Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝𝙳𝚒𝚟𝚎 𝚍𝚎𝚎𝚙 𝚒𝚗𝚝𝚘 𝚢𝚘𝚞𝚛 𝚑𝚎𝚊𝚛𝚝❞
. . .
"Kau baru bisa ke-permukaan jika umurmu sudah menginjak 18 tahun."
Selama nyaris 10 tahun lamanya aku mulai kenyang mendengar janji ayah, tapi syukurlah hari ini akhirnya aku menginjak umur yang ditetapkan.
Seharusnya, naik ke permukaan tidak akan memberi masalah apapun padaku, tapi aku salah.
Tidak, aku tidak akan salah, jika saja pemuda itu tidak muncul dihadapanku.
Manik rubyku tidak lepas memandangi betapa rupawannya manusia yang tengah berdiri tegap di ujung kapal besar tersebut, jantungku berdegup lebih cepat.
Kutangkupkan tanganku, dalam hati kumulai merapal doa.
"Tuhan, bolehkah kiranya hamba mengenal dekat manusia tersebut?"
= 🌊 =
Badai tengah bertiup kencang di permukaan sana, aku mulai sedikit gelisah, firasatku mengatakan dia tengah berada dalam bahaya sekarang.
"Tidak ada yang meninggalkan lautan hari ini, permukaan sedang dilanda badai besar."
Aku mendengus sebal tatkala Ayah— entah muncul darimana membuatku gagal mengintip permukaan.
"Biarkan saya mengintip sedikit Ayah, sejak kemarin saya sibuk mengikuti kegiatan istana hingga tidak sempat ke permukaan." Pintaku dengan sedikit memelas, Ayah tetap menggeleng mantap.
"Ayah tidak menerima segala alasan, ini demi keselamatanmu juga."
Aku mencebik kesal lalu berenang cepat menuju kamar.
