9

800 80 8
                                    

Waktu terus berjalan. tak terasa sudah dua bulan lebih yoongi bekerja di restoran keluarga Jung. "Yoon ayo makan malam dulu, setelah itu kau baru boleh pulang." Ucap nyonya Jung

'Nee eomma..." Jawab yoongi

Setelah selesai makan malam. hoseok mengantarkan yoongi sampai di depan rumahnya. Yoongi masuk kedalam rumah. Tiba tiba saja sebuah suara mampu menghentikan langkahnya

"Yak sialan!! Kau darimana saja?!" Teriak  seokjin marah. Tentu saja seokjin marah. Karna ia baru pertama kali mendapati sang adik pulang malam

"Apakah kau baru ingat pulang?! Kukira kau benar benar meninggalkan rumah ini. Tapi bukan kah itu bagus?" namjoon


"Namjoon Hyung... bukan kah bagus kalau dia pergi dari kehidupan kita" Jimin

Yoongi hanya bisa menggigit bibir bawahnya, dia terlalu lelah karna terus terusan disalahkan oleh Hyung nya, atas kesalahan yang sama sekali bukan salah nya

" Hey bocah!!! Kau tuli atau apa? kau pikir kami patung hah!! Yak jawab kami."Namjoon menarik tangan yoongi lalu mendorong nya keras menghantam tembok.


Yoongi meringis menahan sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya. yoongi bangun dan mulai menatap ke tiga Hyung nya itu.

"Aku janji Hyung, setelah ini aku tidak akan pernah merepotkan kalian lagi." Kata yoongi dengan air mata yang mulai mengalir dari sudut matanya

"Terserah kami tidak perduli. Hiduplah sesukamu, dan kuharap kau tidak akan lagi mengusik hidup kami." Ucap seokjin

"Hyung kalau aku mati, apa kalian
Akan menangisi ku?" Tanya yoongi pada ketiga hyungnya

"Tchih.. tidak akan" Sahut mereka bertiga. Yoongi berlari menuju kamar nya. Setelah kejadian tadi kini mereka bertiga kembali keruang tengah untuk menonton tv

Ruang keluarga kini terasa tenang. Tanpa ada nya celotehan apapun.

"Hyung... kurasa ada yang tidak beres dengan yoongi." Ucap Jimin memecah keheningan yang terjadi di antara mereka

"Ya.... Sepertinya kau benar Jim." Timpal namjoon.


"Tapi aku tidak perduli. untuk apa kita mencemaskan anak pembawa sial itu." Ujar namjoon

"Namjoon jaga ucapan mu. Bagaimana pun juga, yoongi itu adik kita." Ucap seokjin menahan emosi

"YA... dia memang adik kita. bahkan jika kita tidak menganggap nya adik Itupun tidak akan menjadi masalah kan?" ucap Namjoon dan langsung beranjak menuju kamarnya.

"Berpikirlah dulu sebelum mengeluarkan kata kata mu, hyung. Gara gara dirimu. Namjoon hyung jadi marah." Ucap Jimin sambil menepuk bahu seokjin dan berlalu ke kamar nya.

Kini hanya tinggal seokjin seorang diri diruang keluarga. Terlihat dari raut wajah nya, bahwa dia sedang mencemaskan sesuatu.

"Mereka benar untuk apa aku mencemaskan anak sialan itu?" Ucap nya lalu pergi meninggal kan ruang keluarga itu.


-
-
-
-
-
-



Dikamar


"ARHGH......."


"Kenapa ini semakin menyulitkan?"
Ia menggeram sambil mengacak ngacak rambut nya

"Yoon... Hyung merindukan mu, kau tau sebenar nya hyung tak benar benar membencimu. Akan tetapi. setiap kali aku melihatmu. Kenangan tentang kepergian orang tua kita selalu melintas di kepalaku.
Itu lah yang membuat ku tak suka melihat mu.
Tapi kalau boleh jujur, aku sangat menyayangi mu. Yoon tolong maafkan hyung." Monolog nya, dan berhasil membuat satu bulir kristal bening meluncur membasahi pipi nya.

Namjoon yang mendengar teriakan dari kamar Jimin pun, langsung bergegas lari masuk ke kamar Jimin.

"Jim..." panggil nya. Yang di panggil pun merasa terkejut.

"Hyung apa yang kau lakukan? Kenapa kau terlihat terengah-engah. seperti orang yang dikejar hantu saja." Ucap Jimin sambil menatap namjoon

"Yak se enak nya saja kau bicara. Hyung mu ini tidak takut hantu, asal kau tau." Kesal namjoon

"Lalu kenapa Hyung sampai  terengah-engah seperti ini?" Tanya  Jimin pada namjoon

"....Semua ini gara gara kau" tunjuk namjoon pada Jimin

"H-hah aku? Memang nya aku kenapa Hyung?" Tanya Jimin


"Aku mendengar mu berteriak. Hyung takut terjadi sesuatu padamu. Untuk itu Hyung langsung berlari ke kamar mu." Namjoon mendengus pelan

"Jim memang nya kau tadi kenapa? kenapa kau berteriak sekencang itu?"

"Aku frustasi hyung." Ujar Jimin

"Kau frustasi kenapa?"

"Aku frustasi. Setiap aku melihat anak pembawa sial itu. Aku slalu saja teringat tentang kematian ke dua orang tua kita."


"Sudahlah Jim. Tidak usah dipikirkan. Lebih baik kita tidur, bukan kah besok kau ada jadwal kuliah pagi."

"Baiklah hyung... aku akan segera tidur. Hyung juga harus tidur. Bukan nya besok Hyung harus pergi ke kantor?"

"Eemmm...." Ucap nya singkat lalu pergi meninggal kan kamar Jimin.





****BERSAMBUNG***



Buat yang udah mampir makasi ya

See you next time

💜💜💜💜💜💜💜

I hate my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang