04 - Pulang Bareng
------------------------------
Rayya baru saja memejamkan matanya. Semilir angin dari air conditioner membuat tidur ayamnya menjadi nyenyak.
"Mengerikan sekali dirimu, baginda," Ajeng menggeleng dramatis melihat Rayya yang kelelahan.
Dalam tidur ayamnya, Rayya berdecak kesal, "Bacot!"
"Bolos aja sana, Ya," saran Ajeng, "Kali-kali absen lo jelek dimata kuliah Pak Dimi."
Mata Rayya langsung terbuka sempurna, "Stress lo!"
Ajeng hanya terkekeh membalas makian sahabatnya itu.
"Pak Dimi nggak masuk, gaes," seru Nur selaku koordinator kelas, "Pertemuan minggu ini dituker sama minggu depan. Nanti waktunya gue kabarin di grup aja ya."
"Ini beneran Pak Dimi nggak masuk, Nur?" tanya Ajeng memastikan.
Nur mengangguk, "Iya, soalnya anak sama istrinya sakit, beliau lagi sibuk ngurusin istri sama anaknya."
"YES!" Rayya berseru dengan heboh. Muka bantalnya berubah menjadi berseri-seri, "Emang ya, orang baik selalu aja ditolong Tuhan. DIA tau kalau hamba-Nya yang cantik ini butuh waktu istirahat."
"Giliran kayak gini aja bawa-bawa Tuhan." cibir Ajeng.
Rayya melirik ke arah Ajeng, "Atheis dilarang komen ya."
"Babi lo!"
Baru Rayya akan membalas hinaan Ajeng. Aksinya itu harus tertahan karena dering ponsel berwarna putih gading milik Rayya.
Dahinya sempat berkerut sebelum mengangkat panggilan tersebut.
Dia bingung ada apa gerangan si Yumna menelponnya.
"Hallo."
"Ya, lo lagi dimana?"
"Di kelas. Kenapa emangnya?"
"Ke sekre sini. Surat udah jadi belom?"
Seketika Rayya menepuk dahinya. Dia benar-benar lupa akan tugas perdananya itu, "Belom gue print lagi."
"Yaudah sini ke sekre, lo langsung print tuh surat."
"Oke-oke, otewe nggak pake rem bestie," dengan kekehan Rayya mengakhiri panggilan tersebut.
Ajeng menatap Rayya dengan satu alis terangkat. Perempuan itu bingung melihat Rayya yang bahagia sekali mendapat telpon tersebut.
"Gue ke sekre dulu yaw," pamitnya lalu membereskan buku dan alat tulisnya.
"Iya banget yang sekarang aktivis kampus, ada waktu kosong langsung ke sekre."
Rayya tersenyum simpul, "Abis gimana, ya? Sekre gue kumpulan dewa-dewi sih. Jadi pengen ke sana terus bawaannya."
"Tai kali."
Sembari menjulurkan lidah, Rayya bergegas keluar kelas dan berjalan menuju sekre BEM Univ yang berada di samping lapangan utama kampus. Dihimpit dengan gedung fakultas pertanian dan fakultas kesehatan.
------------------------------
Sesampainya di sekretariat BEM Univ.
Ruangan itu cukup ramai. Diisi oleh para anggota baru kabinet AKSI dibawah pimpinan Raden Pangestu Adiwinata.
Kebisingan terjadi karena besok, semua anggota kabinet AKSI akan dilantik. Tentu, senang dan gugup mendominasi.
"Gue takut besok belibet ngomongnya, anjir." keluh Hanif, sang waketum BEM Univ.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Hati Raden | Mark Lee X Yeri Kim
FanfictionKehidupan seorang Raden Pangestu Adiwinata itu bentuknya horizontal. Datar. Flat. Siapa kira bahwa dipertengahan hidupnya, Raden mengalami metanoia. Menyebabkan dirinya mengubah dunia nyaman yang telah dibangun. Laki-laki itu juga lebih sering mende...