10

6.4K 509 36
                                    

....

Aku termenung dikamar tempatku terbangun pagi tadi.

Sembari menopang kedua tanganku ditepi tempat tidur, otakku berpikiran bermacam macam tentang segala hal yang terjadi.

Aku tidak tau apa tindakanku menyetujui perjanjian itu benar atau salah..

Akan seperti apa kedepannya?

Akankah semuanya berdampak buruk terhadapku dan chay?

Aku tidak tau.
Semuanya tampak sulit....

Dan itu terjadi hanya karna kaparat tua bangka itu. sekarang aku bahkan tidak tau dimana keberadaannya. Dia menghilang tanpa jejak dengan nomornya yang kurasa sudah digantikan olehnya.

Dalam hati, aku hanya bisa menyumpahi semoga dia mendapat karma untuknya sendiri. Dan jika perlu, dia harus merasakan apa yang aku rasakan selama 15 tahun terakhir. Harus!

Menghela nafas, aku rebahkan setengah tubuhku melihat langit langit.

Pikiranku berkacamuk!
Dan karna hal itu aku nyaris terlelap ketika suara ketukan menyadarkan ku.

Bangkit dari posisi awal ku. Aku membuka pintu yang secara tiba tiba aku langsung disambut oleh pelukan seseorang yang sangat aku khawatirkan.

Aku sempat terkejut pada awalnya tapi aku tetap membalas pelukannya ketika aku merasa terintimidasi oleh orang orang yang mengantarkan chay kepadaku.

Aku membawa chay yang masih setia memelukku untuk masuk kedalam dan menutup pintu.

"Aku takut hia..." lirihnya.

Chay masih terisak ketika aku melepaskan paksa pelukannya. Dan menatap tubuhnya dari atas sama bawah, begitupun sebaliknya.

"Katakan padaku, apa mereka menyakitimu? Dimana? Dimana mereka menyakitimu?"

"Tidak, aku baik baik saja. Hanya saja mereka mengatakan hal hal buruk kepadaku hia. Aku sangat takut... Hiks.. Aku.."

Chay kembali menangis dan aku dengan segera meraihnya, mendekapnya kembali disertai usapan dipunggung dan beberapa kecupan kecil didahinya.

"Tak apa. Seperti katamu, aku selalu ada untukmu. aku akan menjaga dan melindungimu. Jangan takut heum"

Chay mengangguk dalam diam.

Isakannya perlahan berhenti, tapi tidak dengan bahunya yang masih bergetar hebat dan aku  bisa merasakan baju bagian bahuku basah menembus kulitku.

Hatiku mencelos..

Ini untuk pertama kalinya aku melihatnya menangis setelah dia dewasa. Aku jelas masih ingat kapan terakhir kali ia menangis ketika umurnya masih dibawah 9 tahun.

Kala itu ia berkata bahwa ia ingin menjadi kuat sepertiku tanpa tau bahwa jauh dari lubuk hatiku aku sangat rapuh. Dia berjanji padaku bahwa ia tidak akan menangis lagi. Dan itu terbukti, ia tidak pernah sedih dalam setiap keadaan. Selalu ada senyum dan tawa diwajahnya yang menjadi alasan kekuatanku.

Hanya dengan mengingat saja, mataku memerah, dan tanpa sengaja aku menitikan air mata yang dengan cepat kuhapus kembali.

Lalu tak lama, aku melepas rengkuhanku untuk beralih menangkup wajahnya dengan jari jariku yang bergerak mengusap lelehan air mata disudut matanya sembari tersenyum.

"Jangan menangis.... Hm "

Chay tetap diam. Menunduk sembari sedikit menggelengkan kepalanya.

Menghela nafas, ku angkat dagunya dengan satu jari telunjukku, mengarahkan matanya untuk balas menatapku.

𝐌𝐲 𝐃𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐨𝐮𝐬 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [ 𝐊𝐢𝐧𝐧𝐩𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang