Prolog

78 10 1
                                    

Malam itu badai salju turun dengan lebat, udara di atas gunung yang tipis semakin menipis tapi itu tidak menghentikan langkah kedua anak kecil yang saling bergandengan tangan berlari menuruni gunung. Gadis kecil yang menggunakan kimono putih itu mengenggam erat lengan adik laki-laki yang lebih muda 2 tahun darinya menyeret adiknya untuk terus belari mengabaikan isak pilu dari sang adik, mengabaikan rasa sesak didada karena minimnya udara, memaksakan kakinya untuk terus berlari yang mulai terasa kaku karena bersentuhan langsung dengan salju tanpa alas kaki

Satu hal yang ada dipikirannya saat ini adalah lari menjauh dan mencari tempat yang sekiranya aman dari orang itu.

Brukk

Langkah mereka terhenti, gadis itu menoleh kebelakang melihat adiknya yang jatuh tersungkur di atas salju. "Oneesan.." isak anak laki-laki berumur 10 tahun itu kedua pipinya memerah, mata yang sembab, dan gigi yang bergemeletuk karena kedinginan.

Gadis itu berjongkok menghampiri, membersihkan celana adiknya dari salju "ayo cepat, kita harus pergi" ujar gadis itu sambil mengusap air mata adiknya yang dibalas gelengan dari sang adik, kakinya sudah terlalu kaku dan mati rasa sulit untuknya kembali berlari ditambah salju yang mulai menebal membuatnya semakin kesulitan untuk berjalan.

"bertahan sedikit lagi kita--" ucapannya terpotong saat kembali merasakan aura mencekram dengan bau darah yang pekat

Tubuhnya mematung seketika wajahnya yang pucat bertambah pucat, tangannya gemetar ketakukan "oneesan.. daijoubu?" tanya anak laki-laki itu menatap bingung kakak perempuannya

"naik kepunggungku kita akan lari sekarang" ujar gadis itu cepat, berbalik menunggu adiknya naik keatas punggungnya belum sempat adiknya naik sebuah suara mengintrupsi menghentikan gerakan mereka

"kau tau itu percuma, sejauh apapun kalian berlari aku tetap bisa mengejar kalian tanpa susah payah"

Dengan cepat gadis itu berdiri dan berbalik menarik adiknya kebelakang "apa yang kau inginkan?!" ujar gadis itu sambil menatap tajam pria dewasa dihadapannya menyembunyikan rasa takutnya

Pria itu menyeringai "menarik" ujarnya sambil berjalan mendekati kakak adik itu yang terlihat waspada "selain darahmu yang langka kau cukup menarik"

"aku berubah pikiran dibanding meminum habis darahmu, bagaimana jika aku menjadikan mu oni?" ujar pria itu sambil menyayat pergelangan tangannya dengan kukunya yang tajam.




15/07/24|23:15
Hope you like it!
Fanfaction KNY

Kimetsu No Yaiba | Blood Demon ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang