¦2

19 4 0
                                    

Matahari sebentar lagi akan terbenam dan keempat remaja ini masih kunjung berada di hutan. Sejauh mereka berjalan bukannya sampai ke pemukiman, tapi malah masuk semakin jauh ke dalam hutan. Winwin berpikir demikian setelah menyadari hutan yang semakin lebat dan minim cahaya yang membuat disana terasa lembab.

Winwin berhenti melangkah, membuat mereka serempak berhenti, "Kita udah jauh banget dari lokasi camp, kayanya kita salah jalan. Ini kawasan liar."

"Tinggal bilang nyasar aja banyak teori," Jaehyun meletakkan ransel Jungwoo ke tanah dan menyender ke pohon besar di sampingnya, ia kelelahan, "Udah sore, kita mau bermalam disini apa gimana?"

Pelan pelan Jungwoo menurunkan Jisung, mendudukkannya di sebuah dahan kayu yang tumbang, "Bongsor juga ya lu, untung gue berotot."

"Gak ada sinyal."

Jaehyun berdecak malas melihat Winwin mengangkat ponselnya tinggi tinggi, "Dari awal emang udah gak ada sinyal, sampe baterai hp gue abis juga gak ada sinyal. Mana powerbank di bawa tiway, asu."

"Jaga biacara lo, ini tempat asing." tegur Jungwoo.

"Hooh."

"Gue mau tanya," celetuk Jisung yang membuat semua menoleh ke arahnya, "Kalian kenapa bisa ketinggalan bus?"

Jungwoo mendorong pelan kepala Jisung di bawahnya, "Lo sendiri?"

"Dah ketebak gue bakal ditinggal, gue jatuh sehari sebelum kita balik besoknya. Mana gak ada yang nolong, untung gue gak mati."

"Kalo gue gara gara nyari lo, Sung."

"Hah?" mata Jisung membola tidak percaya, "Gimana bisa?"

Tangan Winwin tergerak menepuk kepala Jisung yang duduk dengan senyum di wajahnya, "Lo udah nolongin gue waktu gue hampir ditimpa dahan pohon, gue gak bisa diem aja dong denger kalo lo hilang. Makanya gue ngusulin diri buat ikut pencarian."

Jujur Jisung dibuat terharu dengan ucapan Winwin, tapi ada satu hal yang membuatnya bingung, "Makasih banyak kak, tapi hubungannya kenapa lo ditinggal?"

"Gurunya sinting." celetuk Jaehyun dengan wajah menahan emosi, "Setelah Lee Jeno ditemuin meninggal mereka langsung mutusin buat pulang, gak peduli sama Winwin yang masih nyari lo sendirian."

Bukan hanya Jisung yang kaget, tapi Jungwoo juga, "Tunggu, maksud lo...meninggal..?"

Winwin menatap Jungwoo aneh, "Lo gak tau?"

"...engga weh."

"Jeno ditemuin meninggal gak jauh dari tempat camp, kondisinya buruk, berlumuran darah dan tangan kanannya hilang. Gak ada yang tau kejadiannya, temennya bilang Jeno cuma mau nelepon bentar setengah jam sebelum kumpul tapi gak balik balik."

Jisung yang mendengar penuturan itu auto bergidik lalu menatap Jaehyun, "Kira kira kenapa ya, dia punya musuh?"

"Ya mana gue tau," Jaehyun mendengus kemudian bersedekap dada, "Dan mereka beneran balik ninggalin kita, cih. Organisasi gak bertanggung jawab, gue bakal tuntut mereka abis ini."

Dengan senyum merekah Winwin merangkul pundak Jaehyun, "Jadi lo milih nyari gue dan gak ikut pulang? Duh terharu gue."

"Kalo lo ka--" lagi lagi Jisung kedapatan melihat Jungwoo melamun, "Kak Jungwoo?"

"Hm?" cowok itu menoleh dan menunduk, "Apa?"

"Lo serius gak tau kejadiannya, emang lo waktu itu dimana?" tanya Jaehyun.

Jungwoo menggeplak lengannya saat digigit nyamuk, "Malemnya gue keluar nyari angin, duduk di pinggir danau eh ketiduran disana sampe pagi. Pas balik tau tau tenda udah gak ada, untung tas gue ditinggal."

Jaehyun ketawa hambar menunjuk Jungwoo, "Santuy banget ya idup lo."

"Gausah tunjuk tunjuk, gue keritingin juga jari jari lo ntar."

Winwin menatap Jisung, "Lo bilang kelas sepuluh kan, kenapa bisa ikut camp murid kelas dua belas?"

"Gue ikut jadi panitia."

"Ooh."

Dasarnya mereka belum saling mengenal, hanya tau nama saja. Kecuali Jaehyun-Winwin, mereka teman sekelas. Dan untuk Jungwoo, cowok kelas sebelah angkatan Jaehyun juga. Cukup akrab. Jungwoo itu pembuat onar yang hidupnya dibawa santai.

Jaehyun menguap, "Jadi, kita istirahat disini?"

Tepat saat Winwin baru saja menatap semua temannya untuk minta pendapat Jungwoo langsung menjawab.

"Nggak, kita cari tempat lain."

"Tapi kenapa?"

Jungwoo menatap Jaehyun yang tadi bertanya, cukup lama.








































"Disini rasanya aneh, perasaan gue gak enak. Apalagi kematian Jeno di daerah ini yang masih misteri, kita harus cepet keluar dari hutan ini."




































































Detik kemudian mereka di kejutkan dengan kehadiran seorang laki laki berpakaian serba hitam yang berdiri di depan mereka berempat.

"Insting yang bagus, tapi kalian terlambat."

Neo Zone ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang