Cerita papa-mama muda (Spesial part)

724 39 0
                                    


Syifa terbangun saat rungunya mendengar rengekan bayi yang terbaring disampingnya. Bayi itu menatap sang mama dengan binaran bahagia ketika manik Syifa mengerjap berulang, pertanda ia terjaga bahkan sang bayi bersuara riang. Hilang sudah kantuk Syifa, tersenyum menatap bayi mungil yang baru berusia beberapa bulan itu.

Syamira Fachroza Assegaf, nama yang disematkan Omar dan Syifa pada anak perempuan pertama mereka. "Masya Allah, anak saliha mama sudah bangun, hm.." Syifa mencolek hidung bangir sang putri, manik hazel  dan bibir berbentuk hati sewarna cherry itu tak henti mengoceh.

Menghidu seraya mengecupi pipi gembil  Syamira yang berseru riang, Syifa, hatinya selalu bergemuruh mana kala makhluk yang selalu  ia bawa selama sembilan bulan lebih kemanapun dirinya berada, kini ada dihadapannya. Hilang letih, kantuk bahkan ia selalu rindu di-'ganggu' waktu me time-nya saat bayi itu terjaga.

Proporsi ragawi sang putri sangat mirip sang suami,  Syifa sempat protes pada Omar karena dirinya tak dapat bagian apapun terutama wajah sang putri yang mirip sangat mirip sang suami. Omar tak menanggapi, karena pria itu tau betul, kelak kecerdasan dan sebagian sifat sang putri akan menurun dari sang istri.

Syifa membawa Syamira kedalam dekapannya kemudian menyusui sang putri yang terlihat lapar, sembari bershalawat wanita kini berstatus Ibu muda itu mengelus lembut surai berwarna madu milik sang putri. Kontak mata, Syifa selalu suka ketika Syamira menatap dirinya dengan manik jernih nan berbinar terang, ada kebahagian yang tak dapat ia gambarkan.

Sebuah kecupan lembut mendarat dipucuk kepala Syifa, sang suami baru saja pulang dari lari paginya dan memasuki kamar mereka sudah dalam keadaan bersih dan wangi. Syifa selalu protes, jika Omar menemui sang putri dari luar rumah dalam keadaan belum bebersih. Katanya, sang suami membawa banyak virus dan kuman yang tidak baik untuk Syamira, ingin protes tentu saja tidak bisa, apa yang disampaikan sang istri itu benar adanya. Kesehatan Syamira itu paling utama.

Mengecup pipi sang istri, tak lupa membisikkan 'love you' sebagai tanda terima kasih telah hadir dan menghadirkan Syamira dalam hidupnya. Syifa tersenyum, bibirnya bergerak, mengucapkan 'love you, more..papa'. Omar beralih dan mengecup pucuk sang putri yang tengah asyik mengecap makanan pertamanya dari sang mama.

"Syamira..sayang, minumnya pelan-pelan dong, nanti tersedak." Omar berusaha mengajak sang putri berinteraksi meski tak mendapat jawaban namun netra sang putri beralih padanya, mengerjap pelan seakan Syamira mengerti apa yang dikatakan sang papa.

Omar selalu suka momen seperti ini, dimana kelak ia bisa akan merindukannya ketika Syamira sudah dewasa. "Dek, mau sarapan apa, biar kakak siapin." Tanya sang suami menatap Syifa yang terlihat berpikir, Syamira melepaskan sumber makanannya, sepertinya ia sudah kenyang dan menatap sang papa dengan binaran bahagia.

Omar mengambil alih Syamira dan mendekapnya, mengajak sang putri berbicara, bayi itu menggeliat bahagia. Kemarin malam Omar baru saja kembali dari Jogja, ia harus menyelesaikan syuting diluar kota selama hampir tiga minggu. Meninggalkan keluarga kecilnya di Jakarta dengan gemuruh rindu setiap detiknya pada sang istri dan Syamira yang sedang lucu-lucunya. Omar harus kuat menahan kerinduan tersebut, niatnya hanya satu kebahagiaan dan senyuman dua wanita yang sangat ia sayangi dihidupnya kini.

"Kakak main aja sama Syamira, biar aku yang menyiapkan sarapan. Kakak mau makan dimana?" Syifa merasa terabaikan.

Dikecupnya berulang setiap detail wajah sang putri yang menjadi copy-an dirinya, putrinya menggeliat kegelian dan berseru riang, Syifa tersenyum melihat interaksi Omar dan Syamira.yang penuh kebahagiaan berbalut rindu. "Dibawah aja, dek, sekalian berjemur dan main diluar sama Syamira, mataharinya lagi bagus." Ungkap Omar, Syifa mengangguk setuju.

Berjalan beriringan, menuju dapur dan halaman belakang, pasangan suami istri itu berpisah. Omar duduk dibangku kayu dihalaman belakang yang dipenuhi tanaman, Syamira dalam gendongannya, tak henti mengoceh seraya memegang hidung atau bibir sang papa yang mengajaknya bercanda.

Love Story : Omar Syifa (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang