bab 8

21.8K 83 0
                                    

"Dokter Andes, kenapa sudah jam segini pasien masih saja datang, aku sungguh lelah!!" Dengan suara parau Irma bertanya.
"Aku juga sangat lelah, memangnya cuman kamu yang lelah." Andes sedikit kesal karena dinas kali ini sungguh menguras tenaga.
Pasien silih berganti masuk ke ruangan Andes, kebanyakan dari mereka adalah orang tua paruh baya. Yang meminta di periksa gula darah dan juga darah tinggi.
"Selamat malam pak dokter!!" Sapa dari seorang wanita paruh baya yang mengalami penyakit bisul ditangannya.
"Malam ibu. Ibu sakit apa?" Tanya Andes, seraya memeriksa tensi darah pasien.
"Ini dokter, sudah satu Minggu tangan saya sakit. Dan setiap malam saya menderita panas dingin karena ini, apa pak dokter punya obat untuk meredakan nyeri dan juga panas dingin?" Tanya wanita paruh baya dengan wajah yang meringis.
"Saya periksa dulu ya Bu." Hampir 20 menit memeriksa wanita paruh baya, hingga akhirnya jam operasional mereka berakhir.
"Nah ibu, ini obatnya ya di minum 3x sehari, dan ini obat oleh di pakai setelah mandi ya Bu. Usahakan jangan dulu makan makanan yang berbau amis seperti, telur, ikan dan daging-dagingan. Semoga lekas sembuh." Andes menghela napas panjang saat pekerjaannya sudah selesai.
"Hhhhhh, akhirnya beres juga. Rasanya aku lelah dan pusing karena terlalu banyaknya pasien?" Irma saat itu sedang duduk dengan mata yg tertutup.
"Dasar Irma, ga dimana-mana selalu tidur jiga merasa lelah." Gumam Andes saat melihat Irma yang tengah tertidur di bangku.
"Irma ayo pulang, Irma!!" Irma terbangun sambil mengucek matanya, saat Andes mengguncang tubuhnya.
Akhirnya Andes dan Irma pulang ke hitam pada jam 10 malam, setelah tiba di hotel mereka berdua langsung terkapar dengan tubuh yang masih memakai seragam dinas.
Di rumah Agung dan kedua wanita gatal sedang melakukan pemanasan sebelum mereka bercinta. Anis dan Murni sangat antusias karena malam ini mereka akan bercinta kembali dengan orang kaya yang tampan dan perkasa.
Ada satu kebiasaan yang tidak pernah orang tau, yaitu keinginan seks yang tinggi. Walaupun demikian baik Irma ataupun Murni mereka selalu antusias menerima pelampiasan seks dari Agung.
"Aduh gimana nih mas, Anis jadi nggak enak sama teh Irma?"
"Tidak apa-apa, Anis. Lagipula Irma sangat senang jika ada seseorang yang mau mengurus suaminya. Contohnya Murni, Irma dengan sadar meminta Murni untuk menjadi partner in bad saya."
Akhirnya Anis memberanikan diri untuk mencium Agung terlebih dahulu sementara di bawah sana Murni sedang sibuk dengan penis Agung yang sudah menegang.
"Ahhh, terus kocok yang kuat sayang." Tidak mau kalah Anis langsung melumat bibir Agung, dengan sangat agresif. Sehingga membuat aku kewalahan mengimbanginya.
"Ahh,, mmm,, ssshhhh." Terdengar suara desahan keluar dari mulut Agung saat Murni mengulum penisnya.
Penis Agung dijilati sampai tuntas, hingga kedua biji zakar nya pun tak luput dari sedotan Murni.
"Mas, sekarang mas lakukan itu pada milikku!!" Dengan cepat Anis berjongkok di depan wajah Agung dengan, miliknya mengarah pada bibir Agung.
Dengan cepat Agung menerima, menyedot dan menjilatinya. Terasa sedikit asin namun justru membuat Agung sangat bergairah.
"Ahh, terus mas ahhh,, ini enak mas mmmm!!" Pekik Anis seraya menggigit kuat-kuat bibirnya.
Sementara di bawah sana Murni mulai naik ke atas paha Agung dan mulai mengarahkan penis Agung ke dalam vaginanya. Setelah dirasa cukup pas Murni langsung duduk dan bergerak dan meliuk-liukkan tubuhnya.
"Ahhhh, mmm,, shhh, aahh." Dengan terus bergerak naik turun Murni tak kuasa menahan rasa nikmat dari penis Agung di dalam miliknya.
Agung bergulat dengan kedua wanita gatal seperti sedang kesetanan. Vagina Anis di jilati dan di sedot oleh Agung dengan sangat rakus, semntara di bawah sana Murni terus bergoyang naik turun hingga nafasnya terdengar sangat menggebu-gebu.
"Ahhh mas, Agung ohh sedotanmu sungguh luar biasa ahh, enak mas ahhh." Agung merasakan sangat nikmat namun mulutnya tidak bisa mengeluarkan suara karena tersumpal vagina Anis di mulutnya.
Agung tidak pernah merasakan sensasi seperti ini, meskipun setiap hari dia melakukan hubungan seksual dengan, Irma atau yang lainnya.
Setelah 15 menit, Anis dan Murni bertukar posisi, saat itu dengan sedikit berhati-hati Agung mulai merebahkan tubuh Anis di atas meja. Tampaklah bulu-bulu halus menghiasi vagina Anis yang terjepit oleh kedua pahanya.
"Cepat mas, masukan aku sudah tidak sabar." Pinta Anis tidak sabar ingin segera melakukannya.
"Sabar sayang, aku ingin membuatmu merasakan sensasi luar biasa ini dengan sedikit menghayati." Agung tidak langsung melakukan apa yang Anis minta, Agung ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul sangat nikmat, hingga Anis tidak akan pernah bisa melupakannya.
Perlahan Agung mulai memandangi setiap lekuk tubuh Anis yang cukup menarik.
"Wow bagian ini sungguh sangat lembut, sayang." Perlahan Agung mulai memasukkan ketiga jarinya kedalam vagina Anis,
"Ssshh,,,, ahhh." Anis menggelinjang nikmat saat Agung mulai mengocoknya perlahan. Sementara Murni terlihat sangat geram karena saat ini dia dibiarkan tanpa merasakan sentuhan dari Agung.
Agung semakin memperdalam kocokannya, Anis mendesah hebat kini mulut Agung menuju payudara Anis yang menonjol menantang dihisapnya puting Anis kemudian tubuhnya bergetar panas, tiba-tiba tangan Anis meraih penis Agung menggenggam dan mengurutnya.
Rasanya sangat nikmat, hingga nafsu Agung semakin memuncak. Agung mulai mengarahkan penisnya yang sudah sangat tegang kedalam lubang senggama milik Anis, kemudian Anis menjerit terengah-engah saat milik Agung berhasil masuk dan cepat-cepat Agung menarik paha Anis ditekuk lutut Anis, dan dibuka kembali pahanya lebar-lebar, kini Agung mulai memompanya dengan sambil berdiri dengan bertumpu pada meja.
" Sshh ,,, ahh,,. Aduh ahhh enaknya mas!! Terus mas ahhh, masukkan lebih dalam ahhh." Dengan pasti Agung memasukkan miliknya lebih dalam lagi, sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya Lebih kuat dan lebih dalam lagi.
Ada kenikmatan luar biasa yang Agung rasakan saat menyetubuhi Anis, mungkin karena sejak dulu Agung mendambakan tubuh Anis. Namun, baru kali ini bisa terwujudkan.
Dengan sedikit emosi, Murni menarik tubuh Agung, yang sedang memompa miliknya di dalam vagina Anis.
"Om, kapan giliranku aku sudah tidak tahan Om!!" Murni merengek saat melihat Agung dan Anis bercinta semakin panas dan gila.
"Ahhh, sabar sayang setelah ini,, ssshhh,, aku akan membuatmu merasakan kenikmatan yang luar biasa ahhh." Agung terus mendorong miliknya tanpa menuruti kemauan Murni.
Sesekali tangan Agung meremas payudara Anis yang ikut naik turun mengikuti setiap hentakan dari tubuh Agung.
Terlihat mulut Anis yang mangap-mangap penuh kenikmatan, segera Agung melumat bibir Anis yang terlihat sangat seksi saat sedang bergairah.
"Om cepat Om, Murni udah ga kuat!!" Pinta Murni yang sama sekali tidak digubris oleh Agung.
Pantat Agung terlihat masih naik turun di atas kedua paha Anis,
"Anis, ini sungguh luar biasa penis ku terasa di sedot oleh mulut-mulut kecil mu ahhh." Anis terlihat tidak memperdulikan apa yang Agung katakan, dia terlalu menikmati setiap kocokan dari penis Agung pada vaginanya.
Mata Anis terlihat merem melek menikmati setiap permainan Agung, erangannya pun tidak pernah putus sementara helaan nafasnya memburu terengah-engah.

Pembantu dari deSahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang