07 - Lebih Dekat
------------------------------
Rayya tak punya perbandingan sebelumnya. Karena ini kali pertamanya dia berkendara motor dengan jarak terjauh, biasanya kalau jaraknya agak jauh, Rayya memilih memakai mobil atau bus.
Tujuan anak-anak BEM Univ adalah Bogor, lebih tepatnya taman safari. Bukan di taman safarinya, tapi disekitar taman safari ada penginapan yang lumayan oke banget buat dijadiin destinasi healing.
"Lo nyaman nggak, Ya, kalo tas gue ditaro ditengah?" tanya Raden menatap spion, mereka sudah siap untuk jalan.
Rayya yang masih kesulitan dengan kaitan helm-nya hanya menjawab sekenanya, "Hah? Apaan, Den?"
"Susah banget, ya?"
Rayya menghembuskan napasnya dengan berat, "Nggak usah dikaitin lah."
"Jangan!" kata Raden, "Safety itu penting. Kalo nggak dikaitin nggak safety, dong."
"Yumna!" Yumna yang sedang berdiri sembari menunggu Yohan selesai menata box motornya, menoleh ke arah Raden. "Ngapa, lo?"
Kepala Raden tergerak ke arah belakang, arah Rayya, "Tolongin Rayya, kaitan helmnya agak macet."
Sebenarnya Yumna mau tertawa geli saat Raden berkata demikian. Yumna memang datang menghampiri Raden terlebih dahulu baru laki-laki itu berani bicara. "Kenapa nggak lo aja sih yang benerin."
"Tangan gue sibuk pegang stang motor."
Yumna mendelik, "Bangsat emang, lo."
Tak lama terdengar bunyi 'klik'.
"Thanks, ya, Yum." kata Rayya dengan senyuman manisnya.
"Sama-sama, cuy."
Raden hanya memerhatikan mereka dari spion saja, tak berkomentar apa-apa.
"Hayuk jalan, Den!" ajak Hanif yang sudah memainkan gas motornya. Raden mengangguk lalu melebarkan pandangannya kepada teman-teman lainnya. Memeriksa mereka satu persatu.
"Fadlan!" Raden menatap laki-laki yang sudah nampak tampan dengan jaket kulitnya, "Pimpin doa."
Fadlan yang memang sudah memakai helm fullface-nya sedikit membuka kaca, "Temen-temen! Sebelum kita berangkat, disamping tetep patuhi rambu lalu lintas dan jaga kecepatan dengan standar yang baik, ada bagusnya kita juga berdoa. Semoga perjalanan kita kali ini diberikan kemudahan dan kelancaran dan selamat sampai tujuan-"
"AAMIINNN!!!"
"-berdoa menurut kepercayaannya masing-masing, dimulai."
Semuanya menundukkan kepala. Benar-benar khusyuk berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan mereka.
"Inget, ya! Paling depan itu ada Hanif dan paling belakang itu ada gue." kata Raden yang diangguki oleh teman-temannya, "Kalo ada sesuatu yang mengharuskan kalian berhenti, jangan lupa bunyiin klakson supaya ada temennya, nggak sendirian berhenti."
"SIAPP BABANG GANTENG!"
Nakula menggoyang-goyangkan motor Hasbi, niatnya sih supaya Hasbi jatuh, soalnya dia malu banget dengar teriakan memuakkan Hasbi.
"Let's go, brader!" teriakan heboh dari Luky membuat semuanya tertawa seraya masing-masing menarik tuas gas sepeda motor.
"Lo duduknya kesempitan nggak, Ya?"
Rayya terpaksa mencondongkan badannya ke samping agar mendengar apa yang dikatakan Raden.
Sekilas Raden tersenyum, lalu pemuda itu menolehkan sedikit wajahnya ke samping, ke arah Rayya memajukan badannya. "Lo duduknya kesempitan nggak?" tanya ulang Raden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Hati Raden | Mark Lee X Yeri Kim
FanfictionKehidupan seorang Raden Pangestu Adiwinata itu bentuknya horizontal. Datar. Flat. Siapa kira bahwa dipertengahan hidupnya, Raden mengalami metanoia. Menyebabkan dirinya mengubah dunia nyaman yang telah dibangun. Laki-laki itu juga lebih sering mende...