10 : 6/7

6K 140 4
                                    

Jam telah menunjukkan pukul 10 malam dan sejak tadi Taehyung tidak tidur. Ia khawatir dengan suaminya, Taehyung tahu jika ketuban Jungkook telah pecah sejak semalam lalu dan harusnya sekarang Jungkook melahirkan anak-anak mereka. Akan tetapi, Taehyung belum mendengar suaminya itu meminta untuk melahirkan anaknya. Padahal Taehyung tahu sejak tadi suaminya menahan sakit, bahkan saat Taehyung bertanya apakah sang suami ingin melahirkan, Jungkook menggeleng.

"Aarrghh" teriak Jungkook, Taehyung bisa memperhatikan suaminya yang tangan kanannya langsung menyentuh bagian bawahnya.

"Sayang, ayo lahirkan sekarang ya. Aku bantu" Taehyung membuka selimut yang menutupi tubuh Jungkook, Taehyung lalu berniat melepaskan celana yang Jungkook kenalan, tapi tangan Jungkook menahannya.

"Sayang kamu kenapa?"

"Gak! Jangan dekat-dekat. Aku mau lahirin anak aku sendiri"

"Sayang, bahaya. Kamu kenapa sebenarnya? Aku ada salah? Dari aku pulang tadi kamu gak mau deket-deket sama aku"

"Gak! Anak aku bisa mati di tanganmu"

"Gak akan, maksud kamu apa? Aku gak mungkin bunuh anak kita. Kamu boleh bunuh aku kalau aku ngelakuin itu"

"Anakku sebelumnya, kamu bunuh!"

"Aku enggak!"

"Iya! Kamu bunuh kembaran Saera!"

"Aku gak ngelakuin itu, Sayang! Percaya ya sama aku, aku emang pernah bilang kalau kamu gak mau aku bisa bunuh dia. Tapi aku gak ngelakuin itu. Dia meninggal bukan gara-gara aku. Ketubannya waktu itu untuk pecah dan dia gak selamat, semua keturunanku kayak gitu. Aku gak bisa nanganin dan Ayah belum pernah ngajarin aku, baru waktu kamu hamil ini aku tau caranya"

"Bohong, kamu bohong! Gak mungkin ketubanku bisa pecah tiba-tiba!" Jungkook sama sekali tidak percaya sedikit pun dengan suaminya.

"Sumpah! Aku gak ngelakuin itu! Anak kita gak selamat gara-gara keegoisan Saera! Aku gak salah" jujur Taehyung. "Sebenarnya aku gak mau kasih tau ini ke kamu, tapi kayaknya sekarang cuman ini yang bisa membuktikan bahwa aku gak salah" Taehyung menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca.

"Waktu itu Saera sama kembarannya gak cocok, Saera terlalu egois. Dia yang buat kembarannya meninggal, di dalam kandunganmu dia cari tempat yang lebih luas, sampai-sampai kembarannya ketindih. Dari situ, kamu bisa simpulkan sendiri kenapa ketubanmu bisa pecah. Aku benar-benar gak bunuh dia, kalaupun kamu gak percaya, setelah ini kamu bisa bunuh aku. Tapi tolong biarkan aku bantu kamu melahirkan dan setelah itu aku kembalikan kehidupan normalmu" Jungkook tetap tidak percaya, bukan ia yang tidak ingin percaya. Namun, Jungkook bingung yang mana pernyataan benar dan mana yang salah.

"Aww!" Rintihnya saat merasakan kepala anaknya sudah diujung jalur lahirnya. "Sayang, kayaknya kepalanya udah mau keluar, aku bantu ya" tetap sebuah gelengan yang Jungkook berikan. Dirinya pun mencoba duduk dari baringnya dan duduk bersandar pada kepala kasur.

"Sayang, aku ada salah?" Lembut Taehyung seraya duduk di depan Jungkook.

"Aku bingung ... Hiks ..."

"Kamu boleh bingung, kamu boleh gak percaya. Tapi tolong lahirkan anak kita ya. Setelah ini kamu bisa kasih tau semuanya, aku sebenarnya bisa nanya ke anak kita yang masih di dalam kandunganmu, bahkan dari tadi mereka ribut untuk ngasih tau aku. Tapi aku tolak, aku cuman mau dengar dari kamu. Sekarang, ayo lahirkan mereka ya" mohon Taehyung.

"Hiks ..." Jungkook menggeleng dengan tangisan yang semakin kencang, ia menatap sang suami dengan linangan air matanya. "Sayang ..." Taehyung perlahan mulai mendekat dan mencoba membuka kaki Jungkook.

"Anak kita udah di ujung, aku izin lepas celanamu ya" tidak ada jawaban dari Jungkook dan Taehyung menganggap hal itu sebagai persetujuan.

Taehyung pun membuka celananya Jungkook sebatas paha dan ia bisa melihat kepala anak mereka sudah menyembul sempurna.

Child of the Devil - TAEKOOK [VKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang