Part 2

130 31 4
                                    

Kerajaan Oliver

"Dari mana saja tuan?" tanya seorang pengawal pada pria dengan setelan kebesarannya.

Sang pria yang ditanya lebih memilih membaringkan tubuhnya, "mengapa susah sekali menemukannya? mengapa dia sangat handal bersembunyi!" ucapnya pelan masih bisa di dengar oleh pengawal setianya.

mendengar ucapan tuannya, pengawal tersebut sudah bisa menebak dari mana pria itu.

Dunia manusia, sudah pasti tuannya baru saja kembali dari dunia manusia.

"Apa anda tak lelah mencari manusia itu? ini sudah beberapa tahun, mungkin saja gadis itu sudah meninggal,"

Jackson mendelik malas. “Jangan berbicara seperti itu, dia calon istriku!” bentaknya kemudian marah.

“Ma… Maafkan saya tuan.” Leo menunduk. Dia sungguh tak habis pikir dengan tuannya ini, hanya karena seorang wanita dia tidak bisa fokus menjabat sebagai raja kerajaan Aldick.

“Sudahlah! kau pergi saja, aku ingin sendiri”

Jack memejamkan matanya mengingat sedikit demi sedikit potongan kenangan bersama cinta pertamanya.

untuk pertama kalinya seorang gadis berhasil mencuri hatinya.

"Aku yakin bisa kembali menemukanmu,"

Jackson memiliki kenangan singkat dengan manusia itu, jatuh cinta karena menatap mata indah gadis itu. Mata dengan manik berwarna cokelat, bulu mata lentik, akhh Jackson menginginkan dia. Gadis cantik yang memiliki sejuta pesona.

***

Pulau xavier

Slink!

Kedua pedang tersebut tampak saling beradu, beberapa kali seolah menghantam udara ketika meleset dari target yang dituju.

William yang memiliki tubuh tinggi menatap sinis sang lawan. Sementara yang ditatap tampak terengah dengan puluhan luka, darah segar sudah mengalir dari tubuh lawan.

“Jangan serakah, kau harus menyerahkan tempat ini?” pinta sang putra mahkota.

“Serakah?, anda benar-benar tak tau diri! gelar itu lebih pantas untuk anda!"

William tersenyum meremehkan, "Kau kira aku tidak tau mengenai kekejamanmu pada rakyat pulau ini?"

"Menyerahlah!" pinta William

"Aku akan menjadi pemimpin rakyat pulau ini!"

Pria itu kembali berdiri, "Cih.. Jangan pernah bermimpi," teriaknya mulai kembali menyerang William.

Cukup sudah, William sungguh tak ingin bermain-main lagi, dengan sekali hempasan pedang dia berhasil memenggal kepala pria itu. "Kau terlalu banyak bicara!" ejeknya kemudian.

Deriel menelan salivatnya, tontonan dihadapannya begitu mengerikan, lagi dan lagi dia melihat kekejaman sang putra mahkota, tapi jangan salah putra mahkota hanya menyerang para pemimpin yang berlaku jahat pada rakyatnya. William akan mengambil alih dan menjadikannya kerajaan itu yang lebih baik lagi.

"Deriel, aku ingin kau memusnahkan mayat pria itu!" suruh william pada pengawalnya.

Deril mengangguk paham.

Drap

William terjatuh saat kembali merasakan sakit luar biasa di dadanya, sakit ini lebih dari sakit yang biasa dia rasakan, hatinya terasa sangat nyeri.

"a...apa inii!" gumamnya menahan rasa sakit.

Deril yang baru saja selesai membereskan tempat itu tersentak menatap tuannya yang terjatuh, "Tu. tuann ada apa?"

Crown Prince Of Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang