"Aku iri deh sama teh Irma. Karena dia bisa kapan saja merasakan tusukan dari penis Om yang tidak ada lawan ini." Gumam Murni seraya mengerucutkan bibirnya.
"Kamu tenang saja, kapanpun kau mau. Om akan selalu bersedia memberikan kepuasan. Dan kamu tenang saja Irma wanita yang sayang baik, bahkan dia rela penis Om dicoba oleh kawan-kawannya." Agung merasa sangat bangga karena pusakanya bisa membuat kaum wanita tergila-gila.
Di rumah sakit, Irma dan Andes sedang berjuang mendapatkan kepuasaan masing-masing.
"Ahhh, Andes kau sungguh gagah." Puji Irma saat milik Andes mengobrak-abrik vaginanya.
"Ahhh, milikmu sungguh nikmat ahhh,, aku tidak bisa menghentikan rasa nikmat ini begitu saja ahhh." Andes terus menggerakkan pinggulnya maju mundur, dengan sebelah tangannya mengangkat kedua kaki Irma keatas.
Keduanya bergumul di dalam ruangan Andes dengan keadaan rumah sakit yang sangat ramai.
******
Malam hari pukul 20 wib. Irma baru kembali dari dinasnya di rumah sakit swasta daerah kota B, Irma terlihat sangat lemas dan juga capek. Saat itu Murni baru saja beres menata makan malam.
"Kamu masak apa malam ini, Murni?" Tanya Irma dengan lemah.
"Saya masak, udang saus Padang, capcai, ikan goreng, tempe, tahu dan juga sambal teh." Jawab Murni sembari membuka Tudung saji diatas meja makan.
"Kelihatannya enak-enak." Seraya Irma memakan tahu dengan sambal.
"Teteh mau makan sekarang?" Tanya Murni hendak memberikan Irma piring.
"Tidak. Aku mau mandi dulu, Oia apa Agung sudah datang?" Tanya Irma seraya memakan tahu di tangannya.
"Sudah teh." Jawab Murni cepat.
"Jam berapa dia pulang?" Tanya Irma penasaran.
"Jam 4 sore tadi teh," Murni sedikit merasa tidak enak dengan Irma karena dia sudah berani bercumbu saat Irma tidak ada.
"Baiklah, aku mau mandi dulu. Setelah itu kita makan bersama ya." Setelah kepergian Irma, Murni merasa sangat lelah karena dia sudah banyak menghabiskan tenaga bergumul dengan Agung.Pagi hari saat semua orang hendak mandi, kebetulan kran air di rumah itu mendadak macet. Dan sama sekali tidak bisa mengeluarkan air sedikitpun.
"Murni, jaga rumah ya. Aku dan mas Agung pergi dulu, dan jangan lupa nanti jam 10 ada tukang yang mau benerin keran air." Irma dan Agung langsung pergi tanpa menunggu Murni menjawab ucapannya.
"Karak geh, uing rek dadah. Kalah ges pada berangkat, ges lah mending santai we hela." Murni duduk dan membaca koran layaknya seorang tuan rumah disana. Sekitar jam 09 Murni merasa sangat bingung dengan apa yang harus ia kerjakan hari ini, mau beli sayur, rasanya malas. Mau mandi tapi tidak ada air, sejak Murni bersetubuh dengan Agung di rumahnya, gairah dan nafsu Murni selalu datang dan saat ini Murni sangat merindukan penis Agung yang besar, dan panjang. Murni sangat menikmati bercumbu dengan Agung karena, sudah lama Murni tidak merasakan surga dunia, dan lagi pula penis agung yang besar dan panjang juga keperkasaan Agung membuat Murni bergelinjang dan merintih penuh nikmat di atas ranjang.
Sedang asyik-asyiknya Murni melamun sambil meraba-raba miliknya dan membayangkan Agung yang sedang berada di atasnya. Tiba-tiba datang seorang tukang yang akan membersihkan saluran air yang mampet di rumahnya,
"Permisi, neng. Saya bang Jali mau ngecek kran air di rumah ini, tadi pagi teh Irma menyuruh saya untuk memeriksa semua kran di saluran air." Pekik Jali seraya membawa peralatannya di dalam tas besar.
"Oh iya. Ayo masuk bang Jali, saya buatkan kopi dulu ya. Bang Jali periksa saja dulu yang disana." Tunjuk Murni ke arah kamar mandi Irma dengan Agung.
"Iya neng, beres. Saya periksa yang disana dulu ya," Jali terus memperhatikan pinggul dan juga payudara Murni yang sangat montok dan kencang.
Jali terus memperhatikan Murni yang sedang membuat kopi, dari belakang. Pagi ini kebetulan Murni tidak memakai beha dan juga celana dalam, sehingga membuat payudaranya dan vagina sedikit terlihat di balik baju tidur yang transparan.
"Bang Jali, ini kopinya ya." Murni terus memperhatikan Jali yang sedang mencuri pandang terhadapnya.
"I,, iya neng." Jawab Jali sedikit gugup saat Murni dengan sengaja membungkuk di depannya sehingga membuat payudaranya terlihat menggantung erotis di dalam baju itu.
"Apa sudah beres, bang?" Tanya Murni seraya berjalan ke arah Jali.
"Se,, sebentar lagi neng." Jali dibuat tidak fokus oleh Murni yang dengan sengaja berjongkok di sampingnya.
"Habis ini, tolong periksa kamar neng ya bang." Jali dibuat kalang kabut dengan suara Murni yang sedikit mendesah dan seksi.
"Iya neng, habis ini Abang periksa ya." Kemudian Jali kembali fokus bekerja, walaupun tadi sedikit kena gangguan oleh Murni.
Setelah beres memperbesar kran air di kamar Irma, Jali langsung menuju kamar Murni yang terletak tidak jauh dari kamar Irma.
"Bang Jali, ini kran airnya di cek." Panggil Murni, tak lama kemudian Jali masuk kedalam kamar Murni yang pintunya sudah terbuka lebar.
Betapa kagetnya Jali saat masuk kedalam kamar Murni, yang sedang menyetel film porno. Jali melangkah masuk, dan mengesampingkan rasa canggungnya.
"Tuh kran nya di situ bang, coba di cek ya." Kata Murni sambil membungkuk mengotak-atik kran di kamar mandinya.
Jali dibuat melotot, saat menyaksikan pemandangan yang begitu indah dan erotis, bagaimana tidak saat Murni membungkuk kebetulan Murni tidak memakai celana dalam, dan seketika gumpalan bokong Murni yang montok dan juga bersih terpampang jelas di mata Jali.
Murni memang sengaja melakukan itu agar, nafsu dalam tubuh Jali keluar. Karena semenjak pertama kali bercumbu dengan Agung membuatnya selalu rindu akan sodokan dari pria manapun

KAMU SEDANG MEMBACA
Pembantu dari deSah
RandomMurni Inrum, seorang wanita deSah. Namun, berwajah cukup manis, berkulit sawo matang dan memiliki bentuk tubuh yang montok, sekal dan memiliki payudara yang sangat besar dan indah. Namun, payudaranya masih kencang dan tidak peyot. Murni merupakan se...