GARVAN [BXB]

GV [11] Crazy Friend

By.Wzyndra_0

Semua orang di dalam kelas termenung tatapan mereka tidak beralih sedetikpun dari Edgar. Entah apa dan entah kerasukan apa Edgar melamun dengan pipi yang memerah bak kepiting rebus.

Terutama kedua temannya yang menatap horor kearah Edgar. Kejadian langka seorang Edgar Emilliano Adison bersemu.

"Si bos udah kerasukan apa?" Tanya Gavin. Gavin Januartha teman dekat Edgar dari SMP kelas 8 hingga sekarang menjadi teman dekat. Sahabat.

"Kerasukan nenek lampir yang ada di pojok kelas." Bisik Gilang Simith. Teman dekat Edgar juga. Sama seperti Gavin.

Bugh!

"Anying!"

"Apa-apaan lu bangsat!"

Gilang melotot kearah seorang lelaki pendek yang menatap garang kepadanya.

"Lu apaan bangsaat. Nenek lampir mata Lo!"

"Gue engga bilang itu Lo ya!"

"Tapi gue doang yang duduk di pojok anjing!"

"Lah itu mah salah Lo!"

"Najis. Lu tadi ngomong nenek lampir yang di pojok!"

"Lah lu kesindir? Bagus deh."

Bugh!

"Bangsaat sakit! Anjir."

"Bodo amat! Engga peduli!"

Lelaki pendek itu pergi dari hadapan Gilang yang meringis sakit. Gavin terkekeh miris melihat sahabat karibnya itu kesakitan.

"Gimana di pukul Ama Ayang? Enak engga?"

"Sialan!"

"Najis gue Ama tuh orang."

"GUE JUGA OGAH AMA LO!"

Gavin tertawa kecil melihat keduanya yang beradu argumen sudah biasa bagi keduanya. Padahal keduanya sepasang kekasih. Gilang Simith dan Leonard Alexander.

Mata Gavin beralih kearah Edgar yang tidak berkutik biasanya selalu terganggu dengan kebisingan kelas. Tapi kenapa sekarang adem ayem?

"Gar? Oi!"

"Gar lu kenapa?"

"Kerasukan reog mana lu? Reog Gilang?"

"GILANG GAK BAKALAN GUE KASIH JATAH LU!"

Perkataan Leo membuat Gilang berlari kearah Leo. Seisi kelas hanya menatap mereka dengan pandangan datar pasti bentar lagi ada siaran Indosiar pikir mereka.

"Ayanggg. Maaf lupaaa yangg."

"Gak."

"Ayangg. Janji engga gitu lagi. Ayangg."

Leo sama sekali tidak menoleh atau menatap Gilang. Membuat kedua mata Gilang berkaca-kaca siap untuk menangis.
Semua orang di dalam kelas hanya mendengus. Akal bulus seorang Gilang yang menginginkan jatah.