bab 5

29K 123 2
                                    

Bang Jali, udah liat kan. Airnya pengen di keluarin." Murni dengan sengaja menggoda Jali dengan kata-kata nyeleneh.
"Apa yang mau di keluarin neng?" Tanya Jali yang mulai terpancing gairah.
"Air di kran ini bang," Murni berpura-pura lugu.
"Oh kirain Abang, si neng mau di bikin keluar." Jali berkata seperti itu tepat di telinga Murni yang sedang duduk di pinggir bathtub.
"Bang Jali, pasti ngaceng ya. Liat neng kaya gini." Ucap Murni seraya membuka lebar-lebar kedua pahanya yang mulus, sehingga vaginanya ikut terbuka dan terpampang jelas di depan wajah Jali.
"Ah.. engga neng mana Abang berani. Bisa-bisa nanti Abang dilaporkan ke polisi lagi, dengan tuduhan pemerkosaan." Jawab Jali gugup, sembari menahan nafsu dan gairah yang tengah membuncah di tubuhnya.
"Abang yakin nih ga sange liat neng, coba kalo neng begini si Abang masih bisa tahan ngga?"  Jali hampir jatuh pingsan saat melihat Murni membuka baju tidurnya semua, sehingga saat ini di tubuhnya tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya.
"Neng susunya gede banget, montok, masih kenceng lagi." Puji Jali seketika membuat Murni sangat bangga akan dirinya.
"Bang Jali, nakal ih. Ayo cepat tutup matanya?" Sambil berkata demikian Murni langsung merapatkan tubuh bugilnya ke Jali sambil mencoba menutup matanya.
"Aduh neng, ga kelihatan nih kalau mata Abang di tutup." Jali berlaga protes dan mulai meraba-raba payudara Murni.
"Ih nakal, bang Jali pegang-pegang Murni, nanti Murni perkosa baru tau rasa loh."
Jali semakin berani saat Murni berkata seperti itu, dan tiba-tiba sebelah tangannya mulai turun ke bawah sambil meraba-raba vagina Murni yang di penuhi dengan bulu.
"Ihh Abang sengaja ya, awas ya Murni goyang nanti Abang jadi lemes." Jali semakin horny mendengar apa yang Murni ucapkan sehingga penisnya di bawah sana sudah sangat menegang.
"Abang ikhlas deh neng, mau di perkosa kek, mau di goyang kek. Abang ikhlas yang penting neng seneng." Pekik Jali sambil merentangkan tangannya, berlagak pasrah. Murni terlihat sangat gemas dengan tingkah laku Jali yang, seperti itu. Sehingga dengan gemas Murni mulai meremas dan menarik penis Jali yang masih terbungkus celana bokser nya.
"Uuuhhh, mmm pelan-pelan neng, nanti si Otong Abang copot." Protes Jali saat tangan Murni menarik dan mengocoknya.
"Karena bang Jali nakal, penisnya Murni tarik deh." Jawab Murni sambil cengengesan.
Kali ini Jali tidak bisa menahan gairah dalam tubuhnya, sehingga dia mulai meremas dan menyedot payudara Murni yang montok dan sudah sangat kencang karena nafsu.
"Ahhhh ,. Mmmmm bang Jali nakal. Sini Murni telanjangin dulu abis itu Murni goyang." Dengan kasar Murni membuka baju dan celana bokser Jali, sehingga mata Murni dibuat berbinar dengan penis Jali yang besar dan berurat.
"Wow bang gede banget, Murni jadi ga sabar mau goyang." Murni langsung menarik tangan Jali dan mengajaknya ke atas ranjang, Murni langsung menjatuhkan dirinya di atas kasur dan mulai membuka kedua pahanya lebar-lebar sehingga vaginanya ikut terbuka.
Tanpa ragu Jali langsung melompat ke atas kasur, dan menindih tubuh Murni yang bugil. Keduanya saling berpelukan dan bibir mereka sudah berpagutan mesra, hingga suara kecupan mereka ikut menggema di dalam kamar Murni.
Mereka berguling-guling di atas kasur dengan tangan Jali mulai meraba setiap lekukan di tubuh Murni. Sambil bibirnya menyedot payudara Murni, sedangkan tangan Murni di bawah sana mulai meremasi batang penis Jali yang besar dan berurat, Murni mulai mendeSah saat jari-jemari Jali mulai masuk menerobos vagina Murni yang sudah becek karena nafsu.
"Oouhhh enak bang, sssshhh…. Mmmm ahhhh," DeSah Murni penuh nafsu sambil terus meremas panis Jali.
"Bang, masukin penis Abang kedalam milik, Murni bang. Murni udah ga tahan pengen di genjot." Tanpa rasa malu Murni mulai membuka kembali kedua pahanya agar Jali mudah untuk masuk ke dalam lubang senggamanya.
"Iya neng, Abang juga udah ga tahan pengen genjot neng Murni." Sambil berkata Jali langsung memegang penisnya dan mulai mengarahkannya ke dalam lubang senggama Murni. Perlahan-lahan Jali memasukkan penisnya yang besar dan membelah vagina Murni yang tembam.
"Ouuhhhh bang, enak sekali ahhhhh…" Mata Murni yang sedikit satu tiba-tiba mendelik saat milik Jali masuk dengan sempurna.
"Neng Murni, vaginanya enak banget legit."  Jali merasa penisnya serasa di remas-remas dinding vagina Murni yang lembut dan legit. Sedangkan Murni merasa jika lubang senggamanya terasa sangat penuh dan sesak. Setelah berdiam selama beberapa detik, Jali mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur.
"Ahhh,,, mmmm,, ohhh,, ahhh." DeSah Murni sambil sesekali menggigit bibirnya.
Sambil menggenjot kuat-kuat Jali meremas dan memilin kedua putingnya itu.
Keringat keduanya mengucur deras dengan dibarengi desahan dan erangan keduanya. Murni dibuat melayang dan sudah mencapai klimaks dua kali.
"Ahhh,, neng ahhh Abang mau keluar.." pekik Jali sambil terus menekan tubuh Murni dengan kuat.
"Keluarkan saja, bang ahhh di dalam." Bokong Murni kembali diangkat menyambut sodokan dari penis Jali dan untuk ketiga kalinya Murni hendak mencapai klimaks kembali.
"Ahhh, ahhh,, aku mau keluar lagi ahhh." Tubuh Murni kembali bergelinjang saat puncak kenikmatan itu datang.
"Abang juga mau keluar nih ahhhhh.." erang Jali saat penisnya menyemprotkan spermanya di dalam milik Murni.
Crot..
Crot..
Crot..
Tubuh keduanya ambruk diatas Tempat tidur dengan posisi yang masih tumpang tindih.

Setelah pertarungannya dengan, bang Jali, Murni tertidur pulas hingga sore hari. Saat maghrib menjelang malam, Irma datang dengan membawa sebuah bungkusan besar, yang Murni sendiri cukup penasaran apa isinya.
"Ini apa, teh?" Murni bertanya dengan sedikit meraba-raba bungkusan tersebut.
"Oh, itu selimut. Selama satu Minggu kedepan aku ada tugas di luar kota, jadi kamu jaga rumah baik-baik ya. Terlebih lagi tolong jaga mas Agung, layani dia dengan sangat baik, ok." Murni dibuat malu dengan kedipan mata Irma yang, Murni sudah tahu artinya.
"Iya teh." Dengan senyum Murni menjawab.
"Ya sudah, aku pergi dulu." Irma pergi dengan membawa koper dan bungkusan besar. Irma terlihat sangat gembira saat mendengar dia dan dokter Andes ditugaskan keluar kota.
"Mendapat tugas keluar kota sungguh menyenangkan, selain kita bisa berlibur. Kita juga bisa melakukan seks dengan bebas." Andes hanya tersenyum mendengar Irma sangat antusias dengan tugasnya kali ini.
"Iya, dan aku tidak akan melewatkan satu malam pun tanpa bercumbu dengan mu." Irma dibuat cekikikan dengan apa yang Andes katakan.
Malam jam 8 Irma dan Andes tiba di kota Semarang, mereka lebih memilih tinggal di hotel dibanding tinggal di rumah kepala desa yang sudah disiapkan oleh pihak rumah sakit.
Irma dan Andes memutuskan langsung menuju ke hotel teratai di kota Semarang. Mereka berdua memesan kamar dengan mengatakan jika mereka sepasang suami istri

Pembantu dari deSahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang