-16-

7.2K 754 32
                                    

Happy Reading !

———————————————

Kini terlihat pemuda yang sangat tampan dengan balutan kemeja putih yang digulung lengannya, sangat cocok dipadukan dengan rambutnya yang hitam legam. Pemuda itu kini berjalan mendekati seorang gadis yang tampak rapih.

"Kak, gue ikut ya." Mohon sang pemuda yang tak lain adalah Dixon kepada Rainey sang kakak.

Rainey menggeleng, "Kakak cuman sebentar disana. Lo disini aja jaga Allen."

"Cih, buat apa! Dia bisa jaga dirinya, kak." Decih Dixon, padahal jika kakaknya mengizinkan, mereka bisa berduaan terus ehe.

Rainey hanya diam dan memakhlumi adiknya ini, namun matanya menatap satu objek yang membuatnya tak bisa melepaskan pandangannya.

Tiba-tiba dia mendekat dan menyentuh leher sang adik itu. "Sejak kapan?" Tanyanya menatap ukiran tattoo mawar hitam dileher sang adik, dia terpesona.

Dixon yang tau kemana arah pembicaraan kakaknya kini tersenyum, dia senang jika kakaknya ini senang. "3 hari yang lalu. Apakah kakak menyukainya?"

"Sangat. Dixonku kini yang tertampan." Puji Rainey dengan tangan yang terus mengusap ukiran tattoo itu dengan kesenangan tersendiri.

Tanpa bisa dicegah dia mengecup tattoo itu, membuat sang empu terdiam membatu.

---

Dixon's POV

Kulihat pantulan diriku dicermin, sudah tampan. Mataku kini menatap satu objek dileherku. Ya, tattoo yang baru kubuat 3 hari yang lalu.

Aku sengaja membuatnya karena aku tau bahwa kakak perempuan ku begitu menyukai lelaki yang memiliki 1 tattoo dibagian tubuhnya, bahkan jika itu diarea matanya sekalipun.

Dia berkata bahwa lelaki yang memiliki 1 tattoo itu sungguh tampan dan menggoda. Namun, jika terlalu berlebihan maka kakakku akan memandang jijik. Karena itu aku men-tattoo area leherku dengan tattoo bunga mawar hitam yang melambangkan betapa aku mencintai kakakku dan selalu setia kepadanya.

Ah, aku sungguh takut jika perasaan ini semakin lama semakin membunuhku.

Aku hanya mencintai nya seperti kakak-adik namun sekarang aku merasa cinta yang berlebih kepadanya. Perhatian dan kasih sayang yang dia berikan untukku membuatku nyaman, aku merasa seperti di prioritaskan olehnya.

Rasa yang tak pernah kudapat dari ibu maupun ayahku.

Apakah aku salah mencintai nya?

Hah, biarlah ini berlalu seperti angin.

Setelahnya aku keluar dari kamarku dan aku melihat kakakku yang baru keluar dengan pakaian yang rapih menurutku. Karena jika dirumah dia hanya mengenakan kaos dan celana pendek.

Akupun berjalan mendekatinya, "Kak mau kemana?"

Fokus kakakku yang tadi di ponselnya kini beralih padaku, bisa kulihat mata Magenta yang indah dan tajam itu menatapku, bulu mata yang lentik dan jangan lupakan tahi lalat kecil dibawah mata kirinya. Sungguh cantik.

"Gue mau kerumah kakek."

Suara yang merdu itu menyapa telingaku, walau terkesan dingin dan datar namun itu tetap menjadi canduku.

Mendengar kakak ingin kerumah kakek dari pihak ibu Grizelle karena kakek dari pihak ayah sudah meninggal. Aku memutuskan untuk ikut menemani kakak.

"Kak, gue ikut ya."

Akupun memohon ikut kepadanya, aku bahkan sampai bertingkah seperti puppy demi kakakku ini. Namun, jawabannya diluar keinginanku, aku ditolak.

Dia berkata bahwa aku harus menjaga adikku, yakni Allen. Aku jelas menolak, untuk apa coba anak itu bisa menjaga dirinya sendiri, lagipula sekarang dia punya gebetan seorang dominant yang akan menjaganya, walau perempuan sih.

Rebirth for RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang