"Se-Sekarang? Di sini?"
"Apa lagi memangnya yang bisa dilakukan dua orang dewasa di dalam kamar saat malam hari? tanya Aarseth dengan nada rendah, senyum tipisnya terus merekah membawa kecurigaan bagi orang yang melihatnya, namun tidak dengan Rebecca, gadis itu terlalu polos dan lugu hingga tak dapat melihat kejanggalan di hadapannya.
Rebecca memiringkan kepalanya ke samping, "Tidur...?" jawabnya pelan.
"Haha... Kau benar, tidur. Pffft--Haha..." Aarseth tertawa renyah.
"Mengapa Anda tertawa?" tanya Rebecca bingung. Apa yang membuat pria itu tertawa? Apakah ada yang lucu di sini? Pikirnya.
"Hanya... Aku baru saja menangkap arti kata 'Tidur' dan 'Ditiduri', aku rasa dua kata itu lebih baik daripada bercinta, mungkin?" jawab Aarseth yang memelankan suaranya tepat saat kata bercinta, hal itu membuat Rebecca kesulitan untuk mendengarnya.
Rebecca menautkan kedua alisnya menunjukkan raut wajah penuh rasa bingung, "Apa yang dia bicarakan? Aku tidak mengerti..." - gumam Rebecca dalam hati.
***
Setelah beberapa menit mengobrol, pada akhirnya Aarseth menyuruh Rebecca untuk segera tidur karena ia akan segera pergi sebelum matahari terbit. Menyadari telah menyita lebih banyak waktu istirahat pria itu, Rebecca merasa bersalah, gadis itu akhirnya menurut untuk segera berbaring dan tidur.
Malam yang sunyi itu tak menjadi masalah bagi Rebecca. Kenyataannya, kali ini rasa kantuk dan lelahnya mulai datang, hal itu membuat Rebecca mau tak mau segera terlelap dalam tidurnya. Wajah yang sebelumnya dipenuhi kecemasan sekarang terlihat lebih santai.
"Nghh..." lenguh Rebecca dalam tidurnya.
Detik demi detik berlalu membawa keheningan suasana di tengah gelapnya malam. Suara langkah kaki yang samar mendekat tanpa terdengar oleh telinga Rebecca, gadis itu masih tetap memejamkan matanya dengan kenyamanan penuh, seolah-olah ada mimpi indah yang tengah ia nikmati saat ini hingga membuatnya tak ingin bangun.
Siluet bayangan hitam menutupi setengah tubuh Rebecca dari cahaya bulan yang masuk melalui gorden jendela transparan, bayangan yang besar dan tinggi membentuk perawakan tubuh dari seorang pria. Bayangan itu masih terdiam di tempatnya untuk beberapa saat, tak ada yang ia lakukan selain berdiri di samping tempat tidur dimana ada Rebecca di dalamnya.
Tanpa disadari, selimut yang menutupi tubuh Rebecca mulai turun sedikit demi sedikit hingga akhirnya melepaskan tugasnya untuk menghangatkan dan menutupi tubuh seseorang. Kini, seluruh tubuh Rebecca sudah tak lagi tertutupi oleh kain tebal itu, gadis itu hanya memakai kaos putih yang kebesaran serta celana boxer merah yang menutupi paha putih hingga lututnya.
Rebecca tak juga bergerak dari tempatnya, gadis itu masih tertidur dengan sangat lelap. Sampai saat sebuah gerakan kecil mulai terasa sedikit menggelitik di beberapa bagian tubuh tertentu, gerakan kecil itu membuat kaos yang dipakai Rebecca dinaikkan secara perlahan hingga menampilkan perut putihnya sampai ke atas pusar.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLORIA VICTIS | Dewasa
Storie d'amore⛔ 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐮𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧, 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐤𝐨𝐬𝐚𝐚𝐧, & 𝐌𝐚𝐧𝐢𝐩𝐮𝐥𝐚𝐬𝐢 Sebagai anak haram dari Ayah yang sama dengan Ressyla(32), Rebecca(19) harus hidup mengikuti semua kemauan Ressyla termasuk menikah dengan Adik bungsu d...