"Haa..."
"Ahh... Ya, disana. Angghh--Sangat dalam."
Rebecca terdiam, tubuhnya memaku dengan mata yang menatap lurus ke depan, "..."
"Ini sangat enak, ahh! Lagi... Beri aku lebih, ungh! Kolonel, lebih cepa--ahh!"
***
Suara erangan dan desahan yang tertahan mengalun dengan sangat jelas di telinga Rebecca, suara yang begitu nakal dan terkesan cabul. Di tempatnya, Rebecca hanya terdiam memaku, tangannya tergerak meremas totebag di pelukannya.
"Uunghh..."
"Haa..."
"Ahh--Anghh! Uuhhh...!"
Sorot mata Rebecca tertuju pada dua orang yang saat ini tengah bercinta di atas meja kerja, seorang gadis berambut pendek mengerang nikmat dengan kaki yang mengangkang lebar, dan diantara kakinya, seorang pria berambut pirang dengan pakaian militer terus menggerakkan pinggulnya tanpa henti hingga menciptakan suara cabul yang memalukan untuk di dengar.
"Uhhh...! Aaahhh! Ahh--Kolonel! Lagi, ini sangat nikmat...!"
Dua orang itu mulai mendekatkan wajah mereka seolah hendak berciuman, begitu sang pria telah menundukkan wajahnya sambil menatap lurus ke depan, ekor matanya seolah menangkap sesuatu. Pria itu mulai mengalihkan pandangannya ke bawah, di menit yang sama, tatapannya segera bertemu dengan tatapan mata amber milik Rebecca yang saat ini ada di belakangnya.
Rebecca tersentak begitu tatapan mereka tak sengaja terhubung.
Beberapa waktu berlalu, mereka masih saling tatap untuk beberapa saat tanpa ada tanda-tanda ingin berbicara satu sama lain. Dengan bibir yang terasa kelu tanpa adanya suara yang bisa dikeluarkan, Rebecca mulai memundurkan langkahnya gentar. Totebag berisi berkas yang sebelumnya ia bawa terjatuh ke lantai, hal itu membuat Rebecca terkesiap ditempatnya.
Rebecca mengalihkan tatapannya ke arah lantai sebelum kembali mendongak menatap pria yang bukan lain adalah Aarseth di depan sana. Tak kuasa menahan perasaan gugupnya yang semakin menjadi, tanpa berpikir panjang Rebecca segera berbalik meninggalkan totebag itu dan keluar dari dalam tenda secepat mungkin.
Rebecca berlari kencang diantara banyaknya tenda, gadis polos itu teringat kembali akan pemandangan tak senonoh yang baru saja ia saksikan. Tatapan mata hangat yang selalu disorotkan padanya berubah penuh nafsu yang memuncak. Kenyataannya, ekspresi wajah yang terlihat tegas itu seakan tanpa celah, perubahan ekspresi yang terlihat buruk untuk dilihat seolah dapat menghancurkan mental seseorang. Sungguh, Aarseth tamak seperti seseorang yang saa sekali berbeda.
"Apa yang salah... Dia masihlah orang yang sama. Tapi..." - batin Rebecca.
Rebecca menatap kosong ke depan, ingatan kotor itu terus melintas di kepalanya seperti sebuah klip rusak yang berulang berkali-kali. Rebecca memejamkan matanya mencoba menghilangkan ingatan itu, namun hasilnya nihil, tatapan yang Aarseth perlihatkan kepadanya berhasil mengingatkannya akan kejadian itu.
"Dia... Masihlah seorang pria..." lanjut Rebecca dalam hati.
Rebecca menghentikan sebuah taxi yang melaju di jalan raya, gadis itu segera memasuki taxi dan pergi meninggalkan kamp militer dengan perasaan campur aduk. Di dalam mobil, jantungnya terus berdegup kencang sebagai pertanda akan keterkejutan yang ia alami.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
GLORIA VICTIS | Dewasa
Romance⛔ 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐮𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧, 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐤𝐨𝐬𝐚𝐚𝐧, & 𝐌𝐚𝐧𝐢𝐩𝐮𝐥𝐚𝐬𝐢 Sebagai anak haram dari Ayah yang sama dengan Ressyla(32), Rebecca(19) harus hidup mengikuti semua kemauan Ressyla termasuk menikah dengan Adik bungsu d...