Jungwoo berdiri di depan Jisung dan menatap pria itu waspada, "Siapa lo?"
Pria itu terlihat lebih tua darinya, tapi sepertinya dia bukan orang baik. Makanya Jungwoo berani bertanya seperti itu.
Seperti dugaan, pria bertopi hitam itu tersenyum tipis disusul kedatangan tiga anak buahnya yang lain entah dari mana. Mereka berpakaian sama.
"Bawa mereka." titah pria tadi yang langsung di jalankan anak buahnya.
"Woy apa apaan nih?!" Jaehyun menendang salah satu anak buahnya yang mendekat, "Maksud lo apa?!"
Di belakang Jungwoo, Jisung mencoba berdiri walau meringis. Dia memegang pundak Jungwoo sebagai pegangannya, "Kak--"
"--tenang aja, gue ngelindungin lo."
Anak buahnya yang lain yang tidak terima pria tadi di perlakukan seperti itu mulai menyerang menggunakan kekerasan. Tapi remaja remaja ini tentu tidak akan tinggal diam. Winwin meninju salah satu pria yang menyerangnya dan dengan cepat menghindar saat pria itu melayangkan tendangannya.
Winwin melepas ranselnya lalu mengusap hidungnya sekilas, "Okay, let's do it."
BUGH!
Pria ini tertawa penuh kemenangan saat tinjuannya mendarat sempurna di pelipis Jaehyun. Membuat cowok itu menggeram lalu melayangkan pukulan dan menyerang lebih brutal dari sebelumnya.
BUGH!
BUGH!
BUGH!
KREK!
Satu tinjuan tadi ternyata membuat Jaehyun sangat marah, dia mematahkan tulang leher pria yang meninjunya tadi dan mendorongnya begitu saja ke tanah.
BRUK!
"Satu pukulan satu nyawa," Jaehyun terkekeh, "Asik juga."
Di sela sela kegiatannya menghindari serangan, Winwin melirik Jaehyun, "JAE! LO TOLONGIN JUNGWOO KALO UDAH SELESAI--AKKHH SIALAN!"
Dan benar saja, saat Jaehyun menoleh ke belakang temannya itu tengah menghadapi dua pria bertubuh sama besar dan melindungi Jisung.
Tubuhnya memang besar dan kekar, tapi dua orang ini untungnya tidak terlalu membuatnya kewalahan karena tubuh mereka lebih pendek darinya. Jungwoo si kaki panjang dari tadi kebanyakan menyerang dengan kakinya.
Jungwoo menghindar lalu menyiku wajah salah satu pria itu dan menendang pria satu lagi dengan kakinya sekuat tenaga, "Dari pada nyerang lo berdua lebih keliatan jadi samsak rasa frustasi gue."
"Kak awas!"
"Eh--"
BUGH!
Bukan Jungwoo, justru pria yang ingin menyerangnya dari belakang tumbang. Dia menatap Jisung yang baru saja memukul kepala pria itu dengan dahan kayu.
"Untung aja." Jisung melihat pria tadi terkapar di tanah dengan perasaan lega, masih megang dahan tadi pake sebelah tangan.
"Gue pikir baby, ternyata manly."
"Hah?"
"Pinjem." dengan gerakan cepat Jungwoo mengambil alih dahan besar itu lalu digunakan untuk memukul sekuat tenaga dada pria satunya yang datang ke arahnya hingga ambruk ke tanah dan mengerang di sana.
Membuat Jaehyun yang datang ke arah mereka meringis melihat itu, "Sadis juga ya lo."
Setelah memberi tinjuan terakhir yang membuat lawannya lumpuh, Winwin berlari ke arah ketiga temannya, "Kalian gapapa?"
Jisung mengangguk, dia ingin menjawab saat tiba tiba ada yang membekap mulutnya dari belakang dan menyeretnya menjauh. Pergerakannya sangat cepat, bahkan tiga kakak kelasnya terlambat menyadari.
Jaehyun mengeratkan rahangnya menunjuk laki laki pertama yang mereka jumpai, "Lepasin atau lo bakal mati."
Jisung mencoba melepas tangan dengan kain yang membekap mulutnya, tapi anehnya tidak terlepas. Padahal pria itu tidak membekap mulutnya terlalu kuat. Saat ia menyiku perut pria itu dengan sisa tenaganya juga tidak terjadi apa apa. Tinggi pria kali ini berbeda, bahkan lebih tinggi darinya.
Pria itu lagi lagi tersenyum tipis, mengeluarkan pisau lipat dari kantung celanya kemudian mengarahkannya ke depan leher Jisung, "Oh ya? Tapi sebenarnya siapa yang akan mati?"
"Jika bukan kalian, maka salah satunya."
Jungwoo geram, dia mencoba berlari ke arah pria itu. Di saat yang bersamaan senyum tipis pria itu berubah menjadi senyum miring, dia melempar pisau itu kencang ke arah depan lalu menghilang dari sana. Sebelum itu Jisung sempat melotot dengan teriakan tertahan melihat apa yang terjadi.
"JUNGWOO!!"
Jungwoo membeku di tempat, perlahan dengan napas tersengal dia menunduk melihat benda logam itu menancap di perutnya. Tangannya perlahan memegang gagang pisau itu lalu mencabutnya dari tubuhnya. Dia mengerang hebat dan ambruk ke tanah.
Winwin dan Jaehyun berlari cepat ke arahnya. Winwin bahkan bisa merasakan tubuhnya bergetar melihat banyak darah yang melumuri kaos putih laki laki itu, "..wo."
Jaehyun menatap Winwin yang masih membisu sedangkan Jungwoo mulai kehilangan kesadarannya, "Ngapain diem! Kita harus cepet bawa Jungwoo keluar hutan ini buat minta pertolongan!"
Perlahan tangan Jungwoo yang dipenuhi darahnya sendiri memegang tangan Jaehyun, "..se-selametin..ji-sung.."
Jisung tidak tau. Dia tidak tau dimana ia dibawa dan bagaimana caranya dia tiba tiba sudah berada di tempat yang berbeda. Memori singkat dimana dia melihat dengan jelas bagaimana darah yang mengalir keluar dari perut Jungwoo saat terkena pisau masih jelas di kepalanya.
Bukan dirinya sendiri, tapi Jisung sangat mengkhawatirkan kakak kelasnya itu sekarang. Hingga tidak sadar kalau air matanya keluar saat kedua tangan dan kakinya di ikat dalam posisinya berdiri saat ini.
Di tempat gelap karena hanya ada satu penerangan ini sorot matanya yang berair menatap tajam pria di depannya, "..kenapa, KENAPA LO LAKUIN INI HAH?!"
Pria itu hanya menatapnya datar, "Ada banyak hal yang belum kamu ketahui di dunia ini, dan saya tidak berhak menjawab. Tunggu saja disini, siapkan dirimu untuk mengetahui jawabannya besok. Karena itu akan sangat mengejutkanmu."
Jisung tidak mengubah ekspresinya, bahkan rahangnya kini mengeras. Jika saja dia tidak dalam masa pemulihan, dia sudah melenyapkan pria ini dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo Zone ✔
ActionTanpa sengaja tertinggal bus sekolah saat camp yang membuat mereka mengalami hal yang sama sekali tak terduga. --Neo Zone