"Ray?"
Alden terkejut, ketika dia menemukan Ray, tengah berdiri di belakangnya dengan wajah kebingungan.
"Lo... ngapain disini Den? Lo nangis ya?" Ray bertanya, ketika dia melihat wajah Alden sedikit basah saat itu. Alden pun segera buru-buru mengusap air matanya cepat, dengan punggung tangannya.
"Nangis apaan? Nggak, gue nggak nangis kok," Kata Alden berbohong. "Gue Cuma ngantuk. Makanya mau beli kopi nih." Ucapnya, sambil menunjuk vending machine di belakangnya.
Ray terdiam sejenak, sebelum akhirnya dia menganggukkan kepalanya, walau dia tau Alden berbohong. Tapi nampaknya, Alden tidak nyaman untuk membicarakannya, maka dari itu, Ray pun juga berusaha untuk mengerti.
"Terus, lo ngapain disini? Siapa yang sakit? Victor?"
Alden menggeleng, "Gue kesini bareng Victor. Kita.. mau jengukin temennya dia, yang lagi di rawat di ruang ICU." Jawab Alden.
"Oohh gitu. Berarti, Victor disini dong?"
Alden mengangguk, "Dia lagi di ruang tunggu depan ICU, karena temennya baru aja sadar dari koma."
"Kebetulan deh. Gue ada perlu sih sebenernya ama Victor, mau nitip kumpulin tugas buat besok. Gue nggak bisa masuk kuliah besok, karena harus jagain nyokap gue disini." Kata Ray.
"Nyokap lo sakit?"
"Cuma tyfus biasa kok. Kata dokter, Cuma perlu di rawat sehari dua hari aja, abis gitu boleh pulang."
Alden mengangguk mengerti, "Kalo gitu, ntar sehabis dari tempat temennya Victor, gue ama Victor mampir buat jengukin nyokap lo deh ya?"
"Boleh sih. Nyokap gue di rawat di ruang Dahlia II. Ntar kalo sempet, mampir aja, Den."
"Oke."
"Ya udah, kalo gitu, gue mau nemuin Victor bentar deh. Mau bareng kesananya nggak, Den?"
"Lo duluan aja Ray. Gue masih mau beli kopi bentar. Nanti gue nyusul."
"Okay kalo gitu," Ucap Ray. Pemuda itu kemudian berlalu pergi meninggalkan Alden yang masih berdiri di depan vending machine dengan semua kekalutannya.
Ray pun kemudian berjalan menuju ke ruang ICU dengan niat menghampiri Victor. Namun ketika dia sampai di sana, Ray malah disuguhkan pemandangan yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Dia melihat, Victor, di dalam ruang ICU, sedang memeluk erat seorang pria yang tengah terbaring di tempat tidur. Dan keduanya pun tampak menangis. Sedangkan di depan jendela ruang ICU, Ray melihat seorang gadis yang tengah berdiri disana, memandangi keduanya dari balik jendela ruang ICU, dengan air mata yang juga membanjiri wajahnya, namun bibirnya yang sedikit menyunggingkan senyum sabit.
Ray kebingungan dengan situasi itu. Dia tidak tau apa yang sedang terjadi, dan juga tidak tau, siapakah orang-orang yang sedang bersama Victor ini. Dia ingin menegur, tapi takut mengganggu. Ray pun akhirnya mengurungkan niatnya untuk menemui Victor. Namun, tepat sebelum dia meninggalkan tempat itu, samar-samar, Ray mendengar gadis mungil itu mengatakan sesuatu.
"Lo dan Billy, emang ditakdirin untuk satu sama lain, Vic."
Ray sedikit terkejut mendengarnya. Pikirannya, langsung melayang ke beberapa waktu lalu, ketika dia tidak sengaja, mendengar percakapan Arsyan dan Shaeren saat di kantin.
#Flashback on
"Aku denger dari Joe... kemarin Billy dateng ke Apartemen Victor dan ketemu sama Alden."
"Billy?"
"Cowok yang dulu disukain ama Victor pas SMA."
"M-Maksud kamu... dia yang..."
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE (VictorXAlden Fanfiction)
FanfictionAlden tidak pernah percaya cinta. baginya, cinta itu semu, tidak nyata. Namun semua berubah, ketika seorang pria bernama Victor Agustino, membuatnya mengerti, akan definisi dari cinta itu sendiri. main cast : Victor Agustino (MCI9) Jonathan Alden (...