05. Pertemuan

113 0 0
                                    

Perlahan Alex mulai berjalan menuju meja bartender, namun fokusnya bukan pada apa yang seharusnya ia tanyakan pada bartender, melainkan pada seorang wanita yg duduk sendiri dengan wajah yang selalu menunduk

"mas" panggil Alex pada sang bartender

"ia pak"

"pesanan Wine atas nama Dimas ada"

"ohh ada pak, kenapa bapak tidak memanggil waiters saja di meja bapak, nanti biar waiters kami yang bawakan

"dari tadi sudah coba panggil, tapi kayanya karna lagi rame jadi gak ada yg sempet ke meja saya"

"oh maaf bila begitu pak, bapak silahkan menunggu di meja nanti biar teman saya yang antar"

"okeh"

Ketimbang langsung kembali ke mejanya, Alex justru tetap di meja bartender, duduk persis disamping perempuan yang sejak tadi menarik perhatian Alex, ada jarak 1 bangku kosong diantar mereka. Alex sengaja sedikit menjaga jarak darinya sebab Alex masih ragu apa ia mengenal perempuan itu atau tidak.

Setelah beberap saat, perempuan itu mengangkat kepalanya, membuat wajah yang sedari tadi tersembunyi dibalik tundukan sedikit terlihat saat terkena lampu di bar

Perlahan Alex ingat, ternyata perempuan itu adalah perempuan yang sama yang ia lihat di pinggir jalan sedang bertengkar dengan kekasihnya, dan,,,,
Ya,,,, wanita itu juga yg kemarin ia lihat di Bandung saat di rumah sakit saat menjenguk ibu mertuanya

Dan apa ini sekarang ia bertemu lagi disini, entah kebetulan yang sangat aneh

Tapi setalah mengingat semuanya, rasa penasaran Alex sudah hilang terhadap perempuan itu, Alex pun memutuskan kembali ke mejanya, tapi sebelum melangkahkan kaki tbtb ada seorang lelaki yang menghampiri perempuan itu

"ini cara satu-satunya lo bisa melunasi hutang bapa lo yang puluhan juta itu ke gwe, dan lo ingat bahkan kemarin gwe yg bantu lo lagi, minjemin duit bwat bayar biaya rumah sakit ibu lo,,,," ucap tegas pria itu

"lo harusnya bersyukur dan berterimakasih ke gwe, gwe yang selalu bantu keluarga lo, dan gwe masih sabar nunggu keluarga lo melunasi utang yang sudah bertahun-tahun gak bisa kalian lunasin, tapi sekarang ini bapa dan ibu lo sudah mati. Lo yg wajib bayar utang2 mereka, dan gwe mau secepatnya, gwe gak mau nunggu lagi, dari pada nanti lo menyusul bapa dan ibu lo dipendem di tanah yg ada gwe kehilangan semua uang-uang gwe, lo ngerti! "

Alex mendengar percakapan mereka berdua, walaupun musik disana sangat berisik namun karena sedari awal Alex sudah memfokuskan pendengarannya sehingga ia bisa mendengarnya dengan jelas.

"saya mohon, tolong kasih saya waktu bang, saya pasti bayar semua utang2 keluarga saya, saya akan kerja jadi pembantu, sales, atau apapun itu yg halal dan akan mencicil pelunasan semua utang2 itu" ucap sang perempuan sembari menangis, wajah sedih semakin terlihat entah mengapa Alex merasa iba pada perempuan itu, tapi ya apa urusan Alex pada nya tohh mereka bahkan tidak mengenal sama sekali

"gk bisa, saya mau uang itu sekarang ! "

"kalau sekarang saya tidak punya uang sama sekali bang"

"ya makanya ini gwe bawa lo kesini"

Tak lama datang seorang perempuan, jika dilihat-lihat wajahnya sudah berumur, namun penampilannya benar-benar tidak pantas dikenakan oleh perempuan seumurannya, belom lagi makeupnya yg terlalu tebal membuat penampilnnya semakin gk jelas dimata Alex

"jadi ini cwe yg lo mau jual ke gwe"

"ia madam, masih orisinil, masih muda juga, lumayan cantik juga kan madam" ucap sang preman

AlexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang