Wattpad Original
Ada 6 bab gratis lagi

Bab 3

70.2K 5.2K 71
                                    

"Pak, bisa nggak jangan bercanda? Masih pagi ini."

"Kamu pikir aku bercanda?"

"Tentu saja. Nggak mungkin orang baru pertama ketemu langsung ngajak nikah."

"Memangnya salah?"

"Yah, bagaimana? Salah pokoknya."

"Kok bisa? Bukannya kamu sudah jadi mamanya Fino?"

Summer mengeluh dalam hati, mencoba menelan bubur di bawah tatapan Jayden yang tajam. Ia tahu, laki-laki itu sedang menggodanya. Yang Jayden tidak tahu adalah, godaan itu membuatnya salah tingkah.

"Mama, mau telul." Fino menunjuk sate telur puyuh.

Summer mengambil, mengiris jadi dua dengan sendok dan menyuapkan ke mulut Fino. "Enak?"

Fino mengangguk. "Enak, Mama."

Jayden berdehem, meneguk kopinya yang mulai mendingin. "Sayang sekali, kamu menolakku. Padahal, Fino sudah menganggap mama."

"Aduh."

"Kenapa? Kamu nggak mau jadi mama Fino?"

"Bu-bukan begitu, Pak. Tapi—" Wajah Summer memerah.

Jayden tertawa keras. "Sudah, habiskan sarapanmu."

Summer berusaha menelan buburnya, menatap mangkok yang tersisa setengah. Ia tidak berani mengangkat wajah dengan Jayden yang terus menatapnya. Perempuan mana yang tidak tergoda saat ada laki-laki tampan, dengan senyum menawan, menatap dengan pandangan intens. Bahkan Summer yang selama ini tidak pernah ingin dekat dengan laki-laki, merasa hatinya tergetar tidak nyaman.

Terdengar langkah kaki mendekat. Yanti mengangguk ke arah Jayden. "Pak, Fino sudah telat."

"Biar diantar sopir. Ayo, Fino. Sekolah."

Fino menggeleng. "Nggak mau, pingin sama mama."

"Mama Summer harus pulang."

"Fino ikut."

"Nanti, Sayang. Sekarang sekolah dulu."

Melihat bocah itu seperti enggan berpisah dengannya, Summer mengusap rambutnya dengan lembut. "Fino, Sayang. Sekolah dulu, besok-besok aku yang anterin." Summer enggan menyebut dirinya mama, karena menurutnya itu aneh.

"Mama antelin Fino?"

"Iya, besok-besok. Sekarang berangkat sendiri dulu."

Setelah dibujuk, Fino akhirnya setuju untuk berangkat sendiri. Berpamitan dengan sang papa, mengecup pipi Summer, Fino menuju ke mobil sambil melambai dengan wajah gembira.

Summer tanpa sadar tersenyum, tangannya terangkat ke udara dan membalas lambaian Fino dengan semangat. Ia selalu menyukai bocah itu. Periang, pintar, dan menggemaskan.

"Anakku sudah pergi, waktunya urusan kita berdua."

Summer menoleh ke arah Jayden dengan kaget. "U-urusan apa, Pak?"

"Kamu dan aku, kita," jawab Jayden tenang.

"Emangnya kita berdua ada urusan apa?"

"Pernikahan tentu saja, Summer."

Melihat wajah Summer yang bingung, Jayden tertawa terbahak-bahak. "Jangan takut! Aku nggak akan menikahi perempuan yang belum siap untuk diajak menikah. Duduklah di sofa ruang tengah, dan tunggu aku sebentar."

Jayden menghilang ke kamar, tertinggal Summer sendirian di sofa. Sedikit meringis karena dengkulnya yang mendadak perih. Ia melihat beberapa bekas goresan di sana. Sepertinya karena lantai.

Duda Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang