¦10

15 4 0
                                    

"Hentikan." ucap si profesor dengan nada pelan.

Dan perintah itu langsung mendapat anggukan singkat dari pria itu, dia berbalik badan, "BERHENTI!"

Walau sudah sangat jauh, tapi dalam sekali teriakan itu langsung membuat semua anak buahnya berhenti seketika. Perintah adalah perintah. Mereka bahkan tidak peduli dengan Jisung yang berlari semakin jauh.

Jisung sendiri tidak ambil pusing, dia terus berlari memasuki hutan.

Si profesor menatap iblis yang terbang dan dua iblis yang berada di belakangnya, "Bawa anak itu kemari."

Perintah di jalankan, para iblis kini bergerak menuju Jisung. Ada yang terbang, dan berlari dengan sangat cepat. Rupa mereka pun sangat menyeramkan.

Lima iblis yang terbang memiliki sayap hitam seperti kelelawar, bertanduk dengan gigi yang bercabang. Dua dibawahnya tidak berbeda jauh, hanya saja mereka tidak bersayap. Ada yang mempunyai enam mata berwarna oranye dan bermata hitam dengan bola mata merah menyala. Bibir mereka yang terbuka memperlihatkan gigi yang tajam, siap menyergap Jisung di depannya sebagai mangsa.

Jisung yang terkesiap langsung menghindar hingga dia terjatuh. Jisung berusaha berdiri dan waspada, di dalam hutan ini gelap, mereka bisa menyerang dari mana saja. Bola mata Jisung bergerak kesana kemari, keadaannya memang gelap, namun warna bola mata para iblis yang mengincarnya berpendar terang di penglihatannya.

Tiba tiba Jisung menggelengkan kepalanya cepat. Oh tidak, para iblis ini membangunkan insting lain dalam dirinya.














































Di balik semak semak belukar dalam gelapnya malam ini Winwin, Jungwoo, dan Jaehyun memantau dari sana. Masih memikirkan cara bagaimana caranya menyelinap masuk.

Ternyata benar yang dikatakan Johnny, tempat ini bekas pelabuhan. Seharusnya ada banyak tempat untuk mereka mengendap endap, tapi para penjaga sepertinya sangat berwaspada di setiap titik. Mereka juga mendengar suara keributan, ntah apa itu.

Dari tadi sorot matanya Winwin seret ke segala penjuru, "Udah aman, kita udah bisa gerak."

"Dari tadi kek anying, tinggal lawan aja apa susahnya sih. Pake ngumpet segala."

Jungwoo melirik Jaehyun dari ekor matanya, "Tes aja, kalo lo mati berarti kita skip aja."

Payung di tangannya Jaehyun angkat ingin digunakan memukul kepala Jungwoo, "Ini nih yang namanya senjata makan tuan."

"Oh iya! Senjata!"

Winwin menoleh bingung ke arah Jungwoo yang merogoh isi tasnya, "Bawa apaan lagi lo, firasat gue gak enak."

Jaehyun menurunkan payung tadi, sekarang dia letakkan di atas bahunya, "Kurang kerjaan banget sih lo, segala panci pake dibawa. Pantesan berat."

"Bacot. Nih."

Pupil mata keduanya sontak membulat sempurna melihat benda yang di sodorkan Jungwoo. Winwin menatap sebilah belati berwarna silver di tangannya, begitu juga Jaehyun yang melongo dengan pistol di genggamannya.

Tampaknya Jungwoo tidak peduli dengan reaksi itu dan menggendong lagi tasnya, menatap kedepan, "Gerak pelan pelan, kita harus cari tau dulu Jisung di sekap dimana."

Winwin masih tidak percaya, "..wo, ini lo serius?"

"Bawa beginian???" timpal Jaehyun.

Jungwoo mendengus menatap kedua temannya, "Iya, kenapa? Gue jelasin di akhir, waktu kita gak banyak."

Kaki jenjang cowok itu yang dilapisi celana jeans hitam baru saja ingin melangkah maju, sesaat sebelum Winwin menahannya. Mengundang tatapan bingung Jungwoo.

"Apa lagi?"

Winwin semakin menyipitkan matanya, memperjelas penglihatan pada laki laki berjas putih yang membelakangi mereka. Lumayan jauh didepan, "Itu profesor yang dimaksud?"

Jaehyun ikut melihat, "Kayanya iya, dia doang yang pake baju lab. Yang lain pake pakean item, udah kaya ketombe diantara rambut hitam."

"Siniin pistolnya, gue tembak lo biar diem."

"Shut up your mouth criminal." Jaehyun menepuk belakang kepala Jungwoo, "Lo masih hutang penjelasan sama kita soal barang barang ini."

Jungwoo mutar bola matanya malas, "Gue bilang nanti, paham bahasa kan?"

"Cih, sok misterius."

Jaehyun menepuk pelan pundak Winwin yang terlihat fokus pandangannya ke satu arah, "Liatin apa lagi sih, lo gak tiba tiba terpesona ngeliat batang kan?"

"Tempeleng, Win."

Tapi Winwin tidak mempedulikannya, sorot matanya semakin menajam kala yang ia lihat mulai jelas, "Professor..Doc-tor..Na--"

"--anjir mata lu tajem banget?!"

"Jung Jaehyun!" Jungwoo membekap mulut cowok itu geram, tidak peduli pada empunya yang berontak, "Sampe ketauan gue bu--"

"SIAPA ITU?!"

"..mampus," Winwin menginstruksi agar mereka bersiga, "Siap siap."



















































DOR!


















"JUNG JAEHYOON!"

"Disana!"

Jaehyun mengabaikan Winwin dan Jungwoo yang mengomelinya, posisi cowok itu sekarang berdiri di belakang teman temannya sebagai tameng dengan pistol yang di arahkan kedepan. Kali ini raut wajahnya panik, tidak abstrak seperti sebelumnya.


















"Ternyata disini yang tinggal bukan cuma manusia! Ada setan juga cuk!"

Neo Zone ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang