O6

1.8K 212 72
                                    

Mari kita percepat saja alurnya.

ヾ(๑╹◡╹)ノ"

ㅡ♛ㅡ

Setelah mendapat nasehat dari sang Nenek dan berbincang cukup lama malam itu, akhirnya Taehyun pasrah lalu mengambil keputusan dengan setuju membawa Beomgyu ke psikiater. Seperti yang sudah Jeno duga sebelumnya, Beomgyu divonis mengalami skizofrenia. Gangguan mental yang mana dirinya sering berhalusinasi, sering mendengar bisikan-bisikan jahat yang sebenarnya tidak ada.

Hari pertama mereka membawa Beomgyu berkonsultasi ke psikiateidaklah mudah. Ia menolak berkonsultasi dan merengek agar Taehyun mau membawanya pergi darisana, ia beralasan kalau dirinya tidak gila dan hampir saja hilang kendali lagi. Lelaki bermarga Kang itu sudah berusaha walau sebenarnya tak tega melihat Beomgyu menangis ketakutan di pelukannya. Tidak mau mengulangi kesalahan yang sama, di hari berikutnya Jeno meminta Taehyun untuk tidak ikut, akan lebih baik agar adiknya merasa terbiasa. Memang sulit, terlebih lagi Beomgyu yang sepertinya tau tidak mau lepas dari pegangan lelaki itu. 

Awal mula memang sulit, membutuhkan banyak waktu dan usaha agar Beomgyu mau membuka suara. Dan, hari demi hari, upaya tersebut membuahkan hasil, secara perlahan, akhirnya ia mau mengatakan isi hatinya.

"Saat aku menikah dengan suamiku, aku bersumpah pada diriku sendiri akan membuatnya bahagia. Mimpinya akan menjadi mimpiku juga. Senyumannya adalah sesuatu yang paling kudambakan daripada apapun di dunia ini. Aku ingin menjadi tempatnya berlabuh ketika dia lelah. Aku ingin membangun surga dunia untuknya. Dan ketika aku sadar kalau aku sudah menyakitinya dengan sengaja, aku merasa tidak pantas lagi untuknya karena telah membuatnya menangis. Aku melanggar sumpahku sendiri." Dengan jemari yang bertaut gelisah di atas pangkuan, Beomgyu bercerita sembari menahan ribuan airmatanya yang hendak tumpah. "Tapi, aku tidak bisa menahan diriku sendiri. Aku mendengar tangis bayi kami di setiap sudut," lanjutnya dengan hati yang terluka.

Dokter Park, selaku wanita berprofesi sebagai psikiater dan sekaligus sosok yang menangani Beomgyu pun menunjukkan raut ibanya. "Beomgyu, maaf harus mengatakan ini padamu. Namun, sesuatu yang sudah tiada tidak akan pernah bisa kembali," ujarnya dengan hati-hati. Bola matanya pun mengarah pada pemuda manis yang kini mendongakkan kepala.

Manakala mata mereka saling bertemu, Dokter Park mengulas senyum tipis guna menenangkan. "Ketika kau membuat kesalahan, kau tidak boleh lari. Kau harus menyelesaikannya. Kau sudah menyakiti suamimu, itu artinya kau harus minta maaf padanya, bukan mengajukan perpisahan. Satu kecelakaan tidak akan membuat ribuan impian kalian musnah, kan? Kalian masih saling mencintai, tidak ada alasan untuk kalian berpisah. Kau dan suamimu masih memiliki impian lain yang harus diwujudkan, bukan?"

Beomgyu masih diam, tiba-tiba hatinya merasa tercubit.

"Hidup itu terus berjalan maju, bukan mundur. Kecelakaan itu sudah jadi masa lalumu, semuanya sudah berlalu. Kau harus menguburnya di sudut hatimu, tidak membiarkannya terbuka lagi sampai kapanpun."

ㅡ⚜ㅡ

Kasus Beomgyu memang sedikit berat. Pasalnya, pemuda itu masih menganggap kehadiran bayinya yang sudah meninggal. Dan, di saat itu terjadi, Taehyun harus memberitahunya secara perlahan dan sesekali mengajaknya pergi ke pemakaman bayi mereka. Demi membuat perasaan Beomgyu lebih tenang, Dokter Park juga menyarankan agar lebih sering membawanya pergi berjalan-jalan ke tempat yang bagus.

Menuruti saran tersebut, Taehyun pun lebih banyak meluangkan waktunya untuk Beomgyu. Mereka mulai mengisi hari dengan kegiatan yang menyenangkan, biasanya Taehyun akan membawa Beomgyu naik sepeda lalu pergi ke taman untuk piknik bersama. Kadang kala, mereka akan pergi ke toko buku dan menghabiskan waktu membaca buku kisah cinta. Dan di malam hari, Taehyun akan menyanyikan sebuah lagu sebagai pengantar tidur.

Only You - Taegyu✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang