"Hmmhhh..."
Alden menggeliat pagi itu, ketika sinar matahari yang masuk dari jendela kamar, menerpa salah satu sisi wajahnya. Alden meregangkan badannya yang kaku sembari mengerang sedikit. Namun, karena kepalanya sedang dibelai-belai, Alden merasa sangat nyaman, hingga rasa kantuk kembali menderanya dan membuatnya ingin tertidur lagi. Tapi niat itu segera dia urungkan, ketika dia ingat, bahwa dia harus melakukan sesuatu hari ini.
"Jam berapa ini, Vi?" Tanya Alden dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"Masih jam setengah 8." Jawab Victor.
Alden lalu meraih tangan Victor yang masih sibuk membelai kepalanya, dan menyingkirkannya perlahan. "Nggg... jangan elus-elus rambut aku, Vi! Nanti aku jadi pengen bobok lagi." Keluhnya manja, dengan mulut yang manyun dan mata yang masih belum terbuka.
Victor yang sedang sibuk memandangi kekasihnya yang masih setengah tertidur di pelukannya itu, menjadi terkekeh geli. "Nggak papa, Alden bobok lagi aja kalo masih ngantuk." Kata Victor, sambil kembali membelai-belai rambut Alden.
Alden menggeleng, "Aku harus bangun sekarang, Vi." Jawabnya. Namun, berbanding terbalik dengan jawabannya, bukannya bangun, Alden justru malah makin mendusalkan wajahnya ke dada telanjang Victor.
Lelaki jangkung itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakukan menggemaskan kekasih tercintanya itu. "Ya udah, kalo mau bangun, ya bangunsekarang. Kenapa malah makin ndusel kamu?" Tanya Victor, sambil mencubit gemas hidung Alden.
"Nggak tau, Vi. Dada kamu nyaman banget buat bobok gini. Empuk." Jawab Alden.
"Nyesel ya kamu, baru ndusel ndusel ke aku sekarang dan nggak dari dulu? Hm?" Kata Victor menggoda sambil memeluk tubuh Alden erat.
"Berisik ah!" Protes Alden. Victor tertawa.
"Lagian, emangnya kamu mau ngapain sih hari ini? Hari ini kan kamu nggak ada kelas, toh?"
Alden akhirnya membuka matanya sambil menatap Victor dengan heran, "Kamu tuh sebenernya tau darimana sih, jadwal kelas aku, Vi? Sampe apal gitu?"
Victor tersenyum sambil menepuk dadanya bangga, "I know everything about you, Alden. Lebih dari apa yang pernah kamu bayangkan," Ucapnya kemudian.
Alden terkekeh pelan, "Such a stalker!"
"Yes I am." Mereka berdua lalu tertawa. "Jadi, kamu nya mau ngapain emang hari ini?" Tanya Victor lagi.
"Aku... mau eksperimen."
"Hm? Eksperimen? Eksperimen apa?"
Alden tersenyum sebentar, sebelum akhirnya dengan berat hati, dia merubah posisinya menjadi duduk di hadapan Victor.
"Kamu inget nggak Vi, soal tawaran kamu ke aku waktu itu?" Tanya Alden.
"Tawaran? Tawaran yang mana?"
"Kamu kan nawarin aku, buat bikin satu signature dish buat restaurant kamu. Ya kan?"
"Oohh itu. Iya, aku inget. Kenapa emang?"
"Tawaran itu... masih berlaku kan?" Tanya Alden lagi. "Aku pengen... nerima tawaran kamu itu. Aku pengen buatin satu signature dish buat restaurant kamu, Vi. Boleh?"
Senyum Victor seketika mengembang lebar. Matanya membulat dan berbinar-binar, ketika akhirnya, Alden menyetujui keinginannya.
"Kamu serius, Den?" Victor memastikan.
"Ya kalo di bolehin sih."
"Ya bolehlah! Pasti boleh! Aku seneng banget kalo kamu mau nerima tawaran aku itu Den. Dan sesuai kesepakatan, nanti kalo menu nya udah beneran jadi, aku akan bayar kamu, as much as you want." Kata Victor memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE (VictorXAlden Fanfiction)
FanfictionAlden tidak pernah percaya cinta. baginya, cinta itu semu, tidak nyata. Namun semua berubah, ketika seorang pria bernama Victor Agustino, membuatnya mengerti, akan definisi dari cinta itu sendiri. main cast : Victor Agustino (MCI9) Jonathan Alden (...