travis(3/5) •Rei dan Alex

675 135 5
                                    

"Dobby, ini Rei namanya, ini Alex. Dua-duanya seumuran sama Travis," Bunda Jennie mengenalkan kedua teman Travis dari negara asing pada Doyoung.

Tidak berbincang lebih karena perbedaan bahasa membuat mereka sulit. Namun, kira-kira seperti ini percakapan Rei dan Alex.

"itu bukannya kemaren ketemu di makam ya?" Celetuk Alex.

"lupa. namanya Dobby, lucu banget, pipinya bulet pengen gua makan." Rei tertawa sendiri, gemas dengan pemandangan di depan mejanya.

Saat ini mereka berenam, dengan Ayah Hanbin sedang makan malam. Posisinya memang Doyoung dan Rei berhadap-hadapan, sementara Travis di samping Doyoung dengan Alex di depannya.

"Dobby," panggil Rei.

Doyoung langsung mengangkat kepalanya, memberikan tatapan tanda tanya. Tanpa mengucapkan apa-apa, Rei membentuk huruf O dengan tangan kanan kirinya, lalu menunjukkan ke pipinya sendiri.

"tuh kan! emang bulet!" Seru Bunda Jennie setuju.

Mereka tertawa tapi Doyoung tidak. Sadar jika dia masih bingung, Travis menyenggol lengannya, memberi tahu, "maksudnya tuh pipi lu bulet. jelek katanya," ucapnya.

"heh mana ada!" Seru Ayah Hanbin sewot.

"gemes maksudnya itu," ralat Bunda Jennie, menatap ketengilan anaknya dengan tajam.

Travis tertawa kecil. Lalu Doyoung hanya tersenyum pada Rei, sudah biasa. Jika ada yang mengkomentari pipinya pun dia bingung harus membalas apa.




🌻


Travis duduk teras, lebih tepatnya di samping Doyoung. Entah apa yang si empu pikirkan, karena itu Travis penasaran.

"kak," panggilan Travis sukses membuat Doyoung menoleh.

"kenapa?" Tanyanya.

"gapapa, lu jelek."

Sengaja, agar Doyoung kesal. Namun kesalnya hanya sebatas wajah ditekuk, selebihnya dia diam saja atau mengalihkan pembicaraan.

"gua mau nanya sesuatu dong," celetuk Doyoung.

"ga mau jawab tuh."

"dih ya udah..."

Lagi-lagi tawa Travis terdengar, berpikir jika sosok di sampingnya ini pasrah sekali. "becanda, ayo mau tanya apa."

Doyoung melirik sekilas, lalu fokusnya kembali pada langit gelap dengan sedikit bintang di atas sana. "lu tuh... kenapa tiba-tiba muncul? maksudnya, selama ini kemana? kok kenal Papa gua?" Tiga pertanyaan langsung oleh Doyoung.

Tidak ambil pusing karena menurut Travis ini bukan pertanyaan berbobot. Dia menarik napas panjang sebelum akhirnya menjawab, "gua umur 8 tahun keluar dari rumah sakit, habis transplantasi jantung. diajak liburan dulu sama keluarga ke Jepang. tapi ogah balik, ga tau dah gua kecil ngeyel banget," cerita Travis, terkekeh sendiri mengingatnya.

"hmm? lanjut?" Doyoung masih mendengarkan.

"akhirnya gua tinggal di sana sama Kakek. tukeran sama Nenek, Nenek udah di sini sih waktu itu, jadinya netep gitu maksudnya. tapi sekarang Kakek udah ga ada."

Doyoung mengangguk, pantas saja dia bertemu Haruto dengan Neneknya saat Travis sudah tidak di sini.

"kalo masalah Haruto ga pernah kenalin gua ke lu tuh, kayaknya dia ga sayang sama lu." Travis kompor lagi, tiba-tiba.

Raut malas dari Doyoung, bosan mendengar itu. "Haruto takut ntar kalo ngenalin gua ke lu, lu suka sama gua," sahutnya percaya diri.

"kagak." Wajah datar dan nada ketus itu sukses membuat Doyoung tertawa.

"permisi..."

Tawanya berhenti ketika ada tamu di depan gerbang. "halo, ibu Jennie-nya ada tidak ya? saya mau— loh???!" Seketika wajahnya syok.

"ah lagi dah," gumam Travis, dia langsung berdiri dan masuk meninggalkan tamu itu dengan Doyoung.

"eh maaf, Bu. ayo masuk dulu." Doyoung membukakan gerbang.

"ga usah, dek. kamu yang sabar ya, kamu kalo ga ikhlasin orangnya, nanti susah sendiri loh." Nasehat itu keluar begitu saja, "saya pamit dulu, dek."

Memang hubungan Haruto dan Doyoung dulu itu sudah umum sekali bahkan satu komplek tahu. Tapi tidak seperti ini maksud Doyoung. Tanpa membiarkan dia menjelaskan, si Ibu itu lebih dulu pergi.

"lah mana orangnya?" Kemudian Bunda Jennie datang dengan Travis di belakangnya.

"pulang, Bun. ngiranya aku lagi sama hantu," cibir Doyoung sebal.

"loh?" Bunda Jennie tertawa begitu wajah Travis terlihat kesal.

"males ah masa baru 3 hari pulang, udah bejibun ngiranya hantu muluuu..." Gerutu Travis.

"gapapa, bilang aja kembar. Bunda mau ngejar orangnya dulu ya."

Meninggalkan Travis dan Doyoung lagi, berdua.

"ya udah gua pulang juga deh. udah malem, rumah kosong," ucap Doyoung, masuk ke dalam guna mengambil tasnya.

"ikuut!!"

"ikut gua balik?"

"iyaaa..."

-

cerita kita • harubby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang