Drama

683 48 2
                                    


Catatan : Maaf bila aku lama melanjutkan cerita ini. Entah mengapa menulis bab ini tuh gak mood banget, jadi ngumpulin mood dulu terus baru nulis.
Maaf juga, jika bab ini mengecewakan readers. 🙇🏻🙏🏻

Dalam bab ini, ada beberapa potongan momen Omar Syifa yang akan diceritakan. Pov dan waktu juga akan berubah tiap momen, dan akan ditandai oleh simbol 🧡 diakhir momen.

Abaikan waktu yang tidak sesuai didalam gambar dan typo yang bertebaran.

Dan untuk mengingatkan readers bahwa cerita ini hanyalah kehaluanku saja, tidaklah sama seperti dikehidupan nyata Omar Syifa.

Semoga bisa dimengerti untuk para readers yang budiman.

Terima kasih untuk setiap voment, aku sangat menghargainya.

Selamat menjalankan ibadah puasa, readers.

🧡Aku cokelat kalian🧡

_

________________________________________

Ingat tidak, ketika aku membuat story di instagramku kemudian di-reply Syifa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingat tidak, ketika aku membuat story di instagramku kemudian di-reply Syifa. Ah..itu pertama kalinya pertemuan kedua keluarga kami setelah keluarga kami mengadakan pertemuan beberapa kali secara terpisah, terkadang aku dan keluarga Syifa atau Syifa bertemu dengan kak Tania atau mama-papaku saat mereka berkunjung ke Jakarta.

Pertemuan hari itu, bentuk keseriusanku pada Syifa. Aku tau, Syifa tak ingin berpacaran begitu juga aku. Dan kalian juga tau desas-desus, bahwa kebiasaan di-keluarga berdarah arab adalah menjodohkan anak-anak mereka dengan atau masih memiliki hubungan keluarga yang berdarah arab. Alasannya adalah agar nasab kami tetaplah terjaga.

Maaf, bagi kami yang memiliki darah arab, nasab itu penting. Bukan berarti kami tidak bisa atau mau menjalin hubungan, menikah dengan yang bukan berdarah arab atau etnis lain. Hanya saja kami selalu menjaga garis keturunan kami, agar kelak kami tau nasab kami berawal-berakhir pada siapa.

Dan dengan begitu, bagiku tidak mudah untuk memberikan pengertian dan meyakinkan keluargaku yang sangat menjaga hal tersebut. Mengenalkan dan menerima Syifa, sebagai wanita yang telah merebut sebagian perhatian dalam hidupku saat ini yang berasal dari etnis berbeda atau yang bukan darah arab.

Meyakinkan Mama-papaku, tidak sesulit yang kubayanglan selama ini, beruntung bagiku yang memiliki keluarga yang terbuka. Ketika aku mengatakan bahwa beberapa kali aku bermimpi tentang seorang gadis, Mama-papa terutama kak Tania, tempatku mencurahkan isi hatiku selama ini. Ia menyarankan agar aku berdoa tentang jodohku ditanah haram ketika kami umroh, karena saat itu aku sedang merencanakan untuk melaksanakan ibadah umroh sekeluarga.

Love Story : Omar Syifa (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang