ᴘᴇʀʟᴜ ᴅɪᴋᴇᴛᴀʜᴜɪ, ʟᴀᴛᴀʀ ᴛᴇᴍᴘᴀᴛ ᴅᴀʟᴀᴍ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ʜᴀɴʏᴀʟᴀʜ ғɪᴋsɪ (ᴛɪᴅᴀᴋ ɴʏᴀᴛᴀ). ᴘᴇɴᴜʟɪs ᴛɪᴅᴀᴋ ᴍᴇᴍᴀsᴜᴋᴋᴀɴ ᴜɴsᴜʀ ᴅᴀʀɪ ɴᴀᴍᴀ-ɴᴀᴍᴀ ɴᴇɢᴀʀᴀ/ᴋᴏᴛᴀ ᴅɪ ᴋᴇʜɪᴅᴜᴘᴀɴ ɴʏᴀᴛᴀ.
[1] : Sudut Pandang orang pertama
[2] : Sudut Pandang orang kedua
[3] : Sudut Pandang orang ketiga#####
[1]
Rebecca Valentine
Putih...
Warna itu sekarang menjadi satu-satunya warna yang mengelilingi ku saat ini. Diatas brankar rumah sakit, aku terbaring hampir mati dengan dikelilingi orang-orang berpakaian putih yang terus mendorong brankar itu menuju sebuah ruangan.
Aku merasa sesak oleh rasa sakit yang kurasakan di setiap bagian dalam tubuhku terutama perut, rasanya seperti tubuhku sedang dileburkan dari bagian dalam dan bagian luar. Aku bahkan tidak bisa lagi menggambarkan bagaimana dan seperti apa rasa sakit itu, dan secara perlahan pandangan ku mulai memudar...
"Becca!"
Suara seorang pria telah berhasil menyadarkan ku, aku mencoba membuka mataku sedikit lagi dengan sisa-sisa tenaga yang ku miliki hanya untuk memastikan suara siapa itu. Di sana seorang pria dengan penampilan acak sedang memandangi aku dengan wajah putus asa yang membiru.
Mata hijaunya terlihat berkaca-kaca, rambut gandumnya tak tersisir dengar rapih, bahkan bawah matanya terlihat menghitam seperti seseorang yang tidak tidur selama berhari-hari. Aku terus memandanginya dalam diam, seolah-olah tubuhku mengingat sesuatu tentangnya. Aku ingin tahu siapa dia... Antusiasme yang aneh ini tak dapat mereda bahkan setelah kesadaran ku perlahan-lahan memudar.
Siapa kau...?
Sekali lagi, aku membuka mataku di bawah sebuah lampu besar ruang operasi yang diarahkan ke padaku. Orang-orang itu masih mengelilingiku, namun kali ini mereka semua menutupi tubuh dan wajahnya dengan sebuah masker.
Aku bisa merasakan dengan samar sentuhan sebuah pisau tajam yang berputar menyayat daging yang membalut tulang dalam tubuhku. Orang-orang ini sedang berusaha mengambil sesuatu dari dalam tubuhku...
Sebelum aku menyadari dan memprosesnya dalam otakku, kesadaran ku lagi-lagi hilang. Seolah-olah itu diambil dengan paksa hingga aku harus menutup kedua mataku kembali.
***
[3]
Seorang wanita tengah terbaring diatas brankar yang terus di dorong kencang menuju ruang operasi. Selimut putih yang menutupi perut besarnya berubah warna menjadi merah oleh darah segar yang terus mengalir.
"Pendarahannya tidak berhenti dan justru semakin banyak! Dalam kasus ini, pasien bisa mati karena kehabisan darah."
"Dalam riwayat medisnya, dia memiliki dinding rahim yang sangat tipis, sangat berbahaya untuk melahirkan secara normal! Di tambah, endometrium nya juga tidak terlihat normal."
KAMU SEDANG MEMBACA
GLORIA VICTIS | Dewasa
Romance⛔ 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐮𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧, 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐤𝐨𝐬𝐚𝐚𝐧, & 𝐌𝐚𝐧𝐢𝐩𝐮𝐥𝐚𝐬𝐢 Sebagai anak haram dari Ayah yang sama dengan Ressyla(32), Rebecca(19) harus hidup mengikuti semua kemauan Ressyla termasuk menikah dengan Adik bungsu d...