Chapter 23 - Ironisme yang Lucu.

168 20 0
                                    

Kesambet part 2!
Up 3 bab sekaligus!
Hope you enjoy, guys.

Vote and coment
Please

(。┰ω┰。)


"Tunggu disini, biar gue yang pesen."

"Pencet bel aja, nanti pelayan-nya juga dateng."

"Gue sekalian mau kekamar mandi." Brian keluar setelah mengatakan itu, meninggalkan Runa disebuah ruangan 4x6 meter sendirian.

Itu satu ruangan terpisah dilantai dua restoran ini. Benar kata Mbak Hana, kalau ruangannya kedap suara. Tapi harusnya Mbak Hana juga bilang kalau ruangan VVIP-nya cuma disekat kaca transparan.

Jadi Manja-manja romantisan yang disebut Mbak Hana tidak bisa dilakukan sembarangan karena tetap terpantau dari luar.

Runa mengaktifkan HP dan mendapati puluhan chat serta belasan panggilan tak terjawab dari Axel. Sengaja dia matikan HP-nya karena menduga ini akan terjadi.

Dia cuma sepupunya tapi tingkahnya sudah kelewatan posesif. "Orang yang gak tahu pasti bakal salah paham."

Itu membuat Runa kesal.

"Permisi." Seorang pelayan wanita membuka pintu dan menyita atensi Runa. "Mbak Deruna?"

"Kenapa?"

"Mau konfirmasi pesanan. Tadi Mas-nya keburu kekamar mandi sebelum kita sempet ngecek." Pelayan itu masuk kedalam dan memperlihatkan dua catatan kecil kepada Runa.

"Tolong dicek, Mbak, yang kanan punya Mas Brian yang kiri punya Mbak Deruna."

Runa mengerutkan dahi melihat sesuatu yang aneh dari daftar pesanan miliknya.

"Kenapa punya gue ada salad buah sama jus buah?"

"Mas Brian bilang buat nambahin salad sama jus." Jawab Pelayan itu.

"Saladnya hapus, terus minumnya samain kayak Brian. Gue pesen soda juga."

"Jadi diganti-"

"Biarin kayak tadi." Brian tiba-tiba membuka pintu dan masuk kedalam.

Runa menatap heran pada Brian yang mengambil duduk disampingnya. "Gue gak minta dipesenin jus sama salad."

"Gue yang minta."

"Kenapa?"

"Karena gue pengen."

"Kalau lo pengen kenapa gak buat lo aja?"

"Maaf ini jadi diganti apa nggak?" Tanya Pelayan yang menyela.

"Nggak. Udah bener itu." Sahut Brian menjawab pelayan restoran itu.

"Oke, Terimakasih."

Pelayan itu keluar untuk menyiapkan pesanan. Barulah setelahnya Runa membuka suara lagi.

"Jus buah masih oke, tapi salad?" Keluh Runa tak terima. "Panas-panas gini lo pesen salad buat gue?"

Masalahnya Runa sudah kenyang salad buah buatan Visha. Dikulkas juga masih sisa beberapa cup karena Visha rutin mengiriminya sejak beberapa hari terakhir.

Salahnya Runa bilang kalau salad buatan Visha enak. Gadis itu jadi punya obsesi membuat salad agar Runa bisa memakannya terus-menerus.

"Udah terlanjur." Jawab Brian singkat.

Runa menghembuskan napas dan memilih tidak memperpanjang lagi.

Brian yang melihat itu diam-diam tersenyum puas. Dia memang sengaja pesan jus dan salad agar pencernaan Runa tidak kaget.

D E R U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang