bab 10

22.4K 85 2
                                        

"It's oke, aku bisa kok jaga diri disini kamu tenang saja. Dan lebih baik sekarang kamu segera pergi, sebentar lagi jam 9 dan pasti sudah banyak pasien yang menunggu." Dengan menghela nafas berat Andes pergi.
"Baiklah aku pergi, ingat jika ada sesuatu segera hubungi aku." Irma hanya mengangguk tanpa menjawab apa yang Andes katakan.
Setelah kepergian Andes Irma langsung tertidur pulas, dengan hanya memakai celana dalam dan tengtop.
Waktu menunjukan pukul 3 sore, saat itu Irma merasa sangat lapar dan haus.
Kebetulan saat Irma berada di balkon kamar hotel Irma melihat ada kolam berenang yang cukup luas dan bersih.
"Wah ada kolam, mmm kayanya berenang enak nih." Dengan cepat Irma mengambil anduk dan turun ke bawah, setalah sampai di kolam, tidak lupa Irma mengolesi tubuhnya dengan sunscreen agar tidak kering dan belang karena air kolam.
Saat sedang berenang tiba-tiba ada sepasang kekasih yang ikut bergabung dan berenang bersama. Awal mula mereka terlihat sedang bermain sambil menyiramkan air pada pasangannya, sambil tertawa bahagia. Tapi, tiba-tiba suara itu sudah tidak terdengar lagi, dan saat Irma melihat kesamping ternyata sepasang kekasih itu sedang berciuman dengan tangan si cowok meremas dada sicewek yang besar dan bulat.
"Sial kenapa aku terjebak dengan para remaja ini sih, aku harus bergeser jika tidak aku takut, horny." Saat Irma menyelam mata Irma di buat melotot ternyata sepasang remaja itu sedang bercinta dibawah kolam air.
"Astaga," Secepat kilat Irma bergeser ke pojok di seberang sana.
Sambil mencuri pandang Irma mulai menekan-nekan miliknya dan meraba-rabanya. Irma sangat tersiksa melihat sepasang remaja yang sedang bercinta di depannya.
"Ohh,, ahh. Sayang pelan sedikit itu ada tante-tante liatin kita terus." Si cowok tersenyum menyeringai memandang wajah Irma yang memerah sambil terus meremas payudara sicewe dengan sedikit merayu.
Irma yang tidak tahan melihat tingkah laku para remaja di depannya, akhirnya memilih pergi keruang ganti. Tapi saat tiba di sana tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangan Irma untuk masuk kedalam ruang ganti pria.
"Aaaa, lepas siapa kamu?" Tanya Irma sedikit gemetar.
"Shutt tenang Tante, ini saya yang tadi di kolam berenang." Pekik si cowok itu sambil membungkam mulut Irma dengan telapak tangannya.
"Kamu, mau apa kamu!! Dan kenapa kamu ada disini bukannya tadi kamu~~" Sebelum Irma menyelesaikan ucapannya si cowok mulai kembali membungkam bibir Irma dengan ciuman panas, sambil tangannya mulai meremas bokong Irma yang bahenol. Irma yang secara tiba-tiba mendapat serangan, langsung tersenyum dan sangat senang karena hari ini dia akan merasakan penis dari pria remaja.
Cium itu semakin dalam dan semakin panas, nafas keduanya terdengar sedikit terengah-engah dengan tubuh yang hampir menyatu. Perlahan tapi pasti sicowok mulai menarik celan pendek Irma kebawah dan mulai memasukan jarinya untuk membuat libido Irma semakin tinggi.
"Ahhh, ahhh, mmm ohhh." Tubuh Irma terkulai pasrah saat kejantanan si cowo menusuk vaginanya dengan sangat kasar dan brutal. Namun, itu justru membuat Irma sangat menikmatinya.
Sementara di balai desa, Andes terlihat keteter dengan jumlah pasian disana, sedangkan anggota PMI, hanya ada 15 orang yang hadir hari ini.
"Sial kenapa setiap hari, semakin banyak orang yang datang kesini. Apa mereka tidak cape mengantri." Gumam Andes seraya memijat pelipisnya.
Untuk hari ini, semua semua orang tengah disibukan oleh pekerjaan, termasuk Irma yang terengah-engah karena permainannya.
Dirumah Anis dan Murni sedang asik bercerita sambil memilih sayuran untuk di masak hari ini. Sambil sesekali mereka berdebat tentang malam panasnya kemarin.
"Ih Murni, ges maneh balik bae kditu tos pagawean ie mah ku aing di lanjutkana." Terlihat Murni mengerucutkan bibirnya saat Anis memintanya pulang.
"Maneh mah asal wae, aing mah ges betah gawe didie ogah balik, naon maneh sok te puguh judul nitahan aing balik." Dengan tidak terima Murni melawan ucapan Anis.
"Ih maneh mah tong Waka haliwu atuh, uing mah karunya besing kamu cape kalo setiap hari harus melayani mas Agung."
"Te cape te naon,malah mah enak tiap malam dapat jatah dari Om Agung, teh Irma geh ga marah malah te Irma yang ngajakin aku." Lagi-lagi Anis gagal membujuk Murni agar mau bertukar posisi.
"Uing teh kudu bisa buat si Murni balik kampung, biar uing yang menggantikannya kerja disini. Selain kerjaannya santai, pasilitas ngenah mewah, gajih gede di tambah tiap malam dapat jatah dari mas Agung yang super perkasa, hias pokonya aku kudu bisa ngebujuk si Murni." Gumam Anis dalam hati dengan mengepalkan tangannya.
"Mm Murni emang maneh te kangen kana, emak maneh?" Tanya Anis dengan rencana liciknya.
"Atuh kangen lah, tapi geh aing mah mbung balik. Emak aing mah asal di bere duit bae geh anteng ga perlu aku yang pulang." Murni menjawab sambil memotong bawang dan cabai yang akan dia pakai untuk menumis.
"Ihh maneh mah ku gati di ajak gilirnanya. Pan kamu geh kerja disini dapat bawa aing meren, atuh coba kudu ngeleh." Murni dibuat kesal dengan tingkah laku Anis yang memaksa.
"Tong maksa kitu ah Anis, pan maneh sorngn anu nitahan aku kerja disini. Terus kunaon sekarang kamu pengen tukeran? Apa gara-gara ges di jien rembes semalam!!" Anis kalang kabur saat Munri bisa menebak apa yang ada di pikirannya.
"He he he., Maneh nyaho bae, jung kita tukeran dulu yuk." Ajak Anis untuk yang kesekian kalinya.
"Ih mbung Anis, maneh te ngarti bahasa manusia tah naon. Aku udah betah kerja disini ga mau pindah ataupun berhenti." Anis merasa jika dirinya sia-sia saja membujuk Murni saat ini.
"Los tah kegeh, aku bisa gantiin posisi kamu disini. Ja cak mas Agung juga enakan nonok aku, legit cenah." Anis tersenyum melihat Murni pergi.
Tidak terasa waktu berjalan sangat cepat, jam sudah menunjukan pukul 7 malam, saat itu Agung yang baru saja tiba di sambut Anis yang hanya memakai celana dalam dan beha saja.
"Selamat malam mas Agung. Capek ya sini Anis bawain tasnya, mas Agung mau mandi dulu atau mau makan dulu!!" Tanya Anis dengan tangan yang bergelayut di dada bidang Agung.
"Mas mau mandi dulu kayanya." Dengan cepat Anis menarik tangan Agung masuk ke kamarnya.
"Kalo gitu, Anis siapkan air hangat dulu ya mas." Secepat kilat Anis pergi ke kamar mandi dan menyiapkan air hangat untuk Agung berendam.
"Sudah Anis siapkan ya mas, apa perlu Anis gosokkan punggungnya?" Anis menawarkan diri untuk menggosok punggung Agung didalam bathtub.
"Boleh, boleh kamu memang wanita yang sangat pengertian." Dengan tersenyum senang Anis berjalan masuk dan mengambil sabun untuk menggosok punggung Agung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pembantu dari deSahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang