Gloria Victis 07 - Terlalu Polos?

3.6K 351 205
                                    

Setelah melepaskan atasannya, Aarseth berjalan ke arah kamar kecil yang terletak di dalam ruangan. Begitu pria itu sampai di depan pintu kamar mandi, ia menyempatkan diri untuk menghentikan langkahnya lebih dulu sebelum masuk ke dalam.

Aarseth berbalik menatap ke arah Rebecca yang masih terdiam di depan pintu tanpa melakukan apapun, wajah gadis itu masih menoleh ke arah lain, namun dari tempatnya ia bisa melihat rona merah samar di tengkuk dan telinga gadis itu.

"Kau bisa duduk dimana pun kau mau." ucap Aarseth dengan senyum tipis, "Ah, tapi jangan berpikir untuk mencuri sesuatu, karena aku paling tidak tahan dengan tangan yang panjang."

Rebecca tersentak, ia segera menoleh ke arah Aarseth, "A-Aku bukan pencuri--"

Ucapan Rebecca terhenti begitu saja kala ia tak sengaja melihat Aarseth yang bertelanjang dada, pipi gadis itu segera dibuat memerah seperti sebuah tomat ditengah musim panen. Mengapa ia harus melihat semua itu? Dari banyaknya pria, mengapa Kakak iparnya justru jadi pria pertama yang pernah ia lihat tubuh bagian atasnya? Ini jelas sangat canggung.

Suara tawa renyah tiba-tiba terdengar.

"Aku tidak tahu kau orang yang cukup bersemangat, haha..." ucap Aarseth dengan tawa rendah diujung kalimatnya, pria itu jelas tengah mengejek Rebecca, dan ia sengaja melakukannya.

"Ja-Jangan bicara padaku!" seru Rebecca malu.

"Benarkah? Betapa kejamnya... Padahal akulah yang mengeluarkan mu dari tempat itu." Aarseth berlagak seakan menjadi seseorang yang begitu menyedihkan, namun itu terlihat sebaliknya bagi Rebecca, entah bagaimana pria itu jadi terlihat sangat menyebalkan sekarang.

"U-Ughh... Mengapa dia terus berbicara omong kosong...!?" - batin Rebecca.

"Melihat wajahmu yang semakin memerah, aku jadi khawatir itu akan meledak." ucap Aarseth, "Yah... Kalau begitu aku akan masuk sekarang."

Setelah mengatakan itu, pria jahil itu akhirnya masuk ke dalam kamar kecil, meninggalkan Rebecca yang masih terdiam di tempat dengan pipi yang memerah.

"I-Ini memalukan..." - batin Rebecca.

***

- Kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Kamar

   Heningnya suasana membawa ketidaknyamanan diantara dua orang yang saat ini sedang terduduk di tepi tempat tidur. Di tempatnya, Rebecca terdiam dengan penuh rasa gugup bercampur rasa canggung sementara di sebelahnya ada seorang pria tampan yang merupakan Aarseth, Kakak iparnya.

Tangan Aarseth dengan begitu telaten tengah membalur obat untuk telapak tangan Rebecca yang lecet karena memukul-mukul pintu dengan kencang, begitu juga dengan pipi dan dagunya yang memar.

"Mengapa dia sampai repot-repot? Sepertinya dia tidak mirip dengan Ashan Muller..." - Rebecca membatin.

Aroma sabun mandi yang harum dan ringan tercium sampai ke ujung hidung, entah bagaimana baunya hampir seperti penenang yang dapat membawakan ketenangan untuk Rebecca.

GLORIA VICTIS | DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang