GV [14] : Obsesi Gilang

16.7K 1.4K 83
                                    

By.Wzyndra






























































Gilang berlari cepat di koridor sekolah di ikuti oleh Gavin dari belakang, raut wajah Gilang terlihat begitu khawatir, baru saja ia mendapatkan kabar dari salah satu teman sekelasnya bahwa Leo pacarnya, berantem dengan salah satu Kaka seniornya.

"LANG PELAN-PELAN NAPA! CAPE ANJ!"

"CEPETT BANGSAT SI LEO BERULAH LAGI!"

"Ck! Punya pacar nyusahin amat."

"Lagian si kucing garong gak akan kenapa-kenapa!"

"Yang kasihan itu Kaka kelas kita!"

"Makanya cepet anj!"

Memang dasarnya Leo itu uke binal, kekhawatiran Gilang bukan ke Leo melainkan ke senior yang di bully Leo, mau gimanapun Leo itu anak yang susah di atur dan barbar.

Langkah kaki Gilang semakin cepat saat melihat kerumunan yang memenuhi koridor sekolah, ia menerobos masuk melihat Leo dan seorang perempuan saling Jambak, namun penampilan kakak kelas perempuan itu lebih mengenaskan.

"STOP!!" Teriak Gilang memberhentikan kedua orang yang berulah itu, membuat Leo melotot melihat kehadiran Gilang yang menatap tajam kearahnya, dengan gerakan cepat Leo berlari dari kerumunan itu.

"LEO, BERHENTI!"

"MANA ADA ORANG YANG MAU BERHENTI KALAU DIA MAU DI KEJAR ORANG!" Teriak Leo keras membalas pertanyaan tidak masuk akal Gilang, membuat beberapa orang di sana menahan tawa.

Gilang berdecak pelan, saat melihat Gavin menutup mulut menahan tawanya, memang benar kata orang, sangat sulit melawan orang yang barbar, mau bagaimanapun berbicara hal yang benar akan selalu ada jawaban yang masuk akal.

"Vin, urus kakelnya gw mau nyusul tuh kucing garong!" Ujar cepat Gilang yang langsung pergi begitu saja tanpa menunggu jawab Gavin, membuat Gavin mendengus karena kesal.

"Hehh, mau di hukum lagi ternyata." Ujar Gilang pelan.

Leo berjalan cepat, matanya menatap sekeliling arah, melihat salah satu toilet yang jarang di lalui para warga sekolah, karena sebuah rumor yang beredar. Dengan cepat Leo berlari kearah toilet tersebut tanpa melihat jejak kakinya sendiri yang tertampang dengan jelas karena menginjak lumpur.

Deru nafas tak beraturan duduk di salah satu kursi di dalam toilet yang sudah usang. Leo berdecak pelan, andai saja tadi ia tidak tersulut emosi dan melawan kakel itu, mungkin hari ini ia tidak akan mendapatkan masalah.

Jantungnya berdebar saat mengingat apa yang akan terjadi padanya jika ia melawan apa yang di perintahkan oleh Gilang, seharusnya ia ingat dan harus ia lakukan namun kebiasaan yang sudah melekat dari kecil tidak bisa di ubah dengan mudah begitu saja.

Ada rasa takut saat melihat Gilang namun ada rasa bahagia yang tidak akan pernah ia dapatkan dari orang lain, mau itu keluarganya ataupun sahabatnya.

Gilang adalah sumber kebahagiaan dan juga rasa takut secara bersamaan.

"Leo."

GARVAN [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang