Bab 2

1.7K 104 13
                                    

Dia mulai memahami sifat dan karakteristik kakaknya itu, Kakashi adalah orang yang sangat tenang, kadang-kadang suka berkumpul juga tergantung mood dan ternyata Kakashi diam suka membaca buku Icha Icha, yang ternyata buku porno.

Kehidupan Naruto berubah drastis sekarang. Tak ada jeritan bocah pirang yang meminta perhatian. Kakashi mengajari Naruto bahwa seorang ninja harus menilai situasi serta pintar dalam mengendalikan emosi.

Setahun belakangan Kakashi mengajarkan Naruto cara bertarung menggunakan shuriken dan kunai. Naruto juga telah mempelajari cara kerja Cakra, seperti pohon, pohon, dan udara.

Sangat sulit bagi Naruto untuk mempelajari chakra karena ia seorang jinchuriki yang memiliki cadangan chakra yang sangat besar dan sulit untuk dikontrol.

.

Naruto sekarang tengah melakukan latihan melempar shuriken di tempat latihan 7 sambil menunggu Kakashi tiba. Kakaknya itu sering sekali terlambat entah itu suatu kesengajaan atau tidak.

Sekarang ia cukup mahir dalam melempar shiruken dan kunai, terbukti saat ini shuriken dan kunai yang ia lempar semuanya tepat sasaran.

Tiba-tiba ada dua orang yang datang menghampiri Naruto. Mereka berdua adalah seorang Anbu, wajah mereka tertutup oleh topeng, namun topeng mereka tidak bercorak alias polos beda dari Anbu biasanya.

"Naruto Hatake." Salah satu Anbu dipanggil memanggil namanya dengan datar.

"Hah?" Naruto bingung kenapa Anbu itu tahu namanya. Tiba-tiba Anbu tersebut melesat ke arahnya dengan pedang yang siap menebas.

Dengan sedikit refleksi yang terlambat Naruto berhasil menghindar walaupun masker wajah sedikit terkena terkena sayatan.

"Apa yang kau lakukan?" Teriak Naruto dengan marah. Sedangkan si penyerangan kejutan karena Naruto bisa menghindari tebasan dengan mudah.

Merasa keadaan mulai menegang, salah satu Anbu mulai mengeluarkar KI membunuh cukup besar. Naruto membeku, tubuhnya tidak bisa bergerak, detak jantungnya meningkat setiap detik. Tubuhnya menggetarkan.

Tiba tiba terasa merasakan entah apa penyebabnya. Detik kemudian kedua Anbu melesat ke arahnya, satu dari mereka mengayunkan pedangnya ke arah dada Naruto sementara Anbu lainnya merujuk ke udara dengan ayunan pedang siap untuk menebas tubuhnya menjadi dua.

Entah mengapa Naruto merasa waktu seolah-olah menikmati, semua pergerakan disekitarnya menjadi lambat. Dia bisa melihat jatuh dengan kecepatan lebih lambat, lalu sekarang melihat Anbu semakin mendekatinya.

Bagi shinobi lain, mungkin kecepatan Anbu tersebut tampak seperti hantu namun bagi Naruto dia bisa membaca gerakan itu.

" Sial! Aku tidak bisa bergerak. " Pikir Naruto pasrah. Namun dengan tekad yang kuat akhirnya Naruto bisa menggerakkan tubuhnya. Ia menjaga kiri dan menghindari menghindari serangan tersebut.

Tak henti-hentinya kedua Anbu mulai menyerangnya lagi, Anbu di sebelah kiri mencoba menyerang dengan pedangnya secara horizontal ke perut Naruto, namun sebelum serangan itu mengenai target, Anbu merasakan sesuatu yang menembus ke depan. Ketika si Anbu menunduk, yang bisa dilihatnya adalah dua mata ber warna merah sebelum jatuh tersungkur.

Naruto membeku di tempat, gemetar ketika melihat darah berceceran. Dia sadar dia baru saja membunuh seseorang.

"Aku membunuhnya, aku seorang pembunuh " pikir naruto shock dengan air mata mulai turun. Melihat rekan tewas oleh bocah berusia 6 tahun membuat Anbu yang tersisa shok berat. Namun ia pandai mengontrol emosi.

Melihat Naruto diam di tempat, Anbu sambil mengayunkan tanto. Namun tiba-tiba tubuhnya serasa tersengat listrik dana ada sesuatu yang menembus ke depan. Dia mencoba melihat ke bawah dan terkejut melihat sebuah tangan teraliri di depan lapangan.

Naruto : Uchiha Demon Eye'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang