Chapter 10 - Alasan yang Mendasari.

197 29 1
                                    

𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐖𝐚𝐭𝐭𝐩𝐚𝐝'𝐋𝐨𝐯𝐞𝐫𝐬.

📤 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐬𝐚𝐧𝐚.

📤 𝐒𝐞𝐠𝐚𝐥𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤𝐚𝐧, 𝐤𝐫𝐢𝐭𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐟𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐮𝐧 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐤𝐞𝐧𝐚𝐧𝐤𝐚𝐧.

📤 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐨𝐣𝐨𝐤 𝐤𝐢𝐫𝐢 𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡 𝐥𝐚𝐲𝐚𝐫 𝐡𝐚𝐧𝐝𝐩𝐡𝐨𝐧𝐞 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐛𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐚𝐩𝐫𝐞𝐬𝐢𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐨𝐭𝐢𝐯𝐚𝐬𝐢 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬.

Thank's and see you!

CHAPTER 10 ;
  - 𝐀𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐬𝐚𝐫𝐢 -

Regal berlari melewati koridor demi koridor diantara kelas-kelas. Napasnya terengah dan keringat-keringat halus nampak menghiasi dahinya.

Regal lari dari lapangan basket indoor disayap barat sekolah menuju UKS kelas XII disayap timur yang jaraknya tidak dekat. Ia awalnya berlatih untuk turnamen basket bulan depan, ketika mendengar kabar perkelahian Deruna dan Bara yang ramai diforum sekolah.

Untuk yang satu ini, Regal langsung berlari meninggalkan latihannya tanpa pikir panjang. Apalagi setelah mengetahui jika Deruna dilarikan ke UKS tak berapa lama kemudian.

Bara bukan orang sembarangan.

Regal tidak berbicara tentang latar belakangnya, melainkan tentang kepribadiannya. Bara tempramen dan punya masalah pengendalian emosi. Singkatnya, Bara seperti pengidap bipolar, yang bisa menyukai sesuatu lalu membencinya dimenit berikutnya.

Mengingat kilas balik dirinya dan Bara yang tidak begitu baik, lalu hubungan Bara dan Deruna yang cukup rumit, Regal menebak perkelahian itu tidak akan berakhir damai.

Bara punya dendam padanya, disebabkan Deruna yang menolaknya didepan banyak orang karena gadis itu menyukai Regal.

Selain masalah pengendalian emosi, Bara juga punya harga diri tinggi. Bisa bayangkan bagaimana perasaannya setelah dipermalukan seperti itu.

Karenanya, bahkan jika Regal ingin, ia tetap tak bisa mengabaikannya ini begitu saja.

Regal memacu kaki lebih cepat ketika pintu UKS sudah nampak diujung koridor. Sedikit merasa heran karena netranya menangkap keberadaan Clara yang tengah berdebat dengan Visha tepat didepan pintu.

Kenapa Clara ada disana?

"Oh, wow. Lihat siapa lagi yang datang." Visha berucap sinis. Hidungnya sedikit merah dan matanya sembab sehabis menangis. "Heran gue, lo selalu jadi orang terakhir yang datang kalau Runa kena masalah. Segitu gak perdulinya lo sama tunangan lo sendiri?"

"Deruna didalam?" Regal bertanya, menghiraukan sikap sinis Visha.

"Peduli lo apa?"

"Visha gue nanya!" Regal terpancing emosi. Ia tahu Visha tidak menyukainya, tapi disaat seperti ini apakah itu penting. "Lo bisa langsung jawabkan."

Visha tertawa tak habis pikir. "Lo mau jawaban, oke gue jawab. Lo telat, Gal. Lo selalu telat."

Visha berlalu tanpa menjelaskan lebih pada Regal. Gadis itu sengaja menabrak bahu Clara yang sedari kedatangan Regal hanya diam menutup mulut.

D E R U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang