Aku terbangun kala matahari bersinar terang menembus jendela kamarku. Aku mengerang, mengusap kepalaku yang terasa sakit dan berguling, bangkit untuk bersiap karna aku harus segera pergi ke bangkok. Sebelum mandi aku mengirim pesan kepada ken untuk mengantarkan obat sakit kepala ke kamarku. Dia datang tepat disaat aku tengah berpakaian. Dia meletakan obat itu di meja disamping tempat tidurku setelah aku memberikan isyarat kepadanya, lalu ia membungkuk dan kemudian pergi.Setelah selesai berpakaian, aku melirik jam untuk melihat bahwa sekarang sudah pukul 08.55. Dengan cepat aku bergegas menegak air putih setelah memasukan obat sejenis aspirin kedalam mulutku, sebelum akhirnya berjalan keruangan khusus untuk ku bekerja. Kebetulan ruang itu terhubung dengan kamarku, hanya terhalang dengan pintu kaca hingga aku tidak butuh waktu lama untuk memasukinya.
Aku menatap jengah dengan banyaknya dokumen yang menumpuk untuk kuperiksa dan kutandatangani. Semakin hari dokumen itu semakin memenuhi meja kerjaku. Sial!
Aku mendengus sebelum akhirnya mulai mengerjakannya. Tapi pada dokumen ketiga, aku mendengar ketukan hingga aku mengalihkan atensiku ke arah pintu."Masuk!"
Pete menjulurkan kepalanya dan masuk dengan ragu ragu setelah beberapa detik. Ku lirik jam tanganku ternyata sudah menunjukan pukul 09.05 dia terlambat lima menit. Dia menghampiriku dengan langkah cepat dan tergesa gesa, meletakan hard copy berwarna biru tua di hadapanku dan berdiri dengan kepala tertunduk. Aku tau dia sadar bahwa dia sudah terlambat dan aku tidak menoleransi ketidakpatuhannya.
Berdiri dan memutari setengah meja kerjaku. aku memasukan kedua tanganku di saku celana dan berjalan kearahnya hingga refleks membuatnya mundur selangkah untuk menjauhiku. aku berdehem pelan lalu menatapnya "apa kau tidak mengingat apa yang kemarin aku katakan pete?" kataku pelan tapi sukses membuatnya takut.
"Dengan jelas aku menyebut tepat jam sembilan pagi. Dan aku sudah ada diruang kerjaku dari jam 8:58 jadi alasan apa yang ingin kau katakan hingga membuat kau datang terlambat dari waktu yang kuminta!" suaraku mengeras di akhir kalimat hingga pete mulai gelagapan dengan tubuhnya yang kaku.
Dia berbicara sesuatu yang tidak jelas. Sejujurnya aku prustasi harus berkali berkali memberitahu semua orang untuk menjawabku dengan benar. Aku bukan type orang yang punya waktu untuk menyaksikan kegagapan mereka. Mereka membuatku sakit kepala sialan.
Meminjat sebelah keningku, aku mengeram kesal, " pete dengar, kau tau kalau—
"Khun kinn, tuan Khun tadi pagi memaksa kami semua untuk memakan kue aneh buatannya. Kami sudah menolaknya tapi dia tetap bersiteguh agar kami memakannya kalau tidak kami akan mendapat masalah. Dan setelah beberapa menit kami memakannya perut kami mendadak sakit jadi kami harus bersusah payah menghabiskan waktu di toilet untuk itu. Aku harap anda mengerti khun kinn..." aku terdiam oleh pengakuannya yang indah. Dia mengatakan itu semua dengan kepala tertunduk malu.
Khun adalah anak sulung dikeluargaku. Dia adalah kakakku yang bodoh dan selalu bertindak konyol sesuka hati, terutama kepada para bodyguard nya. Dan pete adalah salah satu dari mereka yang kerap kali aku pinjam untukku gunakan.
Diam diam aku menahan tawa untuk ini. Sungguh para bodyguard Khun yang Malang. Bagaimana aku bisa menghukum pete karna ini? Aku ingin tertawa tapi aku harus mempertahankan sikapku, setidaknya dihadapannya.
Kembali menbenarkan postur tubuhku, aku menjawab "Baiklah... itu tidak apa apa, aku akan memafkanmu kali ini. Dan katakan pada p'chan, segera siapkan barang barang untuk keberangkatanku"
"Baik Khun kinn" dia membungkuk dan hendak pergi kalau saja aku tidak kembali bersuara yang membuat langkahnya terhenti.
"Lain kali jika itu terjadi lagi disaat aku membutuhkanmu, cobalah untuk menggunakan popok bayi. Aku yakin barang itu masih tersedia dipasar" pipiku memanas karna merasa geli tapi meskipun begitu aku bersumpah aku mendengarnya tersedak. Dia berkata 'ya' dengan gugup dan hendak keluar tapi lagi lagi aku menghentikannya "Dan.. pete?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [ 𝐊𝐢𝐧𝐧𝐩𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞 ]
FanfictionPorsche merupakan sosok kakak yang begitu tulus menyayangi adiknya harus kembali dihadapkan dengan kesialan yang membuatnya bertemu dengan kinn, seseorang yang merupakan pemimpin mafia terkejam di dunia dengan hati sekeras dan sedingin es. Lantas b...