¦epilog

22 3 2
                                    

"JUNGWOO SIALAN!"

Teriakan padanya refleks membuat Jungwoo menarik cepat tangannya dari kepala Jaehyun saat yang punya kepala menatapnya menggebu gebu.

"Maaf!"

Dengan napas ngos ngosan Winwin menatap lega ketiga temannya yang selamat bersamanya, entah dimana tapi kini mereka berada di pinggir sungai.

Winwin tersenyum tipis dengan napasnya yang semakin memburu, "K-kita, ber-ha-sil."

Detik kemudian tubuh cowok itu bisa saja ambruk ke tanah kalau Jungwoo tidak cepat cepat menahannya.

Jungwoo manatap khawatir wajah Winwin yang memerah, "Win! Lo kenapa?!"

"Cepet bawa Winwin rumah sakit! Pasti gara gara lari asmanya kambuh!"

"KENAPA LO GAK BILANG DARI TADI JAMAL!"

"CE--EH! JI! JISUNG! LO PINGSAN?!"

"IGEOS-EUN EOTTEOHGEHAEYA!"

































Di desa ini satu malam lagi mereka habiskan untuk--kalo kata Jaehyun--menyembuhkan diri, psikis, dan kejiwaan mereka setelah insiden kemarin. Masih shock dia setelah tau ternyata di dunia ini ada makhluk mitologi lain yang sebelumnya hanya pernah ia lihat di dunia maya.

Karena asma ringan Winwin hanya di periksa dan di berikan obat, berbeda dengan Jisung yang harus menjalani perawatan. Seperti yang telah di katakan, mereka disana cuma untuk satu malam. Jadi Jisung hanya dirawat singkat karena siang ini mereka harus kembali ke kota. Ke rumah masing masing.

Di dalam bus ini empat remaja itu sama sama duduk di barisan kanan. Dengan Jungwoo bersama Jisung dan Winwin bersama Jaehyun. Selama perjalanan keempatnya tampak sibuk dengan pikiran masing masing.

Kepala Jaehyun senderkan di sandaran kursinya dengan mata terpejam, "Kapan sampe ya?"

"Tidur aja dulu." Winwin menyahut.

"Pengen tidur, tapi jalannya geter geter. Gagal mimpi mulu gue."

"Hahaha."

Di depannya Jungwoo menatap ke Jisung yang menatap keluar dengan menempelkan kepalanya ke jendela, "Lo serius udah gapapa?"

Jisung menoleh, lalu tersenyum tipis, "Iya."

"Bagus deh."

"Kak."

"Apa?"

"Makasih ya udah mau nyariin gue." Jisung memutar badannya ke belakang, "Makasih juga buat kak Winwin sama kak Jaehyun."

"Eh, makasi buat apaan?" tanya Jaehyun bingung setelah membuka matanya.

Berbeda dengan Winwin yang tersenyum, "Sama sama."

Teringat sesuatu Jisung kembali menatap Jungwoo cemas, "Oh ya waktu itu lo kan sempet kena serangan pisau gara gara gue.."

Jungwoo ngangguk doang, "Tapi gapapa, buktinya gue gak mati kan? Masih sehat Jungwoo sempurna kok."

"Kakak beneran gak apa apa kan?"

"Hmm. Gak usah gitu juga muka lo, udah biasa gue."

Kening Jisung mengerut, "Udah biasa?"

Kali ini Jungwoo terdiam memandang Jisung yang menatapnya penuh tanya. Oh no, dia salah bicara.

"Eh, btw, gue keinget omongannya om Jyani."

"Om Jyani?" beo Jisung menoleh ke belekang, tanpa sadar membuat Jungwoo menghela napas samar.

Jaehyun mengangguk, "Sebenernya namanya om Johnny, dia yang nolongin kita nyari petunjuk buat nyari lo."

"Oh ya? Padahal tadi gue juga mau nanya gimana cara kalian nemuin gue."

Winwin menatap Jaehyun, "Omongannya gimana maksud lo?"

"Lo gak denger waktu itu? Pas dia mau balik kan gue bilang sampe ketemu lagi, trus dia jawab kita pasti ketemu lagi. Nah maksudnya apa coba."

"Dia bilang gitu?" Jungwoo bertanya.

Membuat Jaehyun masang wajah bingung, "Lo semua gak denger?"

Jungwoo dan Winwin kompak menggeleng.

"Tuli banget."

Jisung yang tidak tau apa apa hanya diam melihat mereka. Hingga dia bersuara lagi, "Emang dia tau dari mana soal petunjuk petunjuk itu?"

Jaehyun mengangkat bahu acuh, "Yo ndak tau kok nanya saya."

Jungwoo ketawa hambar ke arah Jaehyun, "Gue selalu kesel sama bocil yang kalo gue tanya jawabannya begitu."

"Gue gak nanya itu karena panik banget, tapi rasanya om Johnny itu misterius banget." celetuk Winwin.

"Gue juga ngerasa gitu." kata Jungwoo, "Gue udah curiga dari awal, tapi untungnya dia gak bohong dan kita bisa nemuin ni anak."

Lagi lagi Jaehyun terdiam dengan pemikirannya, tidak lama dia bergidik, "Ternyata iblis itu beneran ada? Serem banget, gue masih gak bisa lupain kalo gue pernah ngadepin tuh makhluk."

Jisung terkekeh, "Untung kalian cepet cepet dateng, kalo enggak mungkin gue bakal jadi salah satunya."

Jungwoo, Winwin, dan Jaehyun langsung menatapnya tidak percaya. Jaehyun sampai melotot, "Bocil seimut lo mau dijadiin ib--mmmpp!"

Winwin melepas bekapan tangannya pada mulut Jaehyun kesal, "Bisa diem, gue lakban lama lama itu mulut."

"Neo Zone itu apa ya, Jaemin bilang gitu kan?"

"..."

Ketiganya diam, tidak ada yang menjawab. Karena tidak tau jawabannya. Lambat laun memori tentang apa yang mereka alami hingga saat ini membuat tanda tanya besar dalam pemikiran masing masing. Apa maksudnya semua ini?

Pertanyaan yang di lontarkan Jisung mampu membuat mereka geming hingga lebih dari satu menit, seperti sekarang. Hingga suara Jungwoo kembali terdengar.

Jungwoo menatap temannya satu persatu, "Neo Zone, tempat dimana bukan hanya manusia, tapi makhluk makhluk lain yang juga ada di zona itu."

Jaehyun berpikir sesaat lalu menatap Jungwoo yang sudah kembali manatap kedepan, "Eh, Wo, lo belum kasi tau dimana lo dapet pedang, pistol, sama belati itu."

"Oh, gue nemuin di tempat camp. Gak tau punya siapa jadi gue ambil aja."

Winwin bingung, "Pedang lo kan besar, lo taro dimana selama ini?"

"Di tas, nih."

"..pantes berat, gue hampir mikir isinya batu. Ternyata panci, payung, sama pedang anying!"






























THE END

Agak gantung ya?
Memang wkwk
Sengaja karena cerita ini akan ada lanjutannya di book baru
Gak tau kapan tapi pasti aku buat

Aku gak tau apa ada yang akan baca book ini
Sekedar ngasi tau aja hehe 😊✌🏻

Makasih banyak banyak yang udah mau mampir dan baca book ini✿ ♡

Neo Zone ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang