GV [2] : Cruel Family

31.6K 2.8K 151
                                    

By.Wzyndra





















Elvan terbangun dari tidurnya tubuhnya terasa kaku dan nyeri. Ia memegang kepalanya yang terasa berputar-putar.

"Tuan muda. Anda sudah sadar? Ada yang sakit?"

Elvan mengalihkan pandangannya menatap kearah pelayan yang selalu merawatnya sejak ia kecil. Melihat tatapan khawatir dari Arni membuat senyum kecil terukir di bibir Elvan

"Tidak apa-apa. Tenang saja mbak. Elvan kan kuat!" Ujar Elvan dengan senyum cerah. Membuat Arni tersenyum sendu tuan kecilnya ini selalu menebarkan kebahagiaan.

"Baiklah tuan muda! Sekarang anda harus mandi lalu sarapan!"

"Dan pergi sekol-

"Tuan muda di larang buat sekolah." Ujar Arni memotong perkataan Elvan. Membuat Elvan menatap bingung ke arah Arni.

"Kenapa?" Ujar Elvan penasaran. Masalahnya orang tuanya selalu tidak ingin melihatnya ada di rumah, maka ia selalu pergi dari rumah seperti sekolah.

"Saya tidak tau tapi, nyonya menyuruh saya agar merawat tuan muda sampai sembuh."

"Mbak bercanda kan?"

"Kenapa harus bercanda?!"

Kedua orang itu terkejut akan kehadiran nyonya besar mereka tak lain ibu Elvan. Miranda menatap tajam kearah Elvan.

"Pergi!"

Seolah mengerti Arni mulai beranjak dari duduknya, menunduk dan berjalan keluar kamar itu. Elvan yang ingin berdiri karena menurutnya perintah itu untuk dirinya juga.

"Mau kemana kamu?!"

Elvan menoleh menatap takut ke arah mommy-nya itu.

"Elvan kan di suruh ke lu-

"Siapa yang menyuruhmu untuk keluar?!" Bentak Miranda. Membuat Elvan menunduk takut.

"T-tapi-

"Anak tidak berguna! Kembali ke Kasurmu Dan beristirahat!" Bentak kembali Miranda kepada Elvan. Jangan lupa kuku panjangnya mencengkram dagu Elvan keras, hingga meninggalkan bekas.

"Hiks. Baik mom-

"Sudah saya bilang jangan memanggil saya seperti itu!!" Lagi dan lagi suara keras Miranda terdengar di pendengaran Elvan.

Menyakitkan memang, bagaimana pun rasa sakit yang paling menyakitkan bagi seorang anak adalah saat ibunya sendiri tidak ingin di panggil dengan sebutan ibu oleh anaknya sendiri.

"Maaf nyonya" ujar Elvan pelan, mengigit kuat bibirnya menahan tangisan yang akan mengalir saat itu juga.

"Cih. Dasar anak sialan!" Ujar Miranda kasar. Menghentak Kepala Elvan ke belakang, membuat kepala Elvan terhayung ke belakang dan terjatuh ke kasur.

"Lemah!" Miranda menatap tajam kearah Elvan tatapan dingin yang penuh kebencian dan rasa jijik.

Elvan hanya meringkuk di atas kasur, kepalanya terasa sakit dan berputar-putar. Namun tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya. Lukanya bertambah lagi pikirnya.

GARVAN [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang