PROLOG

861 103 22
                                    

Happy reading
21 Maret 2022


"Adryan, kapan kamu akan menikah?" tanya Maya- mama Adryan.

Pria berusia 24 tahun itu berdecak sebal, akan pertanyaan yang entah ke berapa kali yang diberikan mamanya.

"Apalagi alasan kamu sekarang Adryan? Kamu udah lulus kuliah, dan sekarang kamu udah bekerja di perusahaan cabang papa kamu."

"Besok Adryan nikah," sahutnya.

"Kamu udah punya calon?" tanya Maya antusias.

Adryan menggangguk, "nanti Adryan cari."

"Kamu mau cari dimana hah?! Cari istri seperti cari baju," Maya menatap jengkel kearah putranya itu.

"Selokan," sahutnya berlalu meninggalkan Maya duduk sendiri di sofa.

Adryan memasuki mobil miliknya, melaju entah kemana, intinya ia harus menghindari mamanya itu.

15 menit mengelilingi kota, matanya fokus menatap gadis yang menunduk dikursi taman. Adryan menepikan mobilnya, keluar, mendekati gadis itu.

"Hai."

Gadis itu mendogak, matanya tampak sembab, ia memutar kepalanya ke kiri dan ke kanan, tidak ada orang selain dirinya sendiri.

"Cantik," batin Adryan.

"Kenapa nangis?" tanyanya.

"Enggak papa," jawab gadis itu sopan seraya menghapus air matanya.

"Udah nikah?"

Gadis itu mengerutkan keningnya, "belum, kenapa yah?"

"Good, gimana kalau kamu menikah sama saya, mau?"

"Hah?"

Drrtt...Drtt..

"Permisi," pamit gadis itu menjauh untuk mengangkat telpon dari seseorang.

"Halo."

"Kapan kamu bayar utang, ini udah nunggak 2 bulan, bunganya makin bertambah, kamu mau?"

"Pak, saya mohon, jangan tambahin bunganya lagi, seharusnya saya udah bisa bayar setengah, tapi karena bunga yang selalu saya cicil jadi makin banyak."

"Bahkan saya sampai berhenti kuliah, agar bisa kerja seharian, tapi tadi saya baru di pecat dan nggak dapat uang gaji," lirihnya, air matanya kembali mengalir membasahi pipinya.

"Kenapa kamu jadi curhat?"

"Pokoknya saya nggak mau tahu, kamu harus bayar lunas semuanya Minggu depan. Kalau tidak, kamu akan tanggung akibatnya."

"Gim_"

Tut..Tut..

"Berapa?" tanya Adryan yang berdiri dibelakang gadis itu.

"Apanya?" tanya gadis itu bingung.

"Kamu punya hutang berapa?"

"Kamu dengar?"

Adryan menggangguk, "berapa? Saya akan bayar semua."

"Nggak usah,"

"Nggak boleh menolak rezeki."

"Minggu depan harus lunas, kalau tidak, kamu akan tanggung akibatnya,"   ancaman rentenir itu berputar kembali dipikirannya.

"Gimana?" tanya Adryan kembali.

"Tapi_"

"Kamu tenang aja, kamu nggak perlu ganti uangnya, cukup turuti satu keinginan saya."

"Apa?"

CEO ADRYAN (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang