Sore itu setelah menyelesaikan jadwal syuting yang cukup padat selama sepuluh hari, Syifa berencana pulang kerumah. Selama pandemi melanda, lokasi syuting harus steril dan para pemain dan juga kru harus menjalani prokes.
Syifa begitu merindu Mama-Papa dan juga Bang Anwar, suasana rumah dan juga masakan sang Mama pastinya.
Setelah membereskan semua perlengkapannya, mbak Dini, sang asisten pribadi melajukan kuda besi membela jalanan kota yang padat merayap. Ditemani senandung dari Tulus yang mengalun merdu, sesekali Syifa dan Dini berkaroke ria menghilangkan bosan dan kantuk yang mendera.
Memainkan benda pipih nan canggih ditangannya, Syifa teringat mana kala sebuah foto siluet begitu menyiksa keingintahuannya selama beberapa hari ini namun ia coba tahan dan menanyakan diwaktu yang tepat.
Ia mendesah panjang, mbak Dini berpaling sejenak menatapnya kemudian berkata, "Kenapa Syif, masih penasaran. Tanya aja sama Omar biar plong kamunya, Syif. Dari pada ditahan, yang ada kamu over thingking." Mbak Dini kembali berfokus pada jalanan yang mulai berjalan perlahan.
Syifa menarik nafas dalam, menghembuskan perlahan. "Oke, aku bakalan tanya sama kak Omar. Thanks mbak Dini." Ungkapnya tersenyum, mbak Dini pun ikut tersenyum.
Jemari lentiknya begitu mahir, menari diatas layar benda pipih tersebut. Senyuman manisnya tercetak diwajah ayu-nya. Syifa kembali menghela, sepertinya ia terlalu deg-degan.
Syifa menggeleng, menyadari dirinya terlalu memburu, bertanya pada Omar. Ia mendesah panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story : Omar Syifa (COMPLETE)
ChickLitBerkisah tentang kisah kasih antara sepasang manusia yang tak ingin mengumbar hubungan asmara mereka pada khalayak ramai terutama Media sosial. Cukup kedua keluarga dan sahabat yang mengetahui hubungan mereka. Mereka tak ingin go public, sebelum men...