau Jane—sang Tuan Putri—ketika merasakan tubuhnya melayang. Walau sesaat kemudian dia terdiam karena tubuhnya kembali menapak.

Dia menatap bingung pria di hadapannya, alisnya berkerut bersamaan dengan matanya yang menyipit.

"Apa maumu?!" sentak Jane was-was, dia bergerak mundur—guna mengambil jarak—dengan mata yang masih terbuka lebar karena kaget dengan sensasi sihir yang merambati tubuhnya. Seingatnya, pria itu hanya memintanya untuk meletakkan telapak tangannya di atas telapak tangan pria itu. Teleportasi tak ada pada ucapannya.

Pria yang ada di hadapannya tersenyum simpul. Ah, melihat senyumnya itu Jane semakin merasa aneh, sebab dia terlihat sangat mirip dengan seseorang yang dikenalinya.

"S- Shoto?!"

Senyum sang pria luntur sesaat, kemudian mimik wajahnya kembali seperti semula. "Siapa Shoto? Panggil aku Dabi."

────────────────

Jane menatap pria di depannya dengan tatapan aneh. Dabi—nama yang disuarakan pria itu sebagai miliknya—sedang memilah beberapa buku pada rak miliknya.

Apakah ini yang dinamakan sihir? Jane tak merasa takut. Tak ada keinginan untuk kabur sedikit pun. Hanya ada setitik rasa gusar dan bingung. Dia bahkan hanya diam dan tetap tenang ketika orang asing itu mengambil sebuah buku dan berniat memperlihatkannya pada wanita itu.

HARI DONGENG || PUNGUDEVENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang