Seorang pria berbadan tegap berjalan ke arah Jisung, membuat cowok itu refleks mundur, "Jangan pernah berpikir untuk melarikan diri. Itu hanya kebodohan yang sia sia."
Jisung memberanikan diri bicara, "Y-ya emang kenapa?! Lo pikir gue mau diperbudak disini?!"
Situasinya masih sama. Di belakang pria itu penjaga bersenjata menyudutkannya, iblis iblis yang terbang di atas mereka juga menatap nyalang ke arahnya dengan warna bola mata yang berbeda beda. Dan entah dari mana sebuah lampu kini menyorotnya seperti buronan yang kabur dari penjara.
Pria bertopi yang berada di depan menatap Jisung datar, "Hanya dua pilihan. Tetap diam, atau tetap pergi?"
Pertanyaan yang membuat Jisung linglung. Pilihan itu pasti memiliki resiko yang besar. Kepala Jisung menggeleng, dia tidak ingin goyah. Maka dengan begitu dia mengangkat pandangan menatap pria itu tajam, walau takut takut.
"Makasih udah nanya, gue mau tetep kabur."
"Jika kau memilih tetap diam, kau hanya akan masuk ke dalam melewati pintu itu. Tapi jika kau mau tetap pergi, kau harus melewati kami dulu," pria itu menoleh sedikit ke belakang, "Tangkap dia."
Mata Jisung membulat sempurna, "WOY WOY WOY! TANGAN KOSONG DONG! KOTOR BANGET MAINNYA!"
Pria tinggi tadi mengangkat tangan kanannya, "Letakkan senjata kalian, lalu serang dia."
Sekitar tiga puluhan anak buahnya langsung patuh dan menghilangkan senjata mereka. Jisung bahkan kebingungan saat senjata senjata itu menghilang tiba tiba.
Tapi rasa penasarannya tidak bertahan lama, dia harus mempertahankan hidupnya dengan melawan para penjaga yang mulai menyerang. Jisung mengumpat dalam hati karena posisinya yang buruk. Tembok di belakangnya membatasi pergerakannya.
Jisung terus menghindar, memukul, dan menendang. Dia menghindari pukulan salah satu pria lalu menendang pria lainnya. Dengan refleks yang bagus Jisung bisa dengan cepat menyadari ada serangan dari samping dan menghindar, dia memelintir tangan orang itu hingga patah lalu mendorongnya sekuat tenaga hingga menabrak pria lainnya.
Keringat di wajahnya bercucuran. Orang orang ini bahkan belum dia habisi setengah, dia pun tidak tau apa yang akan para iblis lakukan karena masih diam. Tapi yang pasti, tenaga Jisung hampir habis.
Di sela sela perlawanannya napas cowok itu memburu, banyak luka lebam dan darah di wajahnya. Jika begini terus dia bisa mati.
Dengan wajah geram lambat laun pergerakan Jisung bertambah cepat. Dia menahan tangan salah satu penjaga dan membenturkan kepala mereka. Jisung tidak kenapa napa, tapi pria itu yang tumbang dengan darah mengalir di keningnya.
Seolah tanpa jeda lima penjaga kini maju bersamaan ke arahnya. Jisung menggeram, gerakannya sekarang lebih cepat dari sebelumnya dan lebih cepat dari lawannya. Dua pria ia lumpuhkan dalam sekejap kemudian mengangkat salah satu diantaranya, di posisikan miring untuk berlari keluar menerobos para penjaga.
Dan,
berhasil. Karena usahanya yang berhasil Jisung tidak membutuhkan pria pingsan itu lagi, jadi dia membuangnya ke perairan.
Dari awal Jisung memang memiliki asumsi kalau dia di bawa ketempat yang dulunya merupakan bekas pelabuhan. Iya, tempat ini bekas pelabuhan. Terlihat banyak kapal kapal laut tua yang terdampar di sini.
Layaknya magnet para penjaga itu kembali mengepung Jisung. Park Jisung yang malang, tenaganya semakin menipis sekarang karena memaksakan diri mengangkat om om bongsor tadi. Di tambah dia bawa lari.
Jisung meringis, sepertinya sekarang dia harus lari lagi. Sekencang kencangnya.
Tanpa pikir panjang dia beneran melarikan diri, di ikuti rombongan di belakangnya.
Mendengar suara langkah kaki mendekat pria berbadan tegap yang masih memantau disana menoleh ke belakang. Dia sontak membungkuk hormat pada laki laki berpakaian lab serba putih di hadapannya.
"Selamat malam, profesor. Apa anda membutuhkan sesuatu?"
Laki laki berjas putih berkacamata yang di sebut profesor itu tidak menggubris, sorot matanya terkunci ke arah salah satu anak buahnya yang terkapar di tanah. Ada satu hal yang membuatnya tertarik disana.
Luka menganga di leher anak buahnya itu. Sepertinya anak buahnya itu sudah tidak bernyawa. Lehernya kerkoyak lebar akibat sebuah cakaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo Zone ✔
Hành độngTanpa sengaja tertinggal bus sekolah saat camp yang membuat mereka mengalami hal yang sama sekali tak terduga. --Neo Zone